Monday, February 10, 2025

39467. BAHAGIA AKHIRAT JIKA KEBAIKAN LEBIH BESAR

 


ORANG BAHAGIA AKHIRAT JIKA KEBAIKAN LEBIH BESAR

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

Al-Quran melukiskan orang dikendalikan nafsu dan dikuasai bayangan kekayaan material.

 

Manusia sangat angkuh dan berlaku sewenang-wenang.

 

Menduga bahwa kemampuannya akan mengabadikannya.

 

 

Akhirnya dia berpaling membelakangi Tuhannya.

 

Will Durant berpendapat.

1)        Agama tidak dapat tumbuh subur pada saat kemajuan material membumbung tinggi.

 

2)        Ketika itu manusia biasanya membebaskan diri dari ikatan rohani.

 

 

3)        Manusia menciptakan falsafah dan pandangan hidup yang dijadikan dalih untuk meninggalkan tuntunan agama.

 

Pandangan pakar yang hidup di tengah-tengah peradaban Barat ini terbukti kebenarannya di Barat dan sejalan dengan informasi yang disampaikan oleh Al-Quran di atas.

 

Hal ini bukan berarti bahwa Al-Quran menilai harta benda sebagai sesuatu yang jelek dan harus dihindari, karena Al-Quran menamakan harta dengan “al-khair” yang artinya “kebaikan”.

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) surat 180.

 

كُتِبَ عَلَيْكُمْ إِذَا حَضَرَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ إِنْ تَرَكَ خَيْرًا الْوَصِيَّةُ لِلْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ بِالْمَعْرُوفِ ۖ حَقًّا عَلَى الْمُتَّقِينَ

 

        

Diwajibkan atasmu, apabila seorang di antaramu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika dia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara makruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.

 

Al-Quran mengecam perlombaan penumpukan harta kekayaan untuk berbangga, kesombongan, dan berfoya-foya, serta mengabaikan kelompok yang miskin.

Nabi Muhammad bersabda,

”Salah satu yang paling kutakuti menimpa kalian adalah gemerlapan harta benda."

 

Seorang sahabat bertanya,

”Wahai Nabi, apakah al-khair (sesuatu yang baik) dapat berbuah kejelekan?"

 

Nabi Muhammad bersabda,

”Kebaikan akan membuahkan kebaikan, tetapi terdapat tumbuh-tumbuhan yang dapat membinasakan manusia, terdapat binatang yang melahapnya sampai kenyang, dan kotorannya berceceran yang dapat membahayakan manusia”.

 

Nabi Muhammad bersabda,

”Jika kamu melahap suatu makanan, maka kamu merasakan kelezatan, tetapi apabila dengan ikhlas kamu menyerahkan sebagian makanan tersebut kepada orang yang membutuhkan, kamu akan ikut merasakan kebahagiaan yang dirasakan oleh orang lain”.

 

Kebahagiaan adalah dambaan tiap orang.

 

Jika setiap orang bersedia mengurangi sebagian haknya dan menambahkan kewajibannya, maka orang tersebut akan merasakan kebahagiaan yang lebih.

 

Kemajuan dan kebahagiaan seseorang jangan hanya diukur dengan berikut ini.

 

1)        Penambahan kekayaan.

2)        Peningkatan pelayanan.

 

3)        Kecepatan bergerak.

4)        Tetapi juga harus diukur dengan kebebasan dari perasaan takut terhadap penderitaan dan kecemasan lahir  batin.

 

Al-Quran jelaskan.

Orang bahagia di akhirat.

 

Jika timbangan kebaikannya.

Lebih berat daripada kejelekannya.

 

Al-Quran surah Al-Mukminun (surah ke-23) ayat 102-103.

 

فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ فِي جَهَنَّمَ خَالِدُونَ

     

Barang siapa berat timbangan (kebaikan) nya, maka mereka orang yang dapat keberuntungan. Dan barang siapa ringan timbangannya, maka mereka orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahanam.

 

 

Daftar Pustaka

1.     Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   

2.     Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.     Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.     Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.     Tafsirq.com online

 

0 comments:

Post a Comment