Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Saturday, November 3, 2018

1390. SAKINAH MAWADAH RAHMAH










SAKINAH, MAWADAH, RAHMAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang pernikahan menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya
1.    Kata “nikah” (menurut KBBI V) dapat diartikan “ikatan atau akad perkawinan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama”.
2.    Pernikahan adalah “upacara nikah” atau “hal pebuatan bernikah”.
3.    Kata “kawin” atau “perkawinan” bisa diartikan “menikah”, “membentuk keluarga dengan lawan jenis”, “bersuami atau beristri”, “bersetubuh”, atau “melakukan hubungan kelamin”.
4.    Kata “nikah” secara  bahasa pada awalnya bermakna “menghimpun”.
5.    Dalam Al-Quran kata “nikah” dalam berbagai bentuknya ditemukan sebanyak 23 kali
6.    Al-Quran juga menggunakan kata “zawwaja”  dan  “zauwj”  yang artinya “pasangan” karena pernikahan menjadikan seseorang memiliki pasangan.
7.     Al-Quran menggunakan kata “zawwaja”  dan  kata  “zauwj”  dalam berbagai  bentuk  dan maknanya terulang sebanyak 80 kali.
8.    Secara umum Al-Quran hanya  menggunakan  kata  “zawwaja”  dan  “zauwj” untuk menggambarkan  terjalinnya  hubungan  suami  istri secara sah.
9.    Dalam Al-Quran ada kata “wahabat” (memberi) digunakan untuk melukiskan kedatangan seorang wanita yang menyerahkan dirinya untuk dijadikan  istri, tetapi  agaknya kata ini hanya berlaku bagi Nabi Muhammad..
10. Al-Quran surah Al-Ahzab (surah ke-33) ayat 50.

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَحْلَلْنَا لَكَ أَزْوَاجَكَ اللَّاتِي آتَيْتَ أُجُورَهُنَّ وَمَا مَلَكَتْ يَمِينُكَ مِمَّا أَفَاءَ اللَّهُ عَلَيْكَ وَبَنَاتِ عَمِّكَ وَبَنَاتِ عَمَّاتِكَ وَبَنَاتِ خَالِكَ وَبَنَاتِ خَالَاتِكَ اللَّاتِي هَاجَرْنَ مَعَكَ وَامْرَأَةً مُؤْمِنَةً إِنْ وَهَبَتْ نَفْسَهَا لِلنَّبِيِّ إِنْ أَرَادَ النَّبِيُّ أَنْ يَسْتَنْكِحَهَا خَالِصَةً لَكَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ ۗ قَدْ عَلِمْنَا مَا فَرَضْنَا عَلَيْهِمْ فِي أَزْوَاجِهِمْ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ لِكَيْلَا يَكُونَ عَلَيْكَ حَرَجٌ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

      Hai Nabi, sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagimu istri-istrimu yang telah kamu berikan maskawinnya dan hamba sahaya yang kamu miliki yang termasuk apa yang kamu peroleh dalam peperangan yang dikaruniakan Allah untukmu, dan (demikian pula) anak-anak perempuan dari saudara laki-laki bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara perempuan bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara laki-laki ibumu dan anak-anak perempuan dari saudara perempuan ibumu yang turut hijrah bersama kamu dan perempuan mukmin yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau mengawininya, sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang mukmin. Sesungguhnya Kami telah mengetahui apa yang Kami wajibkan kepada mereka tentang istri-istri mereka dan hamba sahaya yang mereka miliki supaya tidak menjadi kesempitan bagimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
11. Para ulama menjelaskan bahwa pernikahan, atau tepatnya keberpasangan adalah  ketetapan Allah atas segala makhluk, karena berulang-ulang  hakikat  ini ditegaskan dalam Al-Quran.
12. Al-Quran surah Adz-Dzariyat, surah ke-51 ayat 49. 
وَمِنْ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

      Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah.
13. Al-Quran surah Yasin (surah ke-36) ayat 36.
سُبْحَانَ الَّذِي خَلَقَ الْأَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْبِتُ الْأَرْضُ وَمِنْ أَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُونَ
            Maha Suci Allah yang telah menciptakan semuanya berpasangan, baik dari apa yang tumbuh di bumi dan jenis mereka (manusia) maupun dari (makhluk )yang tidak mereka ketahui.
14. Para ulama menjelaskan bahwa setiap manusia mendambakan pasangan adalah  fitrah manusia sebelum dewasa, dan dorongan yang sulit dibendung setelah dewasa.
15. Agama Islam mensyariatkan adanya pertemuan antara pria dan wanita dalam pernikahan untuk memperoleh ketenteraman  atau  sakinah  dalam  istilah Al-Quran.
16. Al-Quran surah Ar-Rum (surah ke-30) ayat 21.
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
     Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian  benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.
17. Kata “sakinah” terambil dari akar kata  “sakana”  yang  artinya “diam atau tenangnya sesuatu setelah bergejolak”.
18. Pisau dinamakan “sikkin” karena pisau adalah alat yang menjadikan binatang yang disembelih menjadi tenang, tidak bergerak, setelah meronta.
19. Sakinah dalam pernikahan adalah ketenangan yang dinamis dan aktif.  
20. Para ulama menjelaskan bahwa dalam pernikahan diperlukan kesiapan fisik,  mental, dan ekonomi bagi yang ingin menikah.
21.  Tetapi para orang tua gadis diminta untuk tidak menjadikan kemiskinan sebagai alasan untuk menolak seorang pria yang melamar  putrinya.

22.  Al-Quran surah An-Nur (surah ke-24) ayat 32.
وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَىٰ مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ ۚ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

   
      Dan kawinkan orang-orang yang sendirian di antaramu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.

23.  Al-Quran surah An-Nur (surah ke-24) ayat 33, menjelaskan bahwa remaja yang tidak memiliki kemampuan ekonomi dianjurkan menahan diri dan menjaga  kesuciannya. 
وَلْيَسْتَعْفِفِ الَّذِينَ لَا يَجِدُونَ نِكَاحًا حَتَّىٰ يُغْنِيَهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ ۗ وَالَّذِينَ يَبْتَغُونَ الْكِتَابَ مِمَّا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ فَكَاتِبُوهُمْ إِنْ عَلِمْتُمْ فِيهِمْ خَيْرًا ۖ وَآتُوهُمْ مِنْ مَالِ اللَّهِ الَّذِي آتَاكُمْ ۚ وَلَا تُكْرِهُوا فَتَيَاتِكُمْ عَلَى الْبِغَاءِ إِنْ أَرَدْنَ تَحَصُّنًا لِتَبْتَغُوا عَرَضَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۚ وَمَنْ يُكْرِهْهُنَّ فَإِنَّ اللَّهَ مِنْ بَعْدِ إِكْرَاهِهِنَّ غَفُورٌ رَحِيمٌ
 
     Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (diri) nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan budak-budak yang kamu miliki yang menginginkan perjanjian, hendaklah kamu buat perjanjian dengan mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikan kepada mereka sebagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu. Dan jangan kamu paksa budak-budak wanitamu untuk melakukan pelacuran, sedangkan mereka sendiri mengingini kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan duniawi. Dan barangsiapa yang memaksa mereka, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (kepada mereka) sesudah mereka dipaksa (itu).
24. Kata “sakinah” (dalam KBBI V) diartikan “kedamaian, ketenteraman, ketenangan, dan kebahagiaan”.
25. Mawadah bermakna kasih sayang.
26. Rahmah artinya belas kasih dan kata “rahmat” bermakna belah kasih, kerahiman, karunia, dan berkah.
27. Para ulama menjelaskan bahwa untuk mencapai rumah tangga yang sakinah syaratnya adalah sepasang suami istri dilarang saling menghina kelemahan/kekurangan pasangannya, karena tidak ada manusia yang sempurna.
28. Mawadah dapat dicapai jika sepasang suami istri memusatkan perhatian kepada kelebihan/kebaikan pasangannya, karena setiap manusia pasti mempunyai kelebihan/kebaikan.
29. Rahmah/rahmat dapat diperoleh jika sepasang suami istri mampu memaafkan kekurangan/kelemahan pasangannya dan menganggapnya sebagai ladang amal.
30. Semoga kita semua dapat membentuk keluarga yang sakinah, mawadah, dan rahmah/rahmat.
 Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online.     
Description: D:\yusron-1\14. foto yus -sofie\18. foto yus-sofie\7.jpgDescription: D:\yusron-1\14. foto yus -sofie\18. foto yus-sofie\6.jpgDescription: D:\yusron-1\14. foto yus -sofie\18. foto yus-sofie\5 (2).jpgDescription: D:\yusron-1\14. foto yus -sofie\18. foto yus-sofie\4.jpgDescription: D:\yusron-1\14. foto yus -sofie\18. foto yus-sofie\3.jpgDescription: D:\yusron-1\14. foto yus -sofie\18. foto yus-sofie\2.jpgDescription: D:\yusron-1\14. foto yus -sofie\18. foto yus-sofie\8.jpg

Tuesday, October 30, 2018

1389. MASYARAKAT NERAKA


MASYARAKAT NERAKA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
     Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang masyarakat neraka  menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
1.    Kekejaman komunis dalam peristiwa G-30-S PKI selalu terbayang dalam ingatan kita, sehingga kita semakin yakin atas besarnya rahmat Allah yang dicurahkan kepada bangsa Indonesia.
2.    Bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragama.
3.    Agama dengan paham komunisme adalah dua paham yang saling bertolak belakang.
4.    Agama berlandaskan kepercayaan terhadap “kekuatan” yang berada di luar alam nyata, sedangkan paham komunisme berdasarkan falsafah materialisme.
5.    Paham materialisme menilai segala sesuatu yang tidak dapat dibuktikan dengan dunia empiris adalah nihil, omong kosong, dan bohong termasuk di dalamnya keyakinan tentang Tuhan, surga, neraka, dan sebagainya.
6.    Dari segi kemasyarakatan, paham komunisme berusaha mengatur kehidupan bermasyarakat secara menyeluruh atas wawasan yang tidak rasional, mereka bermimpi mewujudkan suatu masyarakat tanpa kelas, tanpa perbedaan dengan cara menggilas suatu kelas dalam masyarakatnya.
7.    Agama Islam, meskipun mendasarkan ajaran kemasyarakatannya kepada persamaan dalam nilai kemanusiaan tanpa membedakan jenis, warna kulit, dan keturunan seseorang, tetapi agama Islam juga mengakui adanya perbedaan yang dikarenakan oleh kemampuan ilmiah dan kesungguhan seseorang dalam bekerja.
8.    Al-Quran surah Az-Zumar (surah ke-39) ayat 9 menyatakan bahwa orang yang berilmu tidak sama dengan orang yang tidak berilmu.

أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ ۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ
   
       (Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedangkan dia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah,”Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”.
9.    Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 95 menyatakan bahwa tidak sama antara orang mukmin yang duduk dengan orang mukmin yang berjuang di jalan Allah.

لَا يَسْتَوِي الْقَاعِدُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ غَيْرُ أُولِي الضَّرَرِ وَالْمُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ ۚ فَضَّلَ اللَّهُ الْمُجَاهِدِينَ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ عَلَى الْقَاعِدِينَ دَرَجَةً ۚ وَكُلًّا وَعَدَ اللَّهُ الْحُسْنَىٰ ۚ وَفَضَّلَ اللَّهُ الْمُجَاهِدِينَ عَلَى الْقَاعِدِينَ أَجْرًا عَظِيمًا
    
      Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak turut berperang) yang tidak mempunyai uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar.
10. Islam tidak mengutuk dan meruntuhkan hasil yang telah dicapai oleh masyarakat sebelumnya, karena dalam pandangan Al-Quran masyarakat yang ideal adalah masyarakat yang tumbuh berkembang bagaikan tanaman yang mengeluarkan tunasnya, tunas itu menjadikan tanaman itu kuat, lalu menjadi besar dan tegak lurus di atas pokoknya.
11. Al-Quran surah Al-Fath (surah ke-48) ayat 29.

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ ۖ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ۚ ذَٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ ۚ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ ۗ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا

      Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shaleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.  
12. Menurut ajaran Islam, sejarah masyarakat manusia adalah mata rantai yang bersinambung, sehingga eksistensi perorangan, keluarga, masyarakat, dan umat manusia adalah suatu kesatuan yang harus dijaga, tanpa mengorbankan satu di antaranya untuk kepentingan yang lain.
13. Hal ini berbeda dengan paham dan praktik komunisme yang hanya berusaha memenangkan satu kelompok kelas serta mengutuk dan mengorbankan kelas yang lain, bahkan mengutuk generasi terdahulu mereka.
14. Al-Quran melukiskan masyarakat seperti itu adalah masyarakat neraka, karena ketika setiap suatu kelompok masuk ke dalam neraka, mereka mengutuk kawannya yang terdahulu.
15. Al-Quran surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 38.

قَالَ ادْخُلُوا فِي أُمَمٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِكُمْ مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ فِي النَّارِ ۖ كُلَّمَا دَخَلَتْ أُمَّةٌ لَعَنَتْ أُخْتَهَا ۖ حَتَّىٰ إِذَا ادَّارَكُوا فِيهَا جَمِيعًا قَالَتْ أُخْرَاهُمْ لِأُولَاهُمْ رَبَّنَا هَٰؤُلَاءِ أَضَلُّونَا فَآتِهِمْ عَذَابًا ضِعْفًا مِنَ النَّارِ ۖ قَالَ لِكُلٍّ ضِعْفٌ وَلَٰكِنْ لَا تَعْلَمُونَ

      Allah berfirman,”Masuklah kamu sekalian ke dalam neraka bersama umat-umat jin dan manusia yang telah terdahulu sebelummu. Setiap suatu umat masuk (ke dalam neraka), dia mengutuk kawannya (yang menyesatkannya); sehingga apabila mereka masuk semuanya berkatalah orang-orang yang masuk kemudian di antara mereka kepada orang-orang yang masuk terdahulu,”Ya Tuhan kami, mereka telah menyesatkan kami, sebab itu datangkanlah kepada mereka siksaan yang berlipat ganda dari neraka”. Allah berfirman,”Masing-masing mendapatkan (siksaan), yang berlipat ganda, akan tetapi kamu tidak mengetahui”.
16. Seperti itulah sebagian paham dan kenyataan dalam masyarakat komunis, bagaikan dunia neraka yang penuh dengan kutukan, dan tidak hanya sekali bangsa Indonesia nyaris dikuasai oleh kaum komunis, alhamdulillah bangsa Indonesia selamat atas  berkat rahmat dari Allah,
17. Al-Quran surah Al-A’raf (surah ke-5) ayat 11.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ هَمَّ قَوْمٌ أَنْ يَبْسُطُوا إِلَيْكُمْ أَيْدِيَهُمْ فَكَفَّ أَيْدِيَهُمْ عَنْكُمْ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ

      Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu, di waktu suatu kaum bermaksud hendak menggerakkan tangannya kepadamu (untuk berbuat jahat), maka Allah menahan tangan mereka dari kamu. Dan bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah sajalah orang-orang mukmin itu harus bertawakal.
Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online