Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tuesday, August 1, 2017

163. KOREL

KORELASI AL-QURAN DENGAN SAINS
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Beberapa orang bertanya,”Tolong dijelaskan Korelasi antara Al-Quran dengan Sains Modern? Profesor Quraish Shihab menjelaskan tentang Korelasi antara Al-Quran dengan Sains Modern.
     Korelasi merupakan hubungan timbal balik atau sebab akibat. Korelasi antara Al-Quran dengan Sains Modern adalah hubungan timbal balik atau sebab akibat antara Al-Quran dengan sains modern.
      Sains ialah pengetahuan sistematis yang diperoleh dari suatu observasi, penelitian, dan uiji coba yang mengarah pada penentuan sifat dasar atau prinsip sesautu yang sedang diselidiki, dan dipelajari. Sains merupakan ilmu pengetahuan pada umumnya.
     Menurut para ulama  Korelasi antara Al-Quran dengan Sains Modern minimal dua hal pokok. Yaitu Al-Quran mendorong kemajuan sains dan isyarat ilmiah tentang fenomena alam semesta yang terdapat di dalamnya.
      Korelasi pertama, Al-Quran mendorong kemajuan sains dan teknologi serta tidak menghambat perkembangannya.
      Hubungan antara Al-Quran dengan sains dan teknologi bukan dinilai dari banyaknya cabang ilmu pengetahuan yang dikandungnya, tetapi apakah terdapat ayat Al-Quran atau jiwa ayat Al-Quran yang menghalangi ilmu pengetahuan?
      Kemajuan sains dan teknologi tidak hanya diukur melalui sumbangan yang diberikan kepada masyarakat atau kumpulan ide dan metode yang dikembangkannya, tetapi juga pada sekumpulan syarat psikologis dan sosial yang diwujudkan, sehingga mempunyai pengaruh terhadap kemajuannya.
      Sejarah membuktikan Galileo, ketika mengungkapkan penemuan ilmiahnya, tidak mendapatkan tantangan dari suatu lembaga ilmiah, tetapi menghadapi permusuhan  dari masyarakat sekitarnya berdasarkan kepercayaan agama. Galileo menjadi korban penemuannya sendiri.
     Dalam Al-Quran ditemukan kata “ilmu” dalam berbagai bentuknya terulang sebanyak 854 kali. Banyak ayat Al-Quran yang menganjurkan agar umat manusia menggunakan  penalaran dan akal pikiran.
      Al-Quran menjelaskan faktor yang menghambat kemajuan sains dan teknologi. Yaitu subjektivitas, dugaan tidak beralasan, dan bergegas mengambil kesimpulan.
      Al-Quran Az-Zukhruf, surah ke-43 ayat 78. “Sesungguhnya Kami telah membawa kebenaran kepadamu, tetapi kebanyakan di antaramu benci kepada kebenaran.”
      Al-Quran Al-A’raf, surah ke-7 ayat 79. “Maka shaleh meninggalkan mereka seraya berkata, “Wahai kaumku, sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanah Tuhanku, dan aku telah memberi nasihat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang yang memberi nasihat”.
      Al-Quran melarang “taqlid” atau mengikuti pemimpin tanpa dasar. Al-Quran surah ke-33 ayat 67.
     “Mereka berkata, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati pemimpin dan pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar)”.
      Al-Quran melarang dugaan tidak beralasan. Al-Quran surah Yunus, surah ke-10 ayat 36.
      “Kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan tidak berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan”.
      Al-Quran melarang tergesa-gesa mengambil kesimpulan. Al-Quran surah Al-Anbiya, surah ke-21 ayat 37.
      “Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan aku perlihatkan kepadamu tanda-tanda (azab)-Ku. Kamu jangan minta kepada-Ku mendatangkan dengan segera”.
      Al-Quran melarang bersikap angkuh dan enggan menerima kebenaran. Al-Quran surah Al-A’raf, surah ke-7 ayat 146.
      “Aku akan memalingkan orang yang menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda kekuasaan-Ku. Apabila melihat ayat-Ku, mereka tidak beriman kepadanya. Jika melihat jalan yang membawa petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika melihat jalan kesesatan, mereka terus menempuhnya. Yang demikian karena mereka mendustakan ayat Kami dan selalu lalai daripadanya”.
      Al-Quran melarang megambil keputusan sebelum memahami masalahnya. Al-Quran surah Al-Isra’, surah ke-17 ayat 36.
     “Kamu jangan mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawaban”.
      Al-Quran surah Yasin, surah ke-36 ayat 17. “Kewajiban kami hanya menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas”.
     Al-Quran surah Yunus, surah ke-10 ayat 39. “Bahkan sebenarnya, mereka mendustakan apa yang mereka belum mengetahuinya dengan sempurna, padahal belum datang penjelasannya. Demikian orang-orang sebelum mereka telah mendustakan (rasul). Perhatikan bagaimana akibat orang-orang yang zalim”.
     Al-Quran melarang menilai sesuatu karena faktor eksternal, meskipun  dalam pribadi tokoh yang paling mulia, seperti Nabi Muhammad.
     Ayat Al-Quran semacam ini mewujudkan iklim perkembangan sains dan teknologi yang melahirkan pemikir dan ilmuwan Islam dalam berbagai disiplin ilmu.
      Korelasi kedua, isyarat ilmiah yang tersebar dalam ayat Al-Quran berbicara tentang alam semesta dan fenomenanya.
      Sebagian isyarat ilmiah telah diketahui masyarakat Arab pada zaman Nabi. Tetapi, isyarat yang mereka ketahui masih sangat terbatas.
     Paling sedikit terdapat tiga hal pokok pembicaraan Al-Quran tentang alam semesta dan fenomenanya.
     Pertama, Al-Quran memerintahkan atau menganjurkan manusia  memperhatikan dan mempelajarinya dalam rangka meyakini ke-Esa-an dan kekuasaan Allah.
     Tersirat pengertian manusia memiliki potensi untuk mengetahui dan memanfaatkan hukum yang mengatur fenomena alam, tetapi pengetahuan dan pemanfaatan ini bukan merupakan tujuan puncak.
      Kedua, Alam semesta dan hukum yang diisyaratkan diciptakan, dimiliki, dan diatur dengan ketetapan Allah yang amat teliti dan presisi. Presisi adalah ketepatan dan ketelitian yang sangat luar biasa.
     Hal ini menunjukkan alam semesta dan semua elemen tidak boleh disembah, serta manusia dapat membuat kesimpulan tentang hukum alam, yaitu aturan bersifat umum dan mengikat yang mengatur alam semesta.
      Ketiga, Redaksi yang digunakan Al-Quran dalam uraiannya tentang alam semesta dan fenomenanya bersifat singkat, teliti dan padat. Sehingga pemahaman dan  penafsiran maksud redaksinya bervariasi, sesuai dengan tingkat kecerdasan dan pengetahuan masing-masing.
      Butir ketiga menunjukkan beberapa prinsip pokok. Pertama, Setiap umat manusia  wajib mempelajari dan memahami kitab suci yang diyakininya. Tetapi, bukan berarti setiap orang bebas menafsirkan atau menyebarluaskan pendapatnya tanpa memenuhi syarat yang dibutuhkan. 
     Kedua, Al-Quran diturunkan bukan hanya untuk orang Arab pada zaman Nabi, tetapi untuk seluruh umat manusia hingga akhir zaman. Mereka semua diajak berdialog oleh Al-Quran dan dituntut menggunakan akal pikirannya.
     Ketiga, umat manusia harus berpikir modern, sesuai kemajuan zaman.  Tetapi bukan berarti setiap orang menafsirkan Al-Quran secara spekulatif dan terlepas dari kaidah penafsiran yang telah disepakati para ahli. 
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran

163. KOREL

KORELASI AL-QURAN DENGAN SAINS
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Beberapa orang bertanya,”Tolong dijelaskan Korelasi antara Al-Quran dengan Sains Modern? Profesor Quraish Shihab menjelaskan tentang Korelasi antara Al-Quran dengan Sains Modern.
     Korelasi merupakan hubungan timbal balik atau sebab akibat. Korelasi antara Al-Quran dengan Sains Modern adalah hubungan timbal balik atau sebab akibat antara Al-Quran dengan sains modern.
      Sains ialah pengetahuan sistematis yang diperoleh dari suatu observasi, penelitian, dan uiji coba yang mengarah pada penentuan sifat dasar atau prinsip sesautu yang sedang diselidiki, dan dipelajari. Sains merupakan ilmu pengetahuan pada umumnya.
     Menurut para ulama  Korelasi antara Al-Quran dengan Sains Modern minimal dua hal pokok. Yaitu Al-Quran mendorong kemajuan sains dan isyarat ilmiah tentang fenomena alam semesta yang terdapat di dalamnya.
      Korelasi pertama, Al-Quran mendorong kemajuan sains dan teknologi serta tidak menghambat perkembangannya.
      Hubungan antara Al-Quran dengan sains dan teknologi bukan dinilai dari banyaknya cabang ilmu pengetahuan yang dikandungnya, tetapi apakah terdapat ayat Al-Quran atau jiwa ayat Al-Quran yang menghalangi ilmu pengetahuan?
      Kemajuan sains dan teknologi tidak hanya diukur melalui sumbangan yang diberikan kepada masyarakat atau kumpulan ide dan metode yang dikembangkannya, tetapi juga pada sekumpulan syarat psikologis dan sosial yang diwujudkan, sehingga mempunyai pengaruh terhadap kemajuannya.
      Sejarah membuktikan Galileo, ketika mengungkapkan penemuan ilmiahnya, tidak mendapatkan tantangan dari suatu lembaga ilmiah, tetapi menghadapi permusuhan  dari masyarakat sekitarnya berdasarkan kepercayaan agama. Galileo menjadi korban penemuannya sendiri.
     Dalam Al-Quran ditemukan kata “ilmu” dalam berbagai bentuknya terulang sebanyak 854 kali. Banyak ayat Al-Quran yang menganjurkan agar umat manusia menggunakan  penalaran dan akal pikiran.
      Al-Quran menjelaskan faktor yang menghambat kemajuan sains dan teknologi. Yaitu subjektivitas, dugaan tidak beralasan, dan bergegas mengambil kesimpulan.
      Al-Quran Az-Zukhruf, surah ke-43 ayat 78. “Sesungguhnya Kami telah membawa kebenaran kepadamu, tetapi kebanyakan di antaramu benci kepada kebenaran.”
      Al-Quran Al-A’raf, surah ke-7 ayat 79. “Maka shaleh meninggalkan mereka seraya berkata, “Wahai kaumku, sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanah Tuhanku, dan aku telah memberi nasihat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang yang memberi nasihat”.
      Al-Quran melarang “taqlid” atau mengikuti pemimpin tanpa dasar. Al-Quran surah ke-33 ayat 67.
     “Mereka berkata, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati pemimpin dan pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar)”.
      Al-Quran melarang dugaan tidak beralasan. Al-Quran surah Yunus, surah ke-10 ayat 36.
      “Kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan tidak berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan”.
      Al-Quran melarang tergesa-gesa mengambil kesimpulan. Al-Quran surah Al-Anbiya, surah ke-21 ayat 37.
      “Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan aku perlihatkan kepadamu tanda-tanda (azab)-Ku. Kamu jangan minta kepada-Ku mendatangkan dengan segera”.
      Al-Quran melarang bersikap angkuh dan enggan menerima kebenaran. Al-Quran surah Al-A’raf, surah ke-7 ayat 146.
      “Aku akan memalingkan orang yang menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda kekuasaan-Ku. Apabila melihat ayat-Ku, mereka tidak beriman kepadanya. Jika melihat jalan yang membawa petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika melihat jalan kesesatan, mereka terus menempuhnya. Yang demikian karena mereka mendustakan ayat Kami dan selalu lalai daripadanya”.
      Al-Quran melarang megambil keputusan sebelum memahami masalahnya. Al-Quran surah Al-Isra’, surah ke-17 ayat 36.
     “Kamu jangan mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawaban”.
      Al-Quran surah Yasin, surah ke-36 ayat 17. “Kewajiban kami hanya menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas”.
     Al-Quran surah Yunus, surah ke-10 ayat 39. “Bahkan sebenarnya, mereka mendustakan apa yang mereka belum mengetahuinya dengan sempurna, padahal belum datang penjelasannya. Demikian orang-orang sebelum mereka telah mendustakan (rasul). Perhatikan bagaimana akibat orang-orang yang zalim”.
     Al-Quran melarang menilai sesuatu karena faktor eksternal, meskipun  dalam pribadi tokoh yang paling mulia, seperti Nabi Muhammad.
     Ayat Al-Quran semacam ini mewujudkan iklim perkembangan sains dan teknologi yang melahirkan pemikir dan ilmuwan Islam dalam berbagai disiplin ilmu.
      Korelasi kedua, isyarat ilmiah yang tersebar dalam ayat Al-Quran berbicara tentang alam semesta dan fenomenanya.
      Sebagian isyarat ilmiah telah diketahui masyarakat Arab pada zaman Nabi. Tetapi, isyarat yang mereka ketahui masih sangat terbatas.
     Paling sedikit terdapat tiga hal pokok pembicaraan Al-Quran tentang alam semesta dan fenomenanya.
     Pertama, Al-Quran memerintahkan atau menganjurkan manusia  memperhatikan dan mempelajarinya dalam rangka meyakini ke-Esa-an dan kekuasaan Allah.
     Tersirat pengertian manusia memiliki potensi untuk mengetahui dan memanfaatkan hukum yang mengatur fenomena alam, tetapi pengetahuan dan pemanfaatan ini bukan merupakan tujuan puncak.
      Kedua, Alam semesta dan hukum yang diisyaratkan diciptakan, dimiliki, dan diatur dengan ketetapan Allah yang amat teliti dan presisi. Presisi adalah ketepatan dan ketelitian yang sangat luar biasa.
     Hal ini menunjukkan alam semesta dan semua elemen tidak boleh disembah, serta manusia dapat membuat kesimpulan tentang hukum alam, yaitu aturan bersifat umum dan mengikat yang mengatur alam semesta.
      Ketiga, Redaksi yang digunakan Al-Quran dalam uraiannya tentang alam semesta dan fenomenanya bersifat singkat, teliti dan padat. Sehingga pemahaman dan  penafsiran maksud redaksinya bervariasi, sesuai dengan tingkat kecerdasan dan pengetahuan masing-masing.
      Butir ketiga menunjukkan beberapa prinsip pokok. Pertama, Setiap umat manusia  wajib mempelajari dan memahami kitab suci yang diyakininya. Tetapi, bukan berarti setiap orang bebas menafsirkan atau menyebarluaskan pendapatnya tanpa memenuhi syarat yang dibutuhkan. 
     Kedua, Al-Quran diturunkan bukan hanya untuk orang Arab pada zaman Nabi, tetapi untuk seluruh umat manusia hingga akhir zaman. Mereka semua diajak berdialog oleh Al-Quran dan dituntut menggunakan akal pikirannya.
     Ketiga, umat manusia harus berpikir modern, sesuai kemajuan zaman.  Tetapi bukan berarti setiap orang menafsirkan Al-Quran secara spekulatif dan terlepas dari kaidah penafsiran yang telah disepakati para ahli. 
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran

163. KOREL

KORELASI AL-QURAN DENGAN SAINS
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Beberapa orang bertanya,”Tolong dijelaskan Korelasi antara Al-Quran dengan Sains Modern? Profesor Quraish Shihab menjelaskan tentang Korelasi antara Al-Quran dengan Sains Modern.
     Korelasi merupakan hubungan timbal balik atau sebab akibat. Korelasi antara Al-Quran dengan Sains Modern adalah hubungan timbal balik atau sebab akibat antara Al-Quran dengan sains modern.
      Sains ialah pengetahuan sistematis yang diperoleh dari suatu observasi, penelitian, dan uiji coba yang mengarah pada penentuan sifat dasar atau prinsip sesautu yang sedang diselidiki, dan dipelajari. Sains merupakan ilmu pengetahuan pada umumnya.
     Menurut para ulama  Korelasi antara Al-Quran dengan Sains Modern minimal dua hal pokok. Yaitu Al-Quran mendorong kemajuan sains dan isyarat ilmiah tentang fenomena alam semesta yang terdapat di dalamnya.
      Korelasi pertama, Al-Quran mendorong kemajuan sains dan teknologi serta tidak menghambat perkembangannya.
      Hubungan antara Al-Quran dengan sains dan teknologi bukan dinilai dari banyaknya cabang ilmu pengetahuan yang dikandungnya, tetapi apakah terdapat ayat Al-Quran atau jiwa ayat Al-Quran yang menghalangi ilmu pengetahuan?
      Kemajuan sains dan teknologi tidak hanya diukur melalui sumbangan yang diberikan kepada masyarakat atau kumpulan ide dan metode yang dikembangkannya, tetapi juga pada sekumpulan syarat psikologis dan sosial yang diwujudkan, sehingga mempunyai pengaruh terhadap kemajuannya.
      Sejarah membuktikan Galileo, ketika mengungkapkan penemuan ilmiahnya, tidak mendapatkan tantangan dari suatu lembaga ilmiah, tetapi menghadapi permusuhan  dari masyarakat sekitarnya berdasarkan kepercayaan agama. Galileo menjadi korban penemuannya sendiri.
     Dalam Al-Quran ditemukan kata “ilmu” dalam berbagai bentuknya terulang sebanyak 854 kali. Banyak ayat Al-Quran yang menganjurkan agar umat manusia menggunakan  penalaran dan akal pikiran.
      Al-Quran menjelaskan faktor yang menghambat kemajuan sains dan teknologi. Yaitu subjektivitas, dugaan tidak beralasan, dan bergegas mengambil kesimpulan.
      Al-Quran Az-Zukhruf, surah ke-43 ayat 78. “Sesungguhnya Kami telah membawa kebenaran kepadamu, tetapi kebanyakan di antaramu benci kepada kebenaran.”
      Al-Quran Al-A’raf, surah ke-7 ayat 79. “Maka shaleh meninggalkan mereka seraya berkata, “Wahai kaumku, sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanah Tuhanku, dan aku telah memberi nasihat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang yang memberi nasihat”.
      Al-Quran melarang “taqlid” atau mengikuti pemimpin tanpa dasar. Al-Quran surah ke-33 ayat 67.
     “Mereka berkata, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati pemimpin dan pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar)”.
      Al-Quran melarang dugaan tidak beralasan. Al-Quran surah Yunus, surah ke-10 ayat 36.
      “Kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan tidak berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan”.
      Al-Quran melarang tergesa-gesa mengambil kesimpulan. Al-Quran surah Al-Anbiya, surah ke-21 ayat 37.
      “Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan aku perlihatkan kepadamu tanda-tanda (azab)-Ku. Kamu jangan minta kepada-Ku mendatangkan dengan segera”.
      Al-Quran melarang bersikap angkuh dan enggan menerima kebenaran. Al-Quran surah Al-A’raf, surah ke-7 ayat 146.
      “Aku akan memalingkan orang yang menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda kekuasaan-Ku. Apabila melihat ayat-Ku, mereka tidak beriman kepadanya. Jika melihat jalan yang membawa petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika melihat jalan kesesatan, mereka terus menempuhnya. Yang demikian karena mereka mendustakan ayat Kami dan selalu lalai daripadanya”.
      Al-Quran melarang megambil keputusan sebelum memahami masalahnya. Al-Quran surah Al-Isra’, surah ke-17 ayat 36.
     “Kamu jangan mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawaban”.
      Al-Quran surah Yasin, surah ke-36 ayat 17. “Kewajiban kami hanya menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas”.
     Al-Quran surah Yunus, surah ke-10 ayat 39. “Bahkan sebenarnya, mereka mendustakan apa yang mereka belum mengetahuinya dengan sempurna, padahal belum datang penjelasannya. Demikian orang-orang sebelum mereka telah mendustakan (rasul). Perhatikan bagaimana akibat orang-orang yang zalim”.
     Al-Quran melarang menilai sesuatu karena faktor eksternal, meskipun  dalam pribadi tokoh yang paling mulia, seperti Nabi Muhammad.
     Ayat Al-Quran semacam ini mewujudkan iklim perkembangan sains dan teknologi yang melahirkan pemikir dan ilmuwan Islam dalam berbagai disiplin ilmu.
      Korelasi kedua, isyarat ilmiah yang tersebar dalam ayat Al-Quran berbicara tentang alam semesta dan fenomenanya.
      Sebagian isyarat ilmiah telah diketahui masyarakat Arab pada zaman Nabi. Tetapi, isyarat yang mereka ketahui masih sangat terbatas.
     Paling sedikit terdapat tiga hal pokok pembicaraan Al-Quran tentang alam semesta dan fenomenanya.
     Pertama, Al-Quran memerintahkan atau menganjurkan manusia  memperhatikan dan mempelajarinya dalam rangka meyakini ke-Esa-an dan kekuasaan Allah.
     Tersirat pengertian manusia memiliki potensi untuk mengetahui dan memanfaatkan hukum yang mengatur fenomena alam, tetapi pengetahuan dan pemanfaatan ini bukan merupakan tujuan puncak.
      Kedua, Alam semesta dan hukum yang diisyaratkan diciptakan, dimiliki, dan diatur dengan ketetapan Allah yang amat teliti dan presisi. Presisi adalah ketepatan dan ketelitian yang sangat luar biasa.
     Hal ini menunjukkan alam semesta dan semua elemen tidak boleh disembah, serta manusia dapat membuat kesimpulan tentang hukum alam, yaitu aturan bersifat umum dan mengikat yang mengatur alam semesta.
      Ketiga, Redaksi yang digunakan Al-Quran dalam uraiannya tentang alam semesta dan fenomenanya bersifat singkat, teliti dan padat. Sehingga pemahaman dan  penafsiran maksud redaksinya bervariasi, sesuai dengan tingkat kecerdasan dan pengetahuan masing-masing.
      Butir ketiga menunjukkan beberapa prinsip pokok. Pertama, Setiap umat manusia  wajib mempelajari dan memahami kitab suci yang diyakininya. Tetapi, bukan berarti setiap orang bebas menafsirkan atau menyebarluaskan pendapatnya tanpa memenuhi syarat yang dibutuhkan. 
     Kedua, Al-Quran diturunkan bukan hanya untuk orang Arab pada zaman Nabi, tetapi untuk seluruh umat manusia hingga akhir zaman. Mereka semua diajak berdialog oleh Al-Quran dan dituntut menggunakan akal pikirannya.
     Ketiga, umat manusia harus berpikir modern, sesuai kemajuan zaman.  Tetapi bukan berarti setiap orang menafsirkan Al-Quran secara spekulatif dan terlepas dari kaidah penafsiran yang telah disepakati para ahli. 
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran

162. ILMIAH

PERKEMBANGAN TAFSIR ILMIAH AL-QURAN
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

     
      Beberapa orang bertanya,”Tolong dijelaskan Perkembangan Tafsir Ilmiah Ayat Al-Quran? Profesor Quraish Shihab menjelaskan tentang Perkembangan Tafsir Ilmiah Ayat Al-Quran.
      Al-Quran merupakan sumber utama ajaran Islam, berfungsi sebagai petunjuk ke jalan yang sebaik-baiknya. Untuk kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat. Petunjuk tersebut banyak yang bersifat umum dan global. Nabi Muhammad yang memberikan penjelasan dan penjabaran.
      Al-Quran surah Al-Isra, surah ke-17 ayat 9. “Sesungguhnya Al-Quran memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal saleh. Bagi mereka ada pahala yang besar.”
      Al-Quran surah An-Nahl, surah ke-16 ayat 43-44. “Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka. Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui, keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Kami turunkan kepadamu Al-Quran, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.”
       Al-Quran surah An-Nisa, surah ke-4 ayat 105. “Sesungguhnya Kami menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili manusia dengan yang telah Allah wahyukan kepadamu. Kamu jangan menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat.”
       Al-Quran memerintahkan umat manusia untuk memperhatikan ayat Al-Quran. Al-Quran surah Az-Zumar, surah ke-39 ayat 18.
      “Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik. Mereka orang yang telah diberi Allah petunjuk dan orang yang mempunyai akal.”
      Al-Quran surah Muhammad, surah ke-47 ayat 24. “Apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran atau hati mereka terkunci?”
       Dengan memperhatikan ayat Al-Quran dapat mengantar manusia meyakini kebenaran dan menemukan alternatif melalui pengintegrasian ayat Al-Quran dengan perkembangan masyarakat.
       Allah menampilkan kebenaran Al-Quran dengan memperlihatkan tanda kebesaran-Nya di seluruh ufuk dan pada diri manusia, sehingga terbukti Al-Quran benar.  
      Al-Quran surah Fushilat, surah ke-41 ayat 53. “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda kekuasaan Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelas Al-Quran benar. Apakah Tuhanmu tidak cukup bagimu, sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu?”
      Al-Quran diturunkan kepada para Nabi berfungsi memberikan jawaban dan solusi masalah masyarakat.
      Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 213. “Manusia adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), Allah mengutus para nabi pemberi kabar gembira dan peringatan. Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan perkara yang mereka perselisihkan. Tidak berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang keterangan yang nyata, karena dengki mereka sendiri.  Allah memberikan petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang yang mereka perselisihkan dengan kehendak-Nya. Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.”
            Al-Quran mempunyai banyak fungsi. Salah satunya menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad. Bukti kebenaran disampaikan dalam tantangan yang bertahap.
      Pertama, Al-Quran menantang siapa pun yang meragukannya untuk menyusun semacam Al-Quran secara keseluruhan. Al-Quran surah Ath-Thur, surah ke-52 ayat 32-34.
      “Apakah mereka diperintah pikiran untuk mengucapkan tuduhan atau mereka kaum yang melampaui batas? Atau mereka mengatakan,”Muhammad membuat-buatnya". Sebenarnya mereka tidak beriman. Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al-Quran, jika mereka orang-orang yang benar.”
      Kedua, Al-Quran menantang menyusun sepuluh surah semacam Al-Quran. Al-Quran surah Hud, surah ke-11 ayat 13.
      “Bahkan mereka mengatakan, “Muhammad telah membuat Al-Quran. Katakan,”Kalau demikian, maka datangkan sepuluh surat yang dibuat untuk menyamainya, dan panggil orang yang kamu sanggup, selain Allah jika kamu memang orang-orang yang benar”.   
      Ketiga, menantang menyusun satu surah saja semacam Al-Quran. Al-Quran surah At-Taubah, surah ke-10 ayat 38.
      “Atau patutkah mereka mengatakan, “Muhammad membuatnya.” Katakan, “Kalau benar yang kamu katakan itu, maka coba datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggil siapa saja yang dapat kamu panggil untuk membuatnya selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”
      Keempat, menantang mereka untuk menyusun sesuatu yang mirip dengan satu surah Al-Quran. Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 23.
     “Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Quran itu dan ajaklah penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”
       Al-Quran surah Al-Ira’, surah ke-17 ayat 88. “Katakan,”Sesungguhnya apabila manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Quran, niscaya mereka tidak dapat membuat yang serupa, meskipun mereka saling membantu”.
     Yang dimaksudkan “semisal” ayat Al-Quran mencakup segala macam aspek. Termasuk kandungan  yang berhubungan dengan sains dan dan teknologi yang belum dikenal pada masa turunnya.
      Oleh karena itu, umat Islam berusaha membuktikan kebenaran dan kemukjizatan Al-Quran melalui penafsiran sesuai dengan perkembangan sains dan teknologi.
     Meskipun, kadang kala dirasakan adanya “pemaksaan” dalam penafsiran ayat Al-Quran karena ingin membuktikan kebenaran ilmiah ayat Al-Quran.
      Penafsiran ilmiah ayat Al-Quran sudah lama terjadi. Al-Ghazali berkata,”Segala macam ilmu pengetahuan yang terdahulu maupun yang kemudian, yang telah diketahui maupun belum, semua bersumber dari Al-Quran.
     Al-Quran surah Asy-Syuara, surah ke-26 ayat 80.  “Apabila aku sakit, Allah yang menyembuhkan aku.”
      Menurut Al-Gazali “penyakit” dan “obat” hanya diketahui orang yang berkecimpung dalam bidang kedokteran. Ayat tersebut merupakan isyarat tentang ilmu kedokteran.
     Para ulama berbeda pendapat tentang penafsiran ilmiah ayat Al-Quran. Sebagian ulama mendukungnya, sebagian ulama yang lain menolaknya.
      Para ulama yang menolak tafsir ilmiah berkata, “Al-Quran tidak diturunkan untuk maksud tersebut. Cara memahami ayat Al-Quran harus memakai ilmu bantu yang dikenal masyarakat Arab pada masa turunnya. Orang yang memahami ayat Al-Quran menggunakan ilmu bantu yang lain, dia sesat dan keliru.
      Para ulama yang mendukung tafsir ilmiah berkata,”Al-Quran mewajibkan manusia memahami Al-Quran sesuai dengan masanya, sebagaimana wajibnya orang Arab yang hidup di zaman Nabi.
       Hal ini untuk melaksanakan perintah ayat Al-Quran “Apakah mereka tidak berpikir”, dan sejenisnya. Ayat ini biasanya menjadi penutup ayat yang berbicara tentang sains dan teknologi. 
      Pendapat para ulama yang saling berlawanan ini, masing-masing memiliki pendukung yang banyak jumlahnya, sejak zaman dahulu sampai sekarang. 
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

162. ILMIAH

PERKEMBANGAN TAFSIR ILMIAH AL-QURAN
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

     
      Beberapa orang bertanya,”Tolong dijelaskan Perkembangan Tafsir Ilmiah Ayat Al-Quran? Profesor Quraish Shihab menjelaskan tentang Perkembangan Tafsir Ilmiah Ayat Al-Quran.
      Al-Quran merupakan sumber utama ajaran Islam, berfungsi sebagai petunjuk ke jalan yang sebaik-baiknya. Untuk kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat. Petunjuk tersebut banyak yang bersifat umum dan global. Nabi Muhammad yang memberikan penjelasan dan penjabaran.
      Al-Quran surah Al-Isra, surah ke-17 ayat 9. “Sesungguhnya Al-Quran memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal saleh. Bagi mereka ada pahala yang besar.”
      Al-Quran surah An-Nahl, surah ke-16 ayat 43-44. “Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka. Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui, keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Kami turunkan kepadamu Al-Quran, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.”
       Al-Quran surah An-Nisa, surah ke-4 ayat 105. “Sesungguhnya Kami menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili manusia dengan yang telah Allah wahyukan kepadamu. Kamu jangan menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat.”
       Al-Quran memerintahkan umat manusia untuk memperhatikan ayat Al-Quran. Al-Quran surah Az-Zumar, surah ke-39 ayat 18.
      “Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik. Mereka orang yang telah diberi Allah petunjuk dan orang yang mempunyai akal.”
      Al-Quran surah Muhammad, surah ke-47 ayat 24. “Apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran atau hati mereka terkunci?”
       Dengan memperhatikan ayat Al-Quran dapat mengantar manusia meyakini kebenaran dan menemukan alternatif melalui pengintegrasian ayat Al-Quran dengan perkembangan masyarakat.
       Allah menampilkan kebenaran Al-Quran dengan memperlihatkan tanda kebesaran-Nya di seluruh ufuk dan pada diri manusia, sehingga terbukti Al-Quran benar.  
      Al-Quran surah Fushilat, surah ke-41 ayat 53. “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda kekuasaan Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelas Al-Quran benar. Apakah Tuhanmu tidak cukup bagimu, sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu?”
      Al-Quran diturunkan kepada para Nabi berfungsi memberikan jawaban dan solusi masalah masyarakat.
      Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 213. “Manusia adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), Allah mengutus para nabi pemberi kabar gembira dan peringatan. Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan perkara yang mereka perselisihkan. Tidak berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang keterangan yang nyata, karena dengki mereka sendiri.  Allah memberikan petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang yang mereka perselisihkan dengan kehendak-Nya. Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.”
            Al-Quran mempunyai banyak fungsi. Salah satunya menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad. Bukti kebenaran disampaikan dalam tantangan yang bertahap.
      Pertama, Al-Quran menantang siapa pun yang meragukannya untuk menyusun semacam Al-Quran secara keseluruhan. Al-Quran surah Ath-Thur, surah ke-52 ayat 32-34.
      “Apakah mereka diperintah pikiran untuk mengucapkan tuduhan atau mereka kaum yang melampaui batas? Atau mereka mengatakan,”Muhammad membuat-buatnya". Sebenarnya mereka tidak beriman. Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al-Quran, jika mereka orang-orang yang benar.”
      Kedua, Al-Quran menantang menyusun sepuluh surah semacam Al-Quran. Al-Quran surah Hud, surah ke-11 ayat 13.
      “Bahkan mereka mengatakan, “Muhammad telah membuat Al-Quran. Katakan,”Kalau demikian, maka datangkan sepuluh surat yang dibuat untuk menyamainya, dan panggil orang yang kamu sanggup, selain Allah jika kamu memang orang-orang yang benar”.   
      Ketiga, menantang menyusun satu surah saja semacam Al-Quran. Al-Quran surah At-Taubah, surah ke-10 ayat 38.
      “Atau patutkah mereka mengatakan, “Muhammad membuatnya.” Katakan, “Kalau benar yang kamu katakan itu, maka coba datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggil siapa saja yang dapat kamu panggil untuk membuatnya selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”
      Keempat, menantang mereka untuk menyusun sesuatu yang mirip dengan satu surah Al-Quran. Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 23.
     “Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Quran itu dan ajaklah penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”
       Al-Quran surah Al-Ira’, surah ke-17 ayat 88. “Katakan,”Sesungguhnya apabila manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Quran, niscaya mereka tidak dapat membuat yang serupa, meskipun mereka saling membantu”.
     Yang dimaksudkan “semisal” ayat Al-Quran mencakup segala macam aspek. Termasuk kandungan  yang berhubungan dengan sains dan dan teknologi yang belum dikenal pada masa turunnya.
      Oleh karena itu, umat Islam berusaha membuktikan kebenaran dan kemukjizatan Al-Quran melalui penafsiran sesuai dengan perkembangan sains dan teknologi.
     Meskipun, kadang kala dirasakan adanya “pemaksaan” dalam penafsiran ayat Al-Quran karena ingin membuktikan kebenaran ilmiah ayat Al-Quran.
      Penafsiran ilmiah ayat Al-Quran sudah lama terjadi. Al-Ghazali berkata,”Segala macam ilmu pengetahuan yang terdahulu maupun yang kemudian, yang telah diketahui maupun belum, semua bersumber dari Al-Quran.
     Al-Quran surah Asy-Syuara, surah ke-26 ayat 80.  “Apabila aku sakit, Allah yang menyembuhkan aku.”
      Menurut Al-Gazali “penyakit” dan “obat” hanya diketahui orang yang berkecimpung dalam bidang kedokteran. Ayat tersebut merupakan isyarat tentang ilmu kedokteran.
     Para ulama berbeda pendapat tentang penafsiran ilmiah ayat Al-Quran. Sebagian ulama mendukungnya, sebagian ulama yang lain menolaknya.
      Para ulama yang menolak tafsir ilmiah berkata, “Al-Quran tidak diturunkan untuk maksud tersebut. Cara memahami ayat Al-Quran harus memakai ilmu bantu yang dikenal masyarakat Arab pada masa turunnya. Orang yang memahami ayat Al-Quran menggunakan ilmu bantu yang lain, dia sesat dan keliru.
      Para ulama yang mendukung tafsir ilmiah berkata,”Al-Quran mewajibkan manusia memahami Al-Quran sesuai dengan masanya, sebagaimana wajibnya orang Arab yang hidup di zaman Nabi.
       Hal ini untuk melaksanakan perintah ayat Al-Quran “Apakah mereka tidak berpikir”, dan sejenisnya. Ayat ini biasanya menjadi penutup ayat yang berbicara tentang sains dan teknologi. 
      Pendapat para ulama yang saling berlawanan ini, masing-masing memiliki pendukung yang banyak jumlahnya, sejak zaman dahulu sampai sekarang. 
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

162. ILMIAH

PERKEMBANGAN TAFSIR ILMIAH AL-QURAN
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

     
      Beberapa orang bertanya,”Tolong dijelaskan Perkembangan Tafsir Ilmiah Ayat Al-Quran? Profesor Quraish Shihab menjelaskan tentang Perkembangan Tafsir Ilmiah Ayat Al-Quran.
      Al-Quran merupakan sumber utama ajaran Islam, berfungsi sebagai petunjuk ke jalan yang sebaik-baiknya. Untuk kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat. Petunjuk tersebut banyak yang bersifat umum dan global. Nabi Muhammad yang memberikan penjelasan dan penjabaran.
      Al-Quran surah Al-Isra, surah ke-17 ayat 9. “Sesungguhnya Al-Quran memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal saleh. Bagi mereka ada pahala yang besar.”
      Al-Quran surah An-Nahl, surah ke-16 ayat 43-44. “Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka. Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui, keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Kami turunkan kepadamu Al-Quran, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.”
       Al-Quran surah An-Nisa, surah ke-4 ayat 105. “Sesungguhnya Kami menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili manusia dengan yang telah Allah wahyukan kepadamu. Kamu jangan menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat.”
       Al-Quran memerintahkan umat manusia untuk memperhatikan ayat Al-Quran. Al-Quran surah Az-Zumar, surah ke-39 ayat 18.
      “Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik. Mereka orang yang telah diberi Allah petunjuk dan orang yang mempunyai akal.”
      Al-Quran surah Muhammad, surah ke-47 ayat 24. “Apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran atau hati mereka terkunci?”
       Dengan memperhatikan ayat Al-Quran dapat mengantar manusia meyakini kebenaran dan menemukan alternatif melalui pengintegrasian ayat Al-Quran dengan perkembangan masyarakat.
       Allah menampilkan kebenaran Al-Quran dengan memperlihatkan tanda kebesaran-Nya di seluruh ufuk dan pada diri manusia, sehingga terbukti Al-Quran benar.  
      Al-Quran surah Fushilat, surah ke-41 ayat 53. “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda kekuasaan Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelas Al-Quran benar. Apakah Tuhanmu tidak cukup bagimu, sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu?”
      Al-Quran diturunkan kepada para Nabi berfungsi memberikan jawaban dan solusi masalah masyarakat.
      Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 213. “Manusia adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), Allah mengutus para nabi pemberi kabar gembira dan peringatan. Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan perkara yang mereka perselisihkan. Tidak berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang keterangan yang nyata, karena dengki mereka sendiri.  Allah memberikan petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang yang mereka perselisihkan dengan kehendak-Nya. Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.”
            Al-Quran mempunyai banyak fungsi. Salah satunya menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad. Bukti kebenaran disampaikan dalam tantangan yang bertahap.
      Pertama, Al-Quran menantang siapa pun yang meragukannya untuk menyusun semacam Al-Quran secara keseluruhan. Al-Quran surah Ath-Thur, surah ke-52 ayat 32-34.
      “Apakah mereka diperintah pikiran untuk mengucapkan tuduhan atau mereka kaum yang melampaui batas? Atau mereka mengatakan,”Muhammad membuat-buatnya". Sebenarnya mereka tidak beriman. Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al-Quran, jika mereka orang-orang yang benar.”
      Kedua, Al-Quran menantang menyusun sepuluh surah semacam Al-Quran. Al-Quran surah Hud, surah ke-11 ayat 13.
      “Bahkan mereka mengatakan, “Muhammad telah membuat Al-Quran. Katakan,”Kalau demikian, maka datangkan sepuluh surat yang dibuat untuk menyamainya, dan panggil orang yang kamu sanggup, selain Allah jika kamu memang orang-orang yang benar”.   
      Ketiga, menantang menyusun satu surah saja semacam Al-Quran. Al-Quran surah At-Taubah, surah ke-10 ayat 38.
      “Atau patutkah mereka mengatakan, “Muhammad membuatnya.” Katakan, “Kalau benar yang kamu katakan itu, maka coba datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggil siapa saja yang dapat kamu panggil untuk membuatnya selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”
      Keempat, menantang mereka untuk menyusun sesuatu yang mirip dengan satu surah Al-Quran. Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 23.
     “Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Quran itu dan ajaklah penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”
       Al-Quran surah Al-Ira’, surah ke-17 ayat 88. “Katakan,”Sesungguhnya apabila manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Quran, niscaya mereka tidak dapat membuat yang serupa, meskipun mereka saling membantu”.
     Yang dimaksudkan “semisal” ayat Al-Quran mencakup segala macam aspek. Termasuk kandungan  yang berhubungan dengan sains dan dan teknologi yang belum dikenal pada masa turunnya.
      Oleh karena itu, umat Islam berusaha membuktikan kebenaran dan kemukjizatan Al-Quran melalui penafsiran sesuai dengan perkembangan sains dan teknologi.
     Meskipun, kadang kala dirasakan adanya “pemaksaan” dalam penafsiran ayat Al-Quran karena ingin membuktikan kebenaran ilmiah ayat Al-Quran.
      Penafsiran ilmiah ayat Al-Quran sudah lama terjadi. Al-Ghazali berkata,”Segala macam ilmu pengetahuan yang terdahulu maupun yang kemudian, yang telah diketahui maupun belum, semua bersumber dari Al-Quran.
     Al-Quran surah Asy-Syuara, surah ke-26 ayat 80.  “Apabila aku sakit, Allah yang menyembuhkan aku.”
      Menurut Al-Gazali “penyakit” dan “obat” hanya diketahui orang yang berkecimpung dalam bidang kedokteran. Ayat tersebut merupakan isyarat tentang ilmu kedokteran.
     Para ulama berbeda pendapat tentang penafsiran ilmiah ayat Al-Quran. Sebagian ulama mendukungnya, sebagian ulama yang lain menolaknya.
      Para ulama yang menolak tafsir ilmiah berkata, “Al-Quran tidak diturunkan untuk maksud tersebut. Cara memahami ayat Al-Quran harus memakai ilmu bantu yang dikenal masyarakat Arab pada masa turunnya. Orang yang memahami ayat Al-Quran menggunakan ilmu bantu yang lain, dia sesat dan keliru.
      Para ulama yang mendukung tafsir ilmiah berkata,”Al-Quran mewajibkan manusia memahami Al-Quran sesuai dengan masanya, sebagaimana wajibnya orang Arab yang hidup di zaman Nabi.
       Hal ini untuk melaksanakan perintah ayat Al-Quran “Apakah mereka tidak berpikir”, dan sejenisnya. Ayat ini biasanya menjadi penutup ayat yang berbicara tentang sains dan teknologi. 
      Pendapat para ulama yang saling berlawanan ini, masing-masing memiliki pendukung yang banyak jumlahnya, sejak zaman dahulu sampai sekarang. 
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

162. ILMIAH

PERKEMBANGAN TAFSIR ILMIAH AL-QURAN
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

     
      Beberapa orang bertanya,”Tolong dijelaskan Perkembangan Tafsir Ilmiah Ayat Al-Quran? Profesor Quraish Shihab menjelaskan tentang Perkembangan Tafsir Ilmiah Ayat Al-Quran.
      Al-Quran merupakan sumber utama ajaran Islam, berfungsi sebagai petunjuk ke jalan yang sebaik-baiknya. Untuk kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat. Petunjuk tersebut banyak yang bersifat umum dan global. Nabi Muhammad yang memberikan penjelasan dan penjabaran.
      Al-Quran surah Al-Isra, surah ke-17 ayat 9. “Sesungguhnya Al-Quran memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal saleh. Bagi mereka ada pahala yang besar.”
      Al-Quran surah An-Nahl, surah ke-16 ayat 43-44. “Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka. Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui, keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Kami turunkan kepadamu Al-Quran, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.”
       Al-Quran surah An-Nisa, surah ke-4 ayat 105. “Sesungguhnya Kami menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili manusia dengan yang telah Allah wahyukan kepadamu. Kamu jangan menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat.”
       Al-Quran memerintahkan umat manusia untuk memperhatikan ayat Al-Quran. Al-Quran surah Az-Zumar, surah ke-39 ayat 18.
      “Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik. Mereka orang yang telah diberi Allah petunjuk dan orang yang mempunyai akal.”
      Al-Quran surah Muhammad, surah ke-47 ayat 24. “Apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran atau hati mereka terkunci?”
       Dengan memperhatikan ayat Al-Quran dapat mengantar manusia meyakini kebenaran dan menemukan alternatif melalui pengintegrasian ayat Al-Quran dengan perkembangan masyarakat.
       Allah menampilkan kebenaran Al-Quran dengan memperlihatkan tanda kebesaran-Nya di seluruh ufuk dan pada diri manusia, sehingga terbukti Al-Quran benar.  
      Al-Quran surah Fushilat, surah ke-41 ayat 53. “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda kekuasaan Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelas Al-Quran benar. Apakah Tuhanmu tidak cukup bagimu, sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu?”
      Al-Quran diturunkan kepada para Nabi berfungsi memberikan jawaban dan solusi masalah masyarakat.
      Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 213. “Manusia adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), Allah mengutus para nabi pemberi kabar gembira dan peringatan. Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan perkara yang mereka perselisihkan. Tidak berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang keterangan yang nyata, karena dengki mereka sendiri.  Allah memberikan petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang yang mereka perselisihkan dengan kehendak-Nya. Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.”
            Al-Quran mempunyai banyak fungsi. Salah satunya menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad. Bukti kebenaran disampaikan dalam tantangan yang bertahap.
      Pertama, Al-Quran menantang siapa pun yang meragukannya untuk menyusun semacam Al-Quran secara keseluruhan. Al-Quran surah Ath-Thur, surah ke-52 ayat 32-34.
      “Apakah mereka diperintah pikiran untuk mengucapkan tuduhan atau mereka kaum yang melampaui batas? Atau mereka mengatakan,”Muhammad membuat-buatnya". Sebenarnya mereka tidak beriman. Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al-Quran, jika mereka orang-orang yang benar.”
      Kedua, Al-Quran menantang menyusun sepuluh surah semacam Al-Quran. Al-Quran surah Hud, surah ke-11 ayat 13.
      “Bahkan mereka mengatakan, “Muhammad telah membuat Al-Quran. Katakan,”Kalau demikian, maka datangkan sepuluh surat yang dibuat untuk menyamainya, dan panggil orang yang kamu sanggup, selain Allah jika kamu memang orang-orang yang benar”.   
      Ketiga, menantang menyusun satu surah saja semacam Al-Quran. Al-Quran surah At-Taubah, surah ke-10 ayat 38.
      “Atau patutkah mereka mengatakan, “Muhammad membuatnya.” Katakan, “Kalau benar yang kamu katakan itu, maka coba datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggil siapa saja yang dapat kamu panggil untuk membuatnya selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”
      Keempat, menantang mereka untuk menyusun sesuatu yang mirip dengan satu surah Al-Quran. Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 23.
     “Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Quran itu dan ajaklah penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”
       Al-Quran surah Al-Ira’, surah ke-17 ayat 88. “Katakan,”Sesungguhnya apabila manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Quran, niscaya mereka tidak dapat membuat yang serupa, meskipun mereka saling membantu”.
     Yang dimaksudkan “semisal” ayat Al-Quran mencakup segala macam aspek. Termasuk kandungan  yang berhubungan dengan sains dan dan teknologi yang belum dikenal pada masa turunnya.
      Oleh karena itu, umat Islam berusaha membuktikan kebenaran dan kemukjizatan Al-Quran melalui penafsiran sesuai dengan perkembangan sains dan teknologi.
     Meskipun, kadang kala dirasakan adanya “pemaksaan” dalam penafsiran ayat Al-Quran karena ingin membuktikan kebenaran ilmiah ayat Al-Quran.
      Penafsiran ilmiah ayat Al-Quran sudah lama terjadi. Al-Ghazali berkata,”Segala macam ilmu pengetahuan yang terdahulu maupun yang kemudian, yang telah diketahui maupun belum, semua bersumber dari Al-Quran.
     Al-Quran surah Asy-Syuara, surah ke-26 ayat 80.  “Apabila aku sakit, Allah yang menyembuhkan aku.”
      Menurut Al-Gazali “penyakit” dan “obat” hanya diketahui orang yang berkecimpung dalam bidang kedokteran. Ayat tersebut merupakan isyarat tentang ilmu kedokteran.
     Para ulama berbeda pendapat tentang penafsiran ilmiah ayat Al-Quran. Sebagian ulama mendukungnya, sebagian ulama yang lain menolaknya.
      Para ulama yang menolak tafsir ilmiah berkata, “Al-Quran tidak diturunkan untuk maksud tersebut. Cara memahami ayat Al-Quran harus memakai ilmu bantu yang dikenal masyarakat Arab pada masa turunnya. Orang yang memahami ayat Al-Quran menggunakan ilmu bantu yang lain, dia sesat dan keliru.
      Para ulama yang mendukung tafsir ilmiah berkata,”Al-Quran mewajibkan manusia memahami Al-Quran sesuai dengan masanya, sebagaimana wajibnya orang Arab yang hidup di zaman Nabi.
       Hal ini untuk melaksanakan perintah ayat Al-Quran “Apakah mereka tidak berpikir”, dan sejenisnya. Ayat ini biasanya menjadi penutup ayat yang berbicara tentang sains dan teknologi. 
      Pendapat para ulama yang saling berlawanan ini, masing-masing memiliki pendukung yang banyak jumlahnya, sejak zaman dahulu sampai sekarang. 
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

162. ILMIAH

PERKEMBANGAN TAFSIR ILMIAH AL-QURAN
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

     
      Beberapa orang bertanya,”Tolong dijelaskan Perkembangan Tafsir Ilmiah Ayat Al-Quran? Profesor Quraish Shihab menjelaskan tentang Perkembangan Tafsir Ilmiah Ayat Al-Quran.
      Al-Quran merupakan sumber utama ajaran Islam, berfungsi sebagai petunjuk ke jalan yang sebaik-baiknya. Untuk kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat. Petunjuk tersebut banyak yang bersifat umum dan global. Nabi Muhammad yang memberikan penjelasan dan penjabaran.
      Al-Quran surah Al-Isra, surah ke-17 ayat 9. “Sesungguhnya Al-Quran memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal saleh. Bagi mereka ada pahala yang besar.”
      Al-Quran surah An-Nahl, surah ke-16 ayat 43-44. “Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka. Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui, keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Kami turunkan kepadamu Al-Quran, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.”
       Al-Quran surah An-Nisa, surah ke-4 ayat 105. “Sesungguhnya Kami menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili manusia dengan yang telah Allah wahyukan kepadamu. Kamu jangan menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat.”
       Al-Quran memerintahkan umat manusia untuk memperhatikan ayat Al-Quran. Al-Quran surah Az-Zumar, surah ke-39 ayat 18.
      “Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik. Mereka orang yang telah diberi Allah petunjuk dan orang yang mempunyai akal.”
      Al-Quran surah Muhammad, surah ke-47 ayat 24. “Apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran atau hati mereka terkunci?”
       Dengan memperhatikan ayat Al-Quran dapat mengantar manusia meyakini kebenaran dan menemukan alternatif melalui pengintegrasian ayat Al-Quran dengan perkembangan masyarakat.
       Allah menampilkan kebenaran Al-Quran dengan memperlihatkan tanda kebesaran-Nya di seluruh ufuk dan pada diri manusia, sehingga terbukti Al-Quran benar.  
      Al-Quran surah Fushilat, surah ke-41 ayat 53. “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda kekuasaan Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelas Al-Quran benar. Apakah Tuhanmu tidak cukup bagimu, sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu?”
      Al-Quran diturunkan kepada para Nabi berfungsi memberikan jawaban dan solusi masalah masyarakat.
      Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 213. “Manusia adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), Allah mengutus para nabi pemberi kabar gembira dan peringatan. Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan perkara yang mereka perselisihkan. Tidak berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang keterangan yang nyata, karena dengki mereka sendiri.  Allah memberikan petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang yang mereka perselisihkan dengan kehendak-Nya. Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.”
            Al-Quran mempunyai banyak fungsi. Salah satunya menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad. Bukti kebenaran disampaikan dalam tantangan yang bertahap.
      Pertama, Al-Quran menantang siapa pun yang meragukannya untuk menyusun semacam Al-Quran secara keseluruhan. Al-Quran surah Ath-Thur, surah ke-52 ayat 32-34.
      “Apakah mereka diperintah pikiran untuk mengucapkan tuduhan atau mereka kaum yang melampaui batas? Atau mereka mengatakan,”Muhammad membuat-buatnya". Sebenarnya mereka tidak beriman. Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al-Quran, jika mereka orang-orang yang benar.”
      Kedua, Al-Quran menantang menyusun sepuluh surah semacam Al-Quran. Al-Quran surah Hud, surah ke-11 ayat 13.
      “Bahkan mereka mengatakan, “Muhammad telah membuat Al-Quran. Katakan,”Kalau demikian, maka datangkan sepuluh surat yang dibuat untuk menyamainya, dan panggil orang yang kamu sanggup, selain Allah jika kamu memang orang-orang yang benar”.   
      Ketiga, menantang menyusun satu surah saja semacam Al-Quran. Al-Quran surah At-Taubah, surah ke-10 ayat 38.
      “Atau patutkah mereka mengatakan, “Muhammad membuatnya.” Katakan, “Kalau benar yang kamu katakan itu, maka coba datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggil siapa saja yang dapat kamu panggil untuk membuatnya selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”
      Keempat, menantang mereka untuk menyusun sesuatu yang mirip dengan satu surah Al-Quran. Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 23.
     “Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Quran itu dan ajaklah penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”
       Al-Quran surah Al-Ira’, surah ke-17 ayat 88. “Katakan,”Sesungguhnya apabila manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Quran, niscaya mereka tidak dapat membuat yang serupa, meskipun mereka saling membantu”.
     Yang dimaksudkan “semisal” ayat Al-Quran mencakup segala macam aspek. Termasuk kandungan  yang berhubungan dengan sains dan dan teknologi yang belum dikenal pada masa turunnya.
      Oleh karena itu, umat Islam berusaha membuktikan kebenaran dan kemukjizatan Al-Quran melalui penafsiran sesuai dengan perkembangan sains dan teknologi.
     Meskipun, kadang kala dirasakan adanya “pemaksaan” dalam penafsiran ayat Al-Quran karena ingin membuktikan kebenaran ilmiah ayat Al-Quran.
      Penafsiran ilmiah ayat Al-Quran sudah lama terjadi. Al-Ghazali berkata,”Segala macam ilmu pengetahuan yang terdahulu maupun yang kemudian, yang telah diketahui maupun belum, semua bersumber dari Al-Quran.
     Al-Quran surah Asy-Syuara, surah ke-26 ayat 80.  “Apabila aku sakit, Allah yang menyembuhkan aku.”
      Menurut Al-Gazali “penyakit” dan “obat” hanya diketahui orang yang berkecimpung dalam bidang kedokteran. Ayat tersebut merupakan isyarat tentang ilmu kedokteran.
     Para ulama berbeda pendapat tentang penafsiran ilmiah ayat Al-Quran. Sebagian ulama mendukungnya, sebagian ulama yang lain menolaknya.
      Para ulama yang menolak tafsir ilmiah berkata, “Al-Quran tidak diturunkan untuk maksud tersebut. Cara memahami ayat Al-Quran harus memakai ilmu bantu yang dikenal masyarakat Arab pada masa turunnya. Orang yang memahami ayat Al-Quran menggunakan ilmu bantu yang lain, dia sesat dan keliru.
      Para ulama yang mendukung tafsir ilmiah berkata,”Al-Quran mewajibkan manusia memahami Al-Quran sesuai dengan masanya, sebagaimana wajibnya orang Arab yang hidup di zaman Nabi.
       Hal ini untuk melaksanakan perintah ayat Al-Quran “Apakah mereka tidak berpikir”, dan sejenisnya. Ayat ini biasanya menjadi penutup ayat yang berbicara tentang sains dan teknologi. 
      Pendapat para ulama yang saling berlawanan ini, masing-masing memiliki pendukung yang banyak jumlahnya, sejak zaman dahulu sampai sekarang. 
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

162. ILMIAH

PERKEMBANGAN TAFSIR ILMIAH AL-QURAN
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

     
      Beberapa orang bertanya,”Tolong dijelaskan Perkembangan Tafsir Ilmiah Ayat Al-Quran? Profesor Quraish Shihab menjelaskan tentang Perkembangan Tafsir Ilmiah Ayat Al-Quran.
      Al-Quran merupakan sumber utama ajaran Islam, berfungsi sebagai petunjuk ke jalan yang sebaik-baiknya. Untuk kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat. Petunjuk tersebut banyak yang bersifat umum dan global. Nabi Muhammad yang memberikan penjelasan dan penjabaran.
      Al-Quran surah Al-Isra, surah ke-17 ayat 9. “Sesungguhnya Al-Quran memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal saleh. Bagi mereka ada pahala yang besar.”
      Al-Quran surah An-Nahl, surah ke-16 ayat 43-44. “Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka. Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui, keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Kami turunkan kepadamu Al-Quran, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.”
       Al-Quran surah An-Nisa, surah ke-4 ayat 105. “Sesungguhnya Kami menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili manusia dengan yang telah Allah wahyukan kepadamu. Kamu jangan menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat.”
       Al-Quran memerintahkan umat manusia untuk memperhatikan ayat Al-Quran. Al-Quran surah Az-Zumar, surah ke-39 ayat 18.
      “Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik. Mereka orang yang telah diberi Allah petunjuk dan orang yang mempunyai akal.”
      Al-Quran surah Muhammad, surah ke-47 ayat 24. “Apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran atau hati mereka terkunci?”
       Dengan memperhatikan ayat Al-Quran dapat mengantar manusia meyakini kebenaran dan menemukan alternatif melalui pengintegrasian ayat Al-Quran dengan perkembangan masyarakat.
       Allah menampilkan kebenaran Al-Quran dengan memperlihatkan tanda kebesaran-Nya di seluruh ufuk dan pada diri manusia, sehingga terbukti Al-Quran benar.  
      Al-Quran surah Fushilat, surah ke-41 ayat 53. “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda kekuasaan Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelas Al-Quran benar. Apakah Tuhanmu tidak cukup bagimu, sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu?”
      Al-Quran diturunkan kepada para Nabi berfungsi memberikan jawaban dan solusi masalah masyarakat.
      Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 213. “Manusia adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), Allah mengutus para nabi pemberi kabar gembira dan peringatan. Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan perkara yang mereka perselisihkan. Tidak berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang keterangan yang nyata, karena dengki mereka sendiri.  Allah memberikan petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang yang mereka perselisihkan dengan kehendak-Nya. Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.”
            Al-Quran mempunyai banyak fungsi. Salah satunya menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad. Bukti kebenaran disampaikan dalam tantangan yang bertahap.
      Pertama, Al-Quran menantang siapa pun yang meragukannya untuk menyusun semacam Al-Quran secara keseluruhan. Al-Quran surah Ath-Thur, surah ke-52 ayat 32-34.
      “Apakah mereka diperintah pikiran untuk mengucapkan tuduhan atau mereka kaum yang melampaui batas? Atau mereka mengatakan,”Muhammad membuat-buatnya". Sebenarnya mereka tidak beriman. Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al-Quran, jika mereka orang-orang yang benar.”
      Kedua, Al-Quran menantang menyusun sepuluh surah semacam Al-Quran. Al-Quran surah Hud, surah ke-11 ayat 13.
      “Bahkan mereka mengatakan, “Muhammad telah membuat Al-Quran. Katakan,”Kalau demikian, maka datangkan sepuluh surat yang dibuat untuk menyamainya, dan panggil orang yang kamu sanggup, selain Allah jika kamu memang orang-orang yang benar”.   
      Ketiga, menantang menyusun satu surah saja semacam Al-Quran. Al-Quran surah At-Taubah, surah ke-10 ayat 38.
      “Atau patutkah mereka mengatakan, “Muhammad membuatnya.” Katakan, “Kalau benar yang kamu katakan itu, maka coba datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggil siapa saja yang dapat kamu panggil untuk membuatnya selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”
      Keempat, menantang mereka untuk menyusun sesuatu yang mirip dengan satu surah Al-Quran. Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 23.
     “Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Quran itu dan ajaklah penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”
       Al-Quran surah Al-Ira’, surah ke-17 ayat 88. “Katakan,”Sesungguhnya apabila manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Quran, niscaya mereka tidak dapat membuat yang serupa, meskipun mereka saling membantu”.
     Yang dimaksudkan “semisal” ayat Al-Quran mencakup segala macam aspek. Termasuk kandungan  yang berhubungan dengan sains dan dan teknologi yang belum dikenal pada masa turunnya.
      Oleh karena itu, umat Islam berusaha membuktikan kebenaran dan kemukjizatan Al-Quran melalui penafsiran sesuai dengan perkembangan sains dan teknologi.
     Meskipun, kadang kala dirasakan adanya “pemaksaan” dalam penafsiran ayat Al-Quran karena ingin membuktikan kebenaran ilmiah ayat Al-Quran.
      Penafsiran ilmiah ayat Al-Quran sudah lama terjadi. Al-Ghazali berkata,”Segala macam ilmu pengetahuan yang terdahulu maupun yang kemudian, yang telah diketahui maupun belum, semua bersumber dari Al-Quran.
     Al-Quran surah Asy-Syuara, surah ke-26 ayat 80.  “Apabila aku sakit, Allah yang menyembuhkan aku.”
      Menurut Al-Gazali “penyakit” dan “obat” hanya diketahui orang yang berkecimpung dalam bidang kedokteran. Ayat tersebut merupakan isyarat tentang ilmu kedokteran.
     Para ulama berbeda pendapat tentang penafsiran ilmiah ayat Al-Quran. Sebagian ulama mendukungnya, sebagian ulama yang lain menolaknya.
      Para ulama yang menolak tafsir ilmiah berkata, “Al-Quran tidak diturunkan untuk maksud tersebut. Cara memahami ayat Al-Quran harus memakai ilmu bantu yang dikenal masyarakat Arab pada masa turunnya. Orang yang memahami ayat Al-Quran menggunakan ilmu bantu yang lain, dia sesat dan keliru.
      Para ulama yang mendukung tafsir ilmiah berkata,”Al-Quran mewajibkan manusia memahami Al-Quran sesuai dengan masanya, sebagaimana wajibnya orang Arab yang hidup di zaman Nabi.
       Hal ini untuk melaksanakan perintah ayat Al-Quran “Apakah mereka tidak berpikir”, dan sejenisnya. Ayat ini biasanya menjadi penutup ayat yang berbicara tentang sains dan teknologi. 
      Pendapat para ulama yang saling berlawanan ini, masing-masing memiliki pendukung yang banyak jumlahnya, sejak zaman dahulu sampai sekarang. 
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

162. ILMIAH

PERKEMBANGAN TAFSIR ILMIAH AL-QURAN
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

     
      Beberapa orang bertanya,”Tolong dijelaskan Perkembangan Tafsir Ilmiah Ayat Al-Quran? Profesor Quraish Shihab menjelaskan tentang Perkembangan Tafsir Ilmiah Ayat Al-Quran.
      Al-Quran merupakan sumber utama ajaran Islam, berfungsi sebagai petunjuk ke jalan yang sebaik-baiknya. Untuk kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat. Petunjuk tersebut banyak yang bersifat umum dan global. Nabi Muhammad yang memberikan penjelasan dan penjabaran.
      Al-Quran surah Al-Isra, surah ke-17 ayat 9. “Sesungguhnya Al-Quran memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal saleh. Bagi mereka ada pahala yang besar.”
      Al-Quran surah An-Nahl, surah ke-16 ayat 43-44. “Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka. Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui, keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Kami turunkan kepadamu Al-Quran, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.”
       Al-Quran surah An-Nisa, surah ke-4 ayat 105. “Sesungguhnya Kami menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili manusia dengan yang telah Allah wahyukan kepadamu. Kamu jangan menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat.”
       Al-Quran memerintahkan umat manusia untuk memperhatikan ayat Al-Quran. Al-Quran surah Az-Zumar, surah ke-39 ayat 18.
      “Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik. Mereka orang yang telah diberi Allah petunjuk dan orang yang mempunyai akal.”
      Al-Quran surah Muhammad, surah ke-47 ayat 24. “Apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran atau hati mereka terkunci?”
       Dengan memperhatikan ayat Al-Quran dapat mengantar manusia meyakini kebenaran dan menemukan alternatif melalui pengintegrasian ayat Al-Quran dengan perkembangan masyarakat.
       Allah menampilkan kebenaran Al-Quran dengan memperlihatkan tanda kebesaran-Nya di seluruh ufuk dan pada diri manusia, sehingga terbukti Al-Quran benar.  
      Al-Quran surah Fushilat, surah ke-41 ayat 53. “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda kekuasaan Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelas Al-Quran benar. Apakah Tuhanmu tidak cukup bagimu, sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu?”
      Al-Quran diturunkan kepada para Nabi berfungsi memberikan jawaban dan solusi masalah masyarakat.
      Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 213. “Manusia adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), Allah mengutus para nabi pemberi kabar gembira dan peringatan. Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan perkara yang mereka perselisihkan. Tidak berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang keterangan yang nyata, karena dengki mereka sendiri.  Allah memberikan petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang yang mereka perselisihkan dengan kehendak-Nya. Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.”
            Al-Quran mempunyai banyak fungsi. Salah satunya menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad. Bukti kebenaran disampaikan dalam tantangan yang bertahap.
      Pertama, Al-Quran menantang siapa pun yang meragukannya untuk menyusun semacam Al-Quran secara keseluruhan. Al-Quran surah Ath-Thur, surah ke-52 ayat 32-34.
      “Apakah mereka diperintah pikiran untuk mengucapkan tuduhan atau mereka kaum yang melampaui batas? Atau mereka mengatakan,”Muhammad membuat-buatnya". Sebenarnya mereka tidak beriman. Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al-Quran, jika mereka orang-orang yang benar.”
      Kedua, Al-Quran menantang menyusun sepuluh surah semacam Al-Quran. Al-Quran surah Hud, surah ke-11 ayat 13.
      “Bahkan mereka mengatakan, “Muhammad telah membuat Al-Quran. Katakan,”Kalau demikian, maka datangkan sepuluh surat yang dibuat untuk menyamainya, dan panggil orang yang kamu sanggup, selain Allah jika kamu memang orang-orang yang benar”.   
      Ketiga, menantang menyusun satu surah saja semacam Al-Quran. Al-Quran surah At-Taubah, surah ke-10 ayat 38.
      “Atau patutkah mereka mengatakan, “Muhammad membuatnya.” Katakan, “Kalau benar yang kamu katakan itu, maka coba datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggil siapa saja yang dapat kamu panggil untuk membuatnya selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”
      Keempat, menantang mereka untuk menyusun sesuatu yang mirip dengan satu surah Al-Quran. Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 23.
     “Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Quran itu dan ajaklah penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”
       Al-Quran surah Al-Ira’, surah ke-17 ayat 88. “Katakan,”Sesungguhnya apabila manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Quran, niscaya mereka tidak dapat membuat yang serupa, meskipun mereka saling membantu”.
     Yang dimaksudkan “semisal” ayat Al-Quran mencakup segala macam aspek. Termasuk kandungan  yang berhubungan dengan sains dan dan teknologi yang belum dikenal pada masa turunnya.
      Oleh karena itu, umat Islam berusaha membuktikan kebenaran dan kemukjizatan Al-Quran melalui penafsiran sesuai dengan perkembangan sains dan teknologi.
     Meskipun, kadang kala dirasakan adanya “pemaksaan” dalam penafsiran ayat Al-Quran karena ingin membuktikan kebenaran ilmiah ayat Al-Quran.
      Penafsiran ilmiah ayat Al-Quran sudah lama terjadi. Al-Ghazali berkata,”Segala macam ilmu pengetahuan yang terdahulu maupun yang kemudian, yang telah diketahui maupun belum, semua bersumber dari Al-Quran.
     Al-Quran surah Asy-Syuara, surah ke-26 ayat 80.  “Apabila aku sakit, Allah yang menyembuhkan aku.”
      Menurut Al-Gazali “penyakit” dan “obat” hanya diketahui orang yang berkecimpung dalam bidang kedokteran. Ayat tersebut merupakan isyarat tentang ilmu kedokteran.
     Para ulama berbeda pendapat tentang penafsiran ilmiah ayat Al-Quran. Sebagian ulama mendukungnya, sebagian ulama yang lain menolaknya.
      Para ulama yang menolak tafsir ilmiah berkata, “Al-Quran tidak diturunkan untuk maksud tersebut. Cara memahami ayat Al-Quran harus memakai ilmu bantu yang dikenal masyarakat Arab pada masa turunnya. Orang yang memahami ayat Al-Quran menggunakan ilmu bantu yang lain, dia sesat dan keliru.
      Para ulama yang mendukung tafsir ilmiah berkata,”Al-Quran mewajibkan manusia memahami Al-Quran sesuai dengan masanya, sebagaimana wajibnya orang Arab yang hidup di zaman Nabi.
       Hal ini untuk melaksanakan perintah ayat Al-Quran “Apakah mereka tidak berpikir”, dan sejenisnya. Ayat ini biasanya menjadi penutup ayat yang berbicara tentang sains dan teknologi. 
      Pendapat para ulama yang saling berlawanan ini, masing-masing memiliki pendukung yang banyak jumlahnya, sejak zaman dahulu sampai sekarang. 
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

162. ILMIAH

PERKEMBANGAN TAFSIR ILMIAH AL-QURAN
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

     
      Beberapa orang bertanya,”Tolong dijelaskan Perkembangan Tafsir Ilmiah Ayat Al-Quran? Profesor Quraish Shihab menjelaskan tentang Perkembangan Tafsir Ilmiah Ayat Al-Quran.
      Al-Quran merupakan sumber utama ajaran Islam, berfungsi sebagai petunjuk ke jalan yang sebaik-baiknya. Untuk kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat. Petunjuk tersebut banyak yang bersifat umum dan global. Nabi Muhammad yang memberikan penjelasan dan penjabaran.
      Al-Quran surah Al-Isra, surah ke-17 ayat 9. “Sesungguhnya Al-Quran memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal saleh. Bagi mereka ada pahala yang besar.”
      Al-Quran surah An-Nahl, surah ke-16 ayat 43-44. “Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka. Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui, keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Kami turunkan kepadamu Al-Quran, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.”
       Al-Quran surah An-Nisa, surah ke-4 ayat 105. “Sesungguhnya Kami menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili manusia dengan yang telah Allah wahyukan kepadamu. Kamu jangan menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat.”
       Al-Quran memerintahkan umat manusia untuk memperhatikan ayat Al-Quran. Al-Quran surah Az-Zumar, surah ke-39 ayat 18.
      “Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik. Mereka orang yang telah diberi Allah petunjuk dan orang yang mempunyai akal.”
      Al-Quran surah Muhammad, surah ke-47 ayat 24. “Apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran atau hati mereka terkunci?”
       Dengan memperhatikan ayat Al-Quran dapat mengantar manusia meyakini kebenaran dan menemukan alternatif melalui pengintegrasian ayat Al-Quran dengan perkembangan masyarakat.
       Allah menampilkan kebenaran Al-Quran dengan memperlihatkan tanda kebesaran-Nya di seluruh ufuk dan pada diri manusia, sehingga terbukti Al-Quran benar.  
      Al-Quran surah Fushilat, surah ke-41 ayat 53. “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda kekuasaan Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelas Al-Quran benar. Apakah Tuhanmu tidak cukup bagimu, sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu?”
      Al-Quran diturunkan kepada para Nabi berfungsi memberikan jawaban dan solusi masalah masyarakat.
      Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 213. “Manusia adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), Allah mengutus para nabi pemberi kabar gembira dan peringatan. Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan perkara yang mereka perselisihkan. Tidak berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang keterangan yang nyata, karena dengki mereka sendiri.  Allah memberikan petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang yang mereka perselisihkan dengan kehendak-Nya. Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.”
            Al-Quran mempunyai banyak fungsi. Salah satunya menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad. Bukti kebenaran disampaikan dalam tantangan yang bertahap.
      Pertama, Al-Quran menantang siapa pun yang meragukannya untuk menyusun semacam Al-Quran secara keseluruhan. Al-Quran surah Ath-Thur, surah ke-52 ayat 32-34.
      “Apakah mereka diperintah pikiran untuk mengucapkan tuduhan atau mereka kaum yang melampaui batas? Atau mereka mengatakan,”Muhammad membuat-buatnya". Sebenarnya mereka tidak beriman. Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al-Quran, jika mereka orang-orang yang benar.”
      Kedua, Al-Quran menantang menyusun sepuluh surah semacam Al-Quran. Al-Quran surah Hud, surah ke-11 ayat 13.
      “Bahkan mereka mengatakan, “Muhammad telah membuat Al-Quran. Katakan,”Kalau demikian, maka datangkan sepuluh surat yang dibuat untuk menyamainya, dan panggil orang yang kamu sanggup, selain Allah jika kamu memang orang-orang yang benar”.   
      Ketiga, menantang menyusun satu surah saja semacam Al-Quran. Al-Quran surah At-Taubah, surah ke-10 ayat 38.
      “Atau patutkah mereka mengatakan, “Muhammad membuatnya.” Katakan, “Kalau benar yang kamu katakan itu, maka coba datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggil siapa saja yang dapat kamu panggil untuk membuatnya selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”
      Keempat, menantang mereka untuk menyusun sesuatu yang mirip dengan satu surah Al-Quran. Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 23.
     “Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Quran itu dan ajaklah penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”
       Al-Quran surah Al-Ira’, surah ke-17 ayat 88. “Katakan,”Sesungguhnya apabila manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Quran, niscaya mereka tidak dapat membuat yang serupa, meskipun mereka saling membantu”.
     Yang dimaksudkan “semisal” ayat Al-Quran mencakup segala macam aspek. Termasuk kandungan  yang berhubungan dengan sains dan dan teknologi yang belum dikenal pada masa turunnya.
      Oleh karena itu, umat Islam berusaha membuktikan kebenaran dan kemukjizatan Al-Quran melalui penafsiran sesuai dengan perkembangan sains dan teknologi.
     Meskipun, kadang kala dirasakan adanya “pemaksaan” dalam penafsiran ayat Al-Quran karena ingin membuktikan kebenaran ilmiah ayat Al-Quran.
      Penafsiran ilmiah ayat Al-Quran sudah lama terjadi. Al-Ghazali berkata,”Segala macam ilmu pengetahuan yang terdahulu maupun yang kemudian, yang telah diketahui maupun belum, semua bersumber dari Al-Quran.
     Al-Quran surah Asy-Syuara, surah ke-26 ayat 80.  “Apabila aku sakit, Allah yang menyembuhkan aku.”
      Menurut Al-Gazali “penyakit” dan “obat” hanya diketahui orang yang berkecimpung dalam bidang kedokteran. Ayat tersebut merupakan isyarat tentang ilmu kedokteran.
     Para ulama berbeda pendapat tentang penafsiran ilmiah ayat Al-Quran. Sebagian ulama mendukungnya, sebagian ulama yang lain menolaknya.
      Para ulama yang menolak tafsir ilmiah berkata, “Al-Quran tidak diturunkan untuk maksud tersebut. Cara memahami ayat Al-Quran harus memakai ilmu bantu yang dikenal masyarakat Arab pada masa turunnya. Orang yang memahami ayat Al-Quran menggunakan ilmu bantu yang lain, dia sesat dan keliru.
      Para ulama yang mendukung tafsir ilmiah berkata,”Al-Quran mewajibkan manusia memahami Al-Quran sesuai dengan masanya, sebagaimana wajibnya orang Arab yang hidup di zaman Nabi.
       Hal ini untuk melaksanakan perintah ayat Al-Quran “Apakah mereka tidak berpikir”, dan sejenisnya. Ayat ini biasanya menjadi penutup ayat yang berbicara tentang sains dan teknologi. 
      Pendapat para ulama yang saling berlawanan ini, masing-masing memiliki pendukung yang banyak jumlahnya, sejak zaman dahulu sampai sekarang. 
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

162. ILMIAH

PERKEMBANGAN TAFSIR ILMIAH AL-QURAN
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

     
      Beberapa orang bertanya,”Tolong dijelaskan Perkembangan Tafsir Ilmiah Ayat Al-Quran? Profesor Quraish Shihab menjelaskan tentang Perkembangan Tafsir Ilmiah Ayat Al-Quran.
      Al-Quran merupakan sumber utama ajaran Islam, berfungsi sebagai petunjuk ke jalan yang sebaik-baiknya. Untuk kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat. Petunjuk tersebut banyak yang bersifat umum dan global. Nabi Muhammad yang memberikan penjelasan dan penjabaran.
      Al-Quran surah Al-Isra, surah ke-17 ayat 9. “Sesungguhnya Al-Quran memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal saleh. Bagi mereka ada pahala yang besar.”
      Al-Quran surah An-Nahl, surah ke-16 ayat 43-44. “Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka. Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui, keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Kami turunkan kepadamu Al-Quran, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.”
       Al-Quran surah An-Nisa, surah ke-4 ayat 105. “Sesungguhnya Kami menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili manusia dengan yang telah Allah wahyukan kepadamu. Kamu jangan menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat.”
       Al-Quran memerintahkan umat manusia untuk memperhatikan ayat Al-Quran. Al-Quran surah Az-Zumar, surah ke-39 ayat 18.
      “Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik. Mereka orang yang telah diberi Allah petunjuk dan orang yang mempunyai akal.”
      Al-Quran surah Muhammad, surah ke-47 ayat 24. “Apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran atau hati mereka terkunci?”
       Dengan memperhatikan ayat Al-Quran dapat mengantar manusia meyakini kebenaran dan menemukan alternatif melalui pengintegrasian ayat Al-Quran dengan perkembangan masyarakat.
       Allah menampilkan kebenaran Al-Quran dengan memperlihatkan tanda kebesaran-Nya di seluruh ufuk dan pada diri manusia, sehingga terbukti Al-Quran benar.  
      Al-Quran surah Fushilat, surah ke-41 ayat 53. “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda kekuasaan Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelas Al-Quran benar. Apakah Tuhanmu tidak cukup bagimu, sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu?”
      Al-Quran diturunkan kepada para Nabi berfungsi memberikan jawaban dan solusi masalah masyarakat.
      Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 213. “Manusia adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), Allah mengutus para nabi pemberi kabar gembira dan peringatan. Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan perkara yang mereka perselisihkan. Tidak berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang keterangan yang nyata, karena dengki mereka sendiri.  Allah memberikan petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang yang mereka perselisihkan dengan kehendak-Nya. Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.”
            Al-Quran mempunyai banyak fungsi. Salah satunya menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad. Bukti kebenaran disampaikan dalam tantangan yang bertahap.
      Pertama, Al-Quran menantang siapa pun yang meragukannya untuk menyusun semacam Al-Quran secara keseluruhan. Al-Quran surah Ath-Thur, surah ke-52 ayat 32-34.
      “Apakah mereka diperintah pikiran untuk mengucapkan tuduhan atau mereka kaum yang melampaui batas? Atau mereka mengatakan,”Muhammad membuat-buatnya". Sebenarnya mereka tidak beriman. Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al-Quran, jika mereka orang-orang yang benar.”
      Kedua, Al-Quran menantang menyusun sepuluh surah semacam Al-Quran. Al-Quran surah Hud, surah ke-11 ayat 13.
      “Bahkan mereka mengatakan, “Muhammad telah membuat Al-Quran. Katakan,”Kalau demikian, maka datangkan sepuluh surat yang dibuat untuk menyamainya, dan panggil orang yang kamu sanggup, selain Allah jika kamu memang orang-orang yang benar”.   
      Ketiga, menantang menyusun satu surah saja semacam Al-Quran. Al-Quran surah At-Taubah, surah ke-10 ayat 38.
      “Atau patutkah mereka mengatakan, “Muhammad membuatnya.” Katakan, “Kalau benar yang kamu katakan itu, maka coba datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggil siapa saja yang dapat kamu panggil untuk membuatnya selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”
      Keempat, menantang mereka untuk menyusun sesuatu yang mirip dengan satu surah Al-Quran. Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 23.
     “Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Quran itu dan ajaklah penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”
       Al-Quran surah Al-Ira’, surah ke-17 ayat 88. “Katakan,”Sesungguhnya apabila manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Quran, niscaya mereka tidak dapat membuat yang serupa, meskipun mereka saling membantu”.
     Yang dimaksudkan “semisal” ayat Al-Quran mencakup segala macam aspek. Termasuk kandungan  yang berhubungan dengan sains dan dan teknologi yang belum dikenal pada masa turunnya.
      Oleh karena itu, umat Islam berusaha membuktikan kebenaran dan kemukjizatan Al-Quran melalui penafsiran sesuai dengan perkembangan sains dan teknologi.
     Meskipun, kadang kala dirasakan adanya “pemaksaan” dalam penafsiran ayat Al-Quran karena ingin membuktikan kebenaran ilmiah ayat Al-Quran.
      Penafsiran ilmiah ayat Al-Quran sudah lama terjadi. Al-Ghazali berkata,”Segala macam ilmu pengetahuan yang terdahulu maupun yang kemudian, yang telah diketahui maupun belum, semua bersumber dari Al-Quran.
     Al-Quran surah Asy-Syuara, surah ke-26 ayat 80.  “Apabila aku sakit, Allah yang menyembuhkan aku.”
      Menurut Al-Gazali “penyakit” dan “obat” hanya diketahui orang yang berkecimpung dalam bidang kedokteran. Ayat tersebut merupakan isyarat tentang ilmu kedokteran.
     Para ulama berbeda pendapat tentang penafsiran ilmiah ayat Al-Quran. Sebagian ulama mendukungnya, sebagian ulama yang lain menolaknya.
      Para ulama yang menolak tafsir ilmiah berkata, “Al-Quran tidak diturunkan untuk maksud tersebut. Cara memahami ayat Al-Quran harus memakai ilmu bantu yang dikenal masyarakat Arab pada masa turunnya. Orang yang memahami ayat Al-Quran menggunakan ilmu bantu yang lain, dia sesat dan keliru.
      Para ulama yang mendukung tafsir ilmiah berkata,”Al-Quran mewajibkan manusia memahami Al-Quran sesuai dengan masanya, sebagaimana wajibnya orang Arab yang hidup di zaman Nabi.
       Hal ini untuk melaksanakan perintah ayat Al-Quran “Apakah mereka tidak berpikir”, dan sejenisnya. Ayat ini biasanya menjadi penutup ayat yang berbicara tentang sains dan teknologi. 
      Pendapat para ulama yang saling berlawanan ini, masing-masing memiliki pendukung yang banyak jumlahnya, sejak zaman dahulu sampai sekarang. 
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.