KAISAR ROMAWI PANGGIL ABU SUFYAN SOAL SURAT NABI
Oleh:
Drs. HM. Yusron Hadi, M.M.
Zaid
bin Tsabit
Salah satu
penulis wahyu yang cerdas.
Nabi Muhammad
perintah Zaid bin Tsabit untuk belajar bahasa asing.
Agar bisa
kirim surat pada pemimpin bangsa lain.
Zaid bin
Tsabit mampu kuasai bahasa asing dengan cepat.
Hanya
sekitar 17 hari saja.
Tahun
6 Hijriah.
Nabi Muhammad
usia 59 tahun.
Nabi kirim
surat kepada;
1)
Raja
Najasyi di Habasyah (Ethiopia).
2)
Raja
Muqauqis di Mesir.
3)
Raja Kisra di Persia.
4)
Kaisar
Romawi di Syam (Palestina).
Nabi ajak
mereka masuk Islam.
Nabi punya stempel.
Pakai cincin
perak.
Tulisan
bahasa Arab.
Dibaca
dari kanan ke kiri.
Mulai
dari bawah ke atas.
Bertulisan, ”Muhammad Rasul Allah”.
Disusun 3 baris.
Baris
bawah, “Muhammad”.
Baris
tengah, “Rasul”.
Baris atas,
“Allah“.
Nabi kirim
surat kepada pemimpin lain.
1)
Al-Mundzir
bin Sawa.
Pemimpin Bahrain.
2)
Haudzah
bin Ali Hanafy.
Pemimpin Yamamah.
3)
Al-Haris
bin Abu Syamr.
Pemimpin Damaskus.
4)
Jaifar.
Raja Oman.
Nabi
ajak mereka memeluk agama Islam.
Nabi
Muhammad kirim surat .
Kepada
Raja Heraklius di Romawi.
Wilayah
amat jauh dari Madinah, Arab Saudi.
Lebih
dari 1.000 km.
Isi
surat Nabi Muhammad.
Bismillahir-rahmanir-rahim.
Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Dari
Muhammad bin Abdullah.
Kepada
Heraklius pemimpin Romawi.
Kesejahteraan bagi siapa pun yang mengikuti
petunjuk.
Masuklah
Islam.
Niscaya
Allah akan melimpahkan pahala kepada Tuan Raja dua kali lipat.
Namun,
jika Tuan Raja berpaling, maka Tuan Raja akan menanggung dosa rakyat Asiriyin.
Nabi
Muhammad.
Kutip surah
Ali Imran (Surah ke-3) ayat 64.
قُلْ
يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَىٰ كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ
أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ
بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ ۚ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا
اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ
Katakan: "Hai Ahli Kitab, mari (berpegang) kepada suatu
kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa
tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun
dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian lain sebagai tuhan selain
Allah". Jika mereka berpaling maka katakan kepada mereka: "Saksikan,
bahwa kami adalah orang berserah diri (kepada Allah)".
Surat Nabi diantar Dihyah bin Khalifah.
Pada saat
bersamaan.
Kafilah
pedagang Quraisy Mekah.
Berada
di Syam (Palestina).
Abu
Sufyan, pemimpin kafilah.
Cerita
kisahnya.
Bertemu
Raja Heraklius.
Abu
Sufyan dan rombongan.
Dipanggil
Raja Heraklius di Palestina.
Abu Sufyan diundang rapat.
Dalam pertemuan
pejabat Romawi.
Raja
Heraklius.
Pakai penerjemaah
bahasa.
Raja
Heraklius bertanya,
“Siapakah
di antara kalian.
Saudara
dekat .
Orang
mengaku Nabi?”
Abu
Sufyan menjawab,
“Saya,
Tuan Raja”.
Mendekatlah
kemari,” perintah Raja Heraklius.
Raja Heraklius bertanya,
“Bagaimana
garis keturunannya.
Di tengah
kalian?”
“Dia
orang terpandang di antara kami,” jawab Abu Sufyan.
Raja
Heraklius melanjutkan,
“Apakah pernah ada orang.
Yang
berkata seperti itu sebelumnya?”
“Tidak
ada,” jawab Abu Sufyan.
Raja Heraklius bertanya,
“Apakah
bapak-bapaknya dulu.
Ada
yang jadi raja?”
Tidak
ada, ”jawab Abu Sufyan.
“Apakah
para pengikutnya.
Orang
terhormat.
Atau
orang lemah?” lanjut Raja.
Abu
Sufyan menjawab,
“Para
pengikutnya.
Orang-orang
yang lemah.”
Raja Heraklius bertanya,
”Apakah
jumlah pengikutnya.
Makin
hari makin berkurang.
Atau
bertambah?”
“Pengikutnya
makin bertambah,” jawab Abu Sufyan.
“Apakah
pengikutnya.
Ada
yang keluar karena benci.
Setelah
masuk agama itu?” tanya Raja.
“Tidak
ada,” jawab Abu Sufyan.
“Apakah dia seorang pembohong?” tanya
Raja.
Abu
Sufyan menjawab, “Tidak”.
Raja bertanya,
“Apakah dia pernah berkhianat?”
“Tidak
pernah,” jawab Abu Sufyan.
Raja
Heraklius bertanya lagi,
”Apakah
kalian pernah memeranginya.”
“Ya,” jawab
Abu Sufyan.
Raja bertanya,
“Bagamana
cara kalian memeranginya?”
Abu
Sufyan menjawab,
“Peperangan
kami dengan dia bergantian.
Terkadang
dia menang.
Tapi
terkadang kami menang.”
Raja melanjutkan,
“Apa
yang dia perintahkan kepada kalian?”
Abu
Sufyan menjawab,
“Dia
berkata, sembahlah Allah semata.
Jangan
menyekutukan sesuatu dengan-Nya.
Dia
menyuruh kami salat, sedekah, menjaga keselamatan diri.
Menjalin
hubungan persaudaraan.“
Raja Heraklius berkata,
“Jika
yang kamu katakan itu benar.
Maka
dia akan menguasai tempat kakiku berpijak saat ini.
Jauh
sebelumnya.
Aku
sudah menduga dia akan muncul.
Tapi, aku tidak menyangka dia berasal dari kalian.
Seandainya,
aku bebas bertemu dengannya. Aku memilih bertemu dengannya.
Andaikan
aku berada di dekatnya.
Aku
akan membasuh kedua kakinya.”
Raja
Herkalius minta surat Nabi.
Raja
membacanya.
Setelah
itu.
Terdengar
suara gaduh.
Rombongan Abu Sufyan.
Dibawa
keluar dari ruang pertemuan.
Abu Sufyan berkata,
“Sejak
saat itu.
Aku
yakin Nabi Muhammad akan menang”.
Akhirnya.
Beberapa
tahun kemudian.
Abu
Sufyan masuk Islam.
Alhamdulillah.
Daftar
Pustaka
1.
Syaikh
Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta.
2006.
2.
Ghani,
Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2017.
3.
Ghani,
Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2017.
0 comments:
Post a Comment