Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Wednesday, July 1, 2020

4792. PEMBUKUAN MUSHAF AL-QURAN


PEMBUKUAN MUSHAF AL-QURAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

A.   Sejarah perkembangan mushaf Al-Quran.
B.   Ke-1: Zaman Nabi Muhammad.
1.    Al-Quran adalah sumber utama dan pertama agama Islam.
2.    Al-Quran diwahyukan dari Allah melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad secara mutawatir ketika terjadi suatu peristiwa.
3.    Mutawatir ialah sifat hadis yang memiliki banyak sanad yang diriwayatkan banyak perawi pada sanadnya.
4.    Mustahil banyak orang akan sepakat berdusta atau memalsukan hadis.
5.    Sanad adalah rentetan perawi hadis kepada Nabi Muhammad yang dapat dipercayai.
6.    Perawi ialah orang yang meriwayatkan hadis Nabi Muhammad.
7.    Nabi Muhammad menghafal ayat-ayat Al-Quran secara pribadi.
8.    Rasulullah mengajar ayat Al-Quran kepada para sahabat untuk dipahami, dihafalkan, dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
9.    Ketika wahyu turun Nabi Muhammad menyuruh Zaid bin Tsabit untuk menulisnya agar mudah dihafal oleh para sahabat.
10. Zaid bin Tsabit adalah salah seorang sahabat Nabi yang sangat cerdas.
11. Zaid bin Tsabit diperintah oleh Nabi Muhammad untuk belajar bahasa asing agar Nabi dapat mengirim surat kepada para pemimpin bangsa lain.
12. Zaid bin Tsabit yang masih muda, mampu menguasai bahasa asing dengan sangat cepat.
13. Para sahabat secara rutin menulis teks Al-Quran untuk dimilikinya sendiri.
14. Para sahabat menyodorkan Al-Quran kepada Nabi Muhammad dalam bentuk hafalan dan tulisan untuk diperiksa kebenarannya.
15. Pada zaman Nabi Muhammad alat tulis menulis sangat terbatas.
16. Para sahabat menulis naskah tulisan teks Al-Quran pada pelepah kurma, lempengan batu, kepingan tulang hewan, dan lainnya.
17. Pada zaman Nabi Muhammad naskah teks Al-Quran sudah tertuliskan.
18. Tetapi masih berserakan dan belum terkumpul dalam sebuah buku atau mushaf.
19. Nabi Muhammad memerintahkan para sahabat menghafal ayat-ayat Al-Quran yang turun, karena wahyu masih akan terus turun.
20. Sebagian sahabat yang pintar menulis, mereka menghafalnya dan menulisnya sendiri.
21. Terdapat ayat Al-Quran yang “nasikh” (mengganti) dan “mansukh” (diganti).
22. Artinya ayat yang nasikh adalah ayat Al-Quran yang dihapus, dibatalkan, atau ditiadakan.
23. Ayat yang mansukh adalah ayat yang menghapus, membatalkan, atau meniadakan.
24. Pada zaman Nabi Muhammad Al-Quran belum dibukukan, karena wahyu dari Allah melalui malaikat Jibril masih terus turun.
25. Ayat Al-Quran turun untuk menjawab pertanyaan dan menerangkan suatu kejadian atau peristiwa.

C.   Ke-2: Zaman Khalifah Abu Bakar.
1.    Pada tahun 632 Masehi, Khalifah Abu Bakar mengirim pasukan Perang Yamahah, dipimpin Khalid bin Walid berhasil menumpas Musailamah Al-Kazzab (yang mengaku nabi baru).
2.     Dalam Perang Yamamah, banyak para sahabat penghafal Al-Quran yang gugur.
3.     Umar bin Khattab mengusulkan kepada Khalifah Abu Bakar agar tulisan ayat-ayat Al-Quran dikumpulkan dalam sebuah buku.
4.    Khalifah Abu Bakar enggan melakukannya, karena Nabi Muhammad tidak pernah mengerjakannya.
5.    Umar bin Khattab berhasil meyakinkan Khalifah Abu Bakar untuk membukukan Al-Quran.
6.    Khalifah Abu Bakar membentuk Tim Pengumpulan Al-Quran dengan ketua Zaid bin Tsabit (penulis pada zaman Rasulullah).
7.    Zaid bin Tsabit menerima tugas itu, meskipun awalnya menolak.
8.    Khalifah Abu Bakar memerintahkan para sahabat mengumpulkan naskah tulisan Al-Quran kepada panitia di Masjid Nabawi.
9.    Syarat yang harus dipenuhi para penyetor naskah tulisan ayat Al-Quran:
1)    Naskah tulisan ayat Al-Quran yang dikumpulkan harus sesuai hafalan para sahabat lain.
2)    Naskah tulisan ayat Al-Quran memang diperintah oleh Nabi Muhammad dan dituliskan dihadapan Nabi, karena beberapa sahabat Nabi menulis naskah ayat-ayat Al-Quran atas inisiatifnya sendiri.
3)    Naskah tulisan ayat-ayat Al-Quran harus dibuktikan dengan 2 saksi jujur, adil, dan kuat ingatannya.
10. Tim Penyusun Mushaf Al-Quran berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik.
11. Zaid bin Tsabit (ketua tim) menyerahkan hasilnya kepada Khalifah Abu Bakar.

D.   Zaman Khalifah Umar bin Khattab.
1.    Pada zaman Khalifah Umar Bin Khattab tidak terjadi penyusunan dan masalah mushaf Al-Quran.
2.    Naskah mushaf Al-Quran sudah selesai dikumpulkan pada masa Khalifah Abu Bakar.
3.    Khalifah Umar bin Khattab lebih konsentrasi penyebaran Islam ke seluruh wilayah.
4.    Khalifah Umar bin Khattab wafat, kumpulan mushaf Al-Quran disimpan oleh Khalifah Usman bin Affan.

E.   Zaman Khalifah Usman bin Affan.
1.    Setelah Khalifah Umar bin Khattab wafat, maka kumpulan mushaf Al-Quran disimpan Khalifah Usman bin Affan.
2.    Pada zaman Khalifah Usman Bin Affan wilayah penyebaran Islam semakin luas, beragam suku bangsa yang masuk Islam.
3.    Terjadi perbedaan logat, dialek, aksen, dan cara membaca Al-Quran yang berlainan. 
4.    Khalifah Usman Bin Affan membentuk Tim Lajnah Al-Quran yang diketuai Zaid bin Tsabit (penulis Al-Quran pada zaman Nabi).
5.    Zaid bin Tsabit dibantu Abdullah bin Zubair, Said ibnu Ash, dan Abdurahman bin Harits.
6.    Usman Bin Affan memerintahkan Zaid bin Tsabit mengambil mushaf di rumah Hafsah binti Umar.
7.    Usman bin Affan menyeragamkan bacaan Al-Quran dengan satu dialek yaitu dialek suku Nabi Muhammad (dialek suku Quraisy). 
8.    Usman Bin Affan memperbanyak menjadi 6 mushaf Al-Quran.
1)    Yang 5 mushaf dikirim ke Mekah, Kuffah, Basrah, dan Syria.
2)    Dan 1 mushaf disimpan Khalifah Usman bin Affan sendiri.
3)    Mushaf Al-Quran ini dikenal dengan nama “Mushaf Usmani”.

Daftar Pustaka
1.    Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.
3.    Tafsirq.com online

4792. PEMBUKUAN MUSHAF AL-QURAN


PEMBUKUAN MUSHAF AL-QURAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

A.   Sejarah perkembangan mushaf Al-Quran.
B.   Ke-1: Zaman Nabi Muhammad.
1.    Al-Quran adalah sumber utama dan pertama agama Islam.
2.    Al-Quran diwahyukan dari Allah melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad secara mutawatir ketika terjadi suatu peristiwa.
3.    Mutawatir ialah sifat hadis yang memiliki banyak sanad yang diriwayatkan banyak perawi pada sanadnya.
4.    Mustahil banyak orang akan sepakat berdusta atau memalsukan hadis.
5.    Sanad adalah rentetan perawi hadis kepada Nabi Muhammad yang dapat dipercayai.
6.    Perawi ialah orang yang meriwayatkan hadis Nabi Muhammad.
7.    Nabi Muhammad menghafal ayat-ayat Al-Quran secara pribadi.
8.    Rasulullah mengajar ayat Al-Quran kepada para sahabat untuk dipahami, dihafalkan, dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
9.    Ketika wahyu turun Nabi Muhammad menyuruh Zaid bin Tsabit untuk menulisnya agar mudah dihafal oleh para sahabat.
10. Zaid bin Tsabit adalah salah seorang sahabat Nabi yang sangat cerdas.
11. Zaid bin Tsabit diperintah oleh Nabi Muhammad untuk belajar bahasa asing agar Nabi dapat mengirim surat kepada para pemimpin bangsa lain.
12. Zaid bin Tsabit yang masih muda, mampu menguasai bahasa asing dengan sangat cepat.
13. Para sahabat secara rutin menulis teks Al-Quran untuk dimilikinya sendiri.
14. Para sahabat menyodorkan Al-Quran kepada Nabi Muhammad dalam bentuk hafalan dan tulisan untuk diperiksa kebenarannya.
15. Pada zaman Nabi Muhammad alat tulis menulis sangat terbatas.
16. Para sahabat menulis naskah tulisan teks Al-Quran pada pelepah kurma, lempengan batu, kepingan tulang hewan, dan lainnya.
17. Pada zaman Nabi Muhammad naskah teks Al-Quran sudah tertuliskan.
18. Tetapi masih berserakan dan belum terkumpul dalam sebuah buku atau mushaf.
19. Nabi Muhammad memerintahkan para sahabat menghafal ayat-ayat Al-Quran yang turun, karena wahyu masih akan terus turun.
20. Sebagian sahabat yang pintar menulis, mereka menghafalnya dan menulisnya sendiri.
21. Terdapat ayat Al-Quran yang “nasikh” (mengganti) dan “mansukh” (diganti).
22. Artinya ayat yang nasikh adalah ayat Al-Quran yang dihapus, dibatalkan, atau ditiadakan.
23. Ayat yang mansukh adalah ayat yang menghapus, membatalkan, atau meniadakan.
24. Pada zaman Nabi Muhammad Al-Quran belum dibukukan, karena wahyu dari Allah melalui malaikat Jibril masih terus turun.
25. Ayat Al-Quran turun untuk menjawab pertanyaan dan menerangkan suatu kejadian atau peristiwa.

C.   Ke-2: Zaman Khalifah Abu Bakar.
1.    Pada tahun 632 Masehi, Khalifah Abu Bakar mengirim pasukan Perang Yamahah, dipimpin Khalid bin Walid berhasil menumpas Musailamah Al-Kazzab (yang mengaku nabi baru).
2.     Dalam Perang Yamamah, banyak para sahabat penghafal Al-Quran yang gugur.
3.     Umar bin Khattab mengusulkan kepada Khalifah Abu Bakar agar tulisan ayat-ayat Al-Quran dikumpulkan dalam sebuah buku.
4.    Khalifah Abu Bakar enggan melakukannya, karena Nabi Muhammad tidak pernah mengerjakannya.
5.    Umar bin Khattab berhasil meyakinkan Khalifah Abu Bakar untuk membukukan Al-Quran.
6.    Khalifah Abu Bakar membentuk Tim Pengumpulan Al-Quran dengan ketua Zaid bin Tsabit (penulis pada zaman Rasulullah).
7.    Zaid bin Tsabit menerima tugas itu, meskipun awalnya menolak.
8.    Khalifah Abu Bakar memerintahkan para sahabat mengumpulkan naskah tulisan Al-Quran kepada panitia di Masjid Nabawi.
9.    Syarat yang harus dipenuhi para penyetor naskah tulisan ayat Al-Quran:
1)    Naskah tulisan ayat Al-Quran yang dikumpulkan harus sesuai hafalan para sahabat lain.
2)    Naskah tulisan ayat Al-Quran memang diperintah oleh Nabi Muhammad dan dituliskan dihadapan Nabi, karena beberapa sahabat Nabi menulis naskah ayat-ayat Al-Quran atas inisiatifnya sendiri.
3)    Naskah tulisan ayat-ayat Al-Quran harus dibuktikan dengan 2 saksi jujur, adil, dan kuat ingatannya.
10. Tim Penyusun Mushaf Al-Quran berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik.
11. Zaid bin Tsabit (ketua tim) menyerahkan hasilnya kepada Khalifah Abu Bakar.

D.   Zaman Khalifah Umar bin Khattab.
1.    Pada zaman Khalifah Umar Bin Khattab tidak terjadi penyusunan dan masalah mushaf Al-Quran.
2.    Naskah mushaf Al-Quran sudah selesai dikumpulkan pada masa Khalifah Abu Bakar.
3.    Khalifah Umar bin Khattab lebih konsentrasi penyebaran Islam ke seluruh wilayah.
4.    Khalifah Umar bin Khattab wafat, kumpulan mushaf Al-Quran disimpan oleh Khalifah Usman bin Affan.

E.   Zaman Khalifah Usman bin Affan.
1.    Setelah Khalifah Umar bin Khattab wafat, maka kumpulan mushaf Al-Quran disimpan Khalifah Usman bin Affan.
2.    Pada zaman Khalifah Usman Bin Affan wilayah penyebaran Islam semakin luas, beragam suku bangsa yang masuk Islam.
3.    Terjadi perbedaan logat, dialek, aksen, dan cara membaca Al-Quran yang berlainan. 
4.    Khalifah Usman Bin Affan membentuk Tim Lajnah Al-Quran yang diketuai Zaid bin Tsabit (penulis Al-Quran pada zaman Nabi).
5.    Zaid bin Tsabit dibantu Abdullah bin Zubair, Said ibnu Ash, dan Abdurahman bin Harits.
6.    Usman Bin Affan memerintahkan Zaid bin Tsabit mengambil mushaf di rumah Hafsah binti Umar.
7.    Usman bin Affan menyeragamkan bacaan Al-Quran dengan satu dialek yaitu dialek suku Nabi Muhammad (dialek suku Quraisy). 
8.    Usman Bin Affan memperbanyak menjadi 6 mushaf Al-Quran.
1)    Yang 5 mushaf dikirim ke Mekah, Kuffah, Basrah, dan Syria.
2)    Dan 1 mushaf disimpan Khalifah Usman bin Affan sendiri.
3)    Mushaf Al-Quran ini dikenal dengan nama “Mushaf Usmani”.

Daftar Pustaka
1.    Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.
3.    Tafsirq.com online

4791. MANTRI MADURA DAN CORONA


MANTRI MADURA DAN CORONA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
1.    Duka Keluarga Pak Wito (Madura )
2.    Kali ini saya menulis dengan penuh kesedihan mendalam atas kepergian satu keluarga tim medis.
3.    Saya akan bercerita dengan sudut pandang sendiri sebagai pasien juga sebagai warga Sampang.
4.    Tahun 2013 awal saya pernah sakit dan disarankan berobat ke Pak Wito, mantri senior yang membuka praktik di rumahnya kawasan Kedungdung, sekitar 15 km dari Sampang kota.
5.    Pertama datang kaget sekali, karena yang antri luar biasa banyak.
6.    Menurut cerita, Pak Wito sudah lama mengobati orang, puluhan tahun.
7.    Beliau bukan asli orang Sampang.
8.    Dahulu beliau sering dipanggil dan mengobati sampai ke daerah pelosok, bahkan hingga malam hari.
9.    Maklum di Sampang apalagi zaman dulu, dokter masih jarang dan rumah warga banyak ada di pelosok.
10. Tapi tiap pak Wito dijemput untuk mengobati pasien, beliau selalu siap.
11. Pak Wito bertugas sebagai perawat di Puskesmas Kedungdung, jika sore hari buka praktek di rumahnya.
12. Setiap hari paisennya selalu penuh.
13. Yang bikin saya heran, ada pasien datang dari Sampang kota, bahkan dari Pamekasan.
14. Saat ditanya bukannya di kota sudah banyak dokter, mereka menjawab, "Kadung cocok sama Pak Wito" sepertinya kalau tidak berobat ke Pak Wito tidak akan sembuh.
15. Menurut kabar yang beredar, pak Wito kuat ibadahnya.
16. Puasa, sholat malam dan sunah lainnya.
17. Itu yang membuat orang-orang lebih tenang berobat ke sini.
18. Tahun 2019, sekitar bulan Agustus, pak Wito pensiun dari puskesmas dan fulltime buka praktik di rumah.
19. Saat musim corona, orang-orang takut berobat ke rumah sakit karena takut dianggap sakit Corona.
20. Maka jadilah pasien pak Wito tidak berhenti sepanjang hari.
21. Tetangga saya datang berobat jam 9 pagi, baru diperiksa 14.00, karena pasiennya penuh sekali.
22. Tanggal 7 Juni 2020 dengan tiba tiba ada berita duka, bahwa beliau meninggal.
23. Prediksi orang-orang, beliau kelelahan mengobati pasien.
24. Dua hari sebelum meninggal beliau sudah tidak menerima pasien.
25. Tanggal 9 Juni 2020, menyusul kabar duka lainnya.
26. Istri beliau, Bu Wito seorang bidan senior juga meninggal.
27. Orang mengira karena depresi kehilangan suami tercinta.
28. Semenjak kepergian ibu, anak anaknya yg juga tenaga medis mulai curiga dan melakukan tes.
29. Ternyata satu keluarga semuanya positif Corona.
30. Orang tua, anak, menantu hingga cucunya yang masih 13 bulan ikut positif.
31. Bisa jadi pak Wito tertular dari pasien yang tidak jujur.
32. Karena daerah Kedungdung adalah wilayah yang banyak orang datang dari luar daerah seperti Jakarta, Surabaya dan lain sebagainya.
33. Sayangnya sebagian pasien tidak jujur riwayat perjalanan mereka.
34. Tanggal 14 Juni 2020, anak kedua beliau, dr Deny Dwi Yurianto meninggal dunia.
35. Dokter Deny adalah dokter di puskesmas Tambelangan dan istrinya Dokter di Puskesmas Robatal.
36. Akhirnya kedua puskesmas ini ditutup akibat kasus corona.
37. Apalagi di Puskesmas Robatal 2 orang petugas ikut positif Corona setelah dilakukan medical tes.
38. Meninggalnya dokter Deny ini paling membuat saya terhenyak.
39. Karena beliau adalah dokter keluarga kami.
40. Saya, suami, Auni dan Gaza semuanya cocok jika berobat ke beliau.
41. Orangnya ramah, selalu optimis dan menjelaskan asal muasal penyakit agar kita bisa menghindarinya.
42. Tanggal 19 Juni 2020, anak pertama pak Wito, dr Anang Eka Kurniawan juga meninggal dunia.
43. Beliau dinas di Puskesmas Socah, Bangkalan.
44. Saat ini, istri dan anak dr Deny masih di rawat di Surabaya, karena Corona.
45. Padahal beliau sedang mengandung anak ke-2.
46. Tulisan ini dibuat untuk mengenang pengabdian pak Wito sekeluarga.
47. Bagi orang orang yang masih menanggap Corona adalah konspirasi, bagaimana anda melihat ini semua?
48. Apa meninggalnya beliau sekeluarga adalah sebuah lelucon belaka?
49. Bagi pasien yang hobi berbohong, tidak jujur riwayat perjalanan, mementingkan diri sendiri, saya sudah tidak tau lagi mau bicara apa.
50. Sampang kehilangan mutiara, 4 orang sekaligus.
51. Mari kita doakan beliau sekeluarga.
52. Lahumul Fatihah.
53. Sampang, 23 Juni 2020
(Sumber: internet)