Friday, May 3, 2019

2220. PUASA RAMADAN


PUASA RAMADAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang puasa Ramadan menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya
1.    Kata “puasa” (menurut KBBI V) dapat diartikan “meniadakan makan, minum, dan sebagainya dengan sengaja (terutama berkaitan dengan keagamaan)”, “salah satu rukun Islam berupa ibadah menahan diri atau berpantang makan, minum, dan segala yang membatalkannya mulai terbit fajar sampai terbenam matahari”, atau “saum”.
2.    Ramadan adalah bulan ke-9 tahun Hijriah (sebanyak 29 atau 30 hari)
3.    Pada bulan Ramadan ini semua orang Islam yang sudah akil balig diwajibkan berpuasa.
4.    Puasa (saumu) menurut bahasa Arab adalah menahan diri dari segala sesuatu, seperti menahan makan, minum, nafsu, menahan berbicara yang tidak bermanfaat dan sebagainya.
5.    Menurut istilah agama Islam, “puasa” adalah menahan diri dari sesuatu yang membatalkannya, satu hari lamanya, mulai terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat dan beberapa syarat.
6.    Al-Quran menggunakan kata “shiam” sebanyak 8 kali, kesemuanya dalam arti “puasa” menurut pengertian hokum syariat, hanya 1 kali Al-Quran memakai kata “shaum”, tetapi maknanya adalah “menahan diri untuk tidak bebicara”.
7.    Uraian Al-Quran tentang puasa Ramadan, ditemukan dalam surat Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 183, 184, 185, dan 187
8.    Puasa Ramadan baru diwajibkan setelah Nabi Muhammad berada di Madinah, karena para ulama sepakat bahwa surah Al-Baqarah ini turun di Madinah.
9.    Para sejarawan menyatakan bahwa kewajiban berpuasa Ramadan pertama kali ditetapkan Allah pada 10 Syakban tahun ke-2 Hijriah di Madinah.
10. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 183.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

      Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atasmu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelummu agar kamu bertakwa.

11. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 184.

أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ ۚ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ ۚ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
 
      (Yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa di antaramu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
12. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 185.

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ


      (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antaramu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.

13. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 187.
أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَىٰ نِسَائِكُمْ ۚ هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ ۗ عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُونَ أَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ ۖ فَالْآنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ ۚ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ۖ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ ۚ وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلَا تَقْرَبُوهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ

      Dihalalkan bagimu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan istri-istrimu; mereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri`tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.

14. Sebagian ulama berpendapat bahwa kewajiban berpuasa Ramadan dilakukan secara bertahap, karena melihat sikap Al-Quran yang sering kali memberikan perintah secara bertahap.
15. Dalam Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 184 yang menyatakan “ayyaman ma'dudat” (beberapa hari yang tertentu), dipahami oleh sebagian ulama adalah “tiga hari” pada tahap awal kewajiban berpuasa Ramadan, kemudian harinya diperpanjang selama sebulan dalam Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 184.
16. Barangsiapa di antaramu yang hadir (di negeri tempat tinggalnya) pada bulan itu (Ramadan), maka hendaklah ia berpuasa (selama bulan itu), dan siapa yang sakit atau dalam perjalanan, maka wajib baginya berpuasa sebanyak hari yang ditinggalkannya.”
17. Sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa puasa Ramadan tidak dilakukan secara terputus-putus dan bertahap, tetapi Al-Quran mewajibkannya selama satu bulan Ramadan, dan tidak bertahap.
18. Mungkin Nabi Muhammad dan para sahabat telah melakukan puasasunah sebelumnya, tetapi bukan kewajiban dari Al-Quran, karena tidak ditemukan satu pun ayat Al-Quran yang berbicara tentang puasa sunah tertentu.
19. Uraian Al-Quran tentang kewajiban berpuasa Ramadan, dimulai dengan pendahuluan yang mendorongumat Islam untuk melaksanakannya dengan baik, perhatikan surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 183 yang diawali dengan panggilan mesra, “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepadamu berpuasa.”
20. Tidak dijelaskan siapa yang mewajibkan dan belum dijelaskan berapahari kewajiban puasa itu, tetapi terlebih dahulu ditampilkan bahwa,”Sebagaimana diwajibkan terhadap umat sebelummu.”
21. Sangat waja rapabila umat Islam melaksanakan puasa Ramadan dengan baik, apalagi tujuan puasa adalah untuk kepentingan orang yang berpuasa itu sendiri yaitu,”agar kamubertakwa” (terhindar dari siksa).
22. Dalam surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 186 menjelaskan bahwa kewajiban berpuasa itu hanya “beberapa hari yang tertentu,” serta hanya diwajibkan bagi orang yang sehat berada di kampong halamannya, sehingga “barangsiapa sakit atau dalam perjalanan,”maka boleh tidak berpuasa dan menggantinya pada hari yang lain”.
23. Kemudian “sedangkan orang yang merasa sangat berat berpuasa, maka dia bias menggantinya dengan membayar fidiah (memberikan makanan) kepada seorang miskin dan penjelasan itu ditutup dengan pernyataan bahwa “berpuasa adalah lebih baik.”
24. Disusul dengan penjelasan tentang keistimewaan bulan Ramadan, sehingga muncul perintah dari Allah untuk berpuasa pada bulan tersebut, serta ditambahkan “Allah menghendaki kemudahan untukmu bukan kesulitan,” lalu diakhiri dengan perintah “bertakbir” dan “bersyukur”.
25. Surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 186 tidak berbicara tentang puasa, tetapi tentang berdoa dan penempatan uraian tentang berdoa atau penyisipannya dalam uraian Al-Quran tentang puasa, pasti mempunyai rahasia tersendiri.
26. Hal itu mengisyaratkan bahwa berdoa pada bulan Ramadan adalah ibadah yang sangat dianjurkan, sehingga dinyatakan “Allah dekat kepada hamba-Nya dan menerima doa dari orang yang berdoa.”
27. Surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 187 menyangkut izin melakukan hubungan seks suami dan istri pada malam Ramadan dan penjelasan tentang lamanya puasa yang harus dikerjakan (sejak terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari).

DaftarPustaka
1.    Shihab, M.Quraish. LenteraHati. KisahdanHikmahKehidupan. PenerbitMizan, 1994.
2.    Shihab, M. QuraishShihab. Wawasan Al-Quran. TafsirMaudhuiatasPerbagaiPersoalanUmat. PenerbitMizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online.


Related Posts:

0 comments:

Post a Comment