Monday, October 28, 2019

3565. SEKOLAH DASAR DI JEPANG


SEKOLAH DASAR DI JEPANG
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

  1. PENGALAMAN MENYEKOLAHKAN ANAK DI JEPANG
  2. (SEKOLAH DASAR/ELEMENTARY SCHOOL) 
  3. Memenuhi janji saya kepada Pak Guru Amy Koko dan teman saya yg anaknya prestatif bukan main, Ratna Kurniawati juga sebagai bahan untuk mengambil yg baik dari sistem pendidikan di Jepang dan menjaga yg sudah baik di Indonesia.
  4. Mohon maaf baru bisa nulis, disamping saya dulu belum lulus dan masih dalam tekanan yg sangat besar melebihi puluhan pascal hot presser yg biasa dipakai praktikum buat komposit kayu (Jiaaaah).
  5. Dimana suhu tinggi dan tekanan besar berhasil membuat lapisan komposit otak saya menjadi ngepress untuk menulis.
  6. Sebagai mahasiswi dengan 2 anak, saya menguatkan diri untuk memboyong keluarga ke Jepang setelah melakukan observasi selama 6 bulan, dimana saya lebih dulu tinggal di Jepang.
  7. Meskipun tidak mudah, dengan beban dan tanggung jawab yang semakin berat.
  8. Ditambah kenyataan bahwa hidup di Jepang tidak ada asisten, warteg or penyetan dan juga laundry yg harganya terjangkau.
  9.  Apalagi model OJOL dengan aplikasi pengiriman makanan yg memudahkan kehidupan masyarakat Indonesia zaman sekarang.
  10. Pengalaman ini saya share untuk melihat bagaimana sekolah dasar di Jepang dibangun.
  11. Yang perlu dicatat dalam tulisan ini, bahwa ini sekolah publik ya atau sekolah negeri.
  12. Jadi saya berusaha memotret SD negeri di Jepang untuk kemudian kebaikan disini yg diharapkan bisa dibangun juga di Indonesia.
  13. Semoga apa yg saya share bermanfaat untuk membuat mereka yg bekerja di sektor pendidikan dasar bisa mengambil yg baik dari tulisan ini.
  14. Berikut pengalaman yg bisa saya bagi terkait menyekolahkan anak di SD Jepang.
  15. Proses Pendaftaran Sekolah
1)    Pertama, saya akan menceritakan proses pendaftaran di sekolah Jepang.
2)    Prosesnya sangat mudah dan cepat. Sehari setelah sampai di Fukuoka, yg saya kerjakan adalah updating kartu keluarga/KK, dimana semua anggota keluarga tercantum semua di KK, yg awalnya hanya ada nama saya seorang.
3)    Prosesnya hanya mengisi form, membawa paspor dan residence card/semacam KTP (yg bisa kita dapatkan pertama kali langsung di pintu imigrasi bandara dengan visa utk long stay seperti bekerja, magang atau student).
4)    Lalu mengantri, verifikasi berkas, membayar pembuatan KK per lembarnya (jadi kita bisa request mau minta berapa lembar, dengan biaya 300 yen per lembar).
5)    Saya hanya menghabiskan waktu paling lama 15 sampai 30 menit untuk menyelesaikan proses ini.
6)    Saat verifikasi berkas untuk pembuatan KK, otomatis petugasnya mengidentifikasi ada usia anak sekolah dasar di dalam anggota keluarga saya.
7)    Akhirnya saya dibuatkan langsung surat pengantar SD dengan memperhatikan lokasi apato kami. Saat itu saya masih di tinggal di dekat Hakozaki Campus. Hingga akhirnya si sulung direkomendasikan untuk masuk ke sekolah terdekat.
8)    Jadi untuk SD sampai SMP sekolah berdasarkan sistem zonasi.
9)    Sekolah anak adalah sekolah yg terdekat dengan rumahnya.
10) Setelah SMA baru ada tes utk bisa masuk sekolah yg diinginkan.
  1. Esoknya saya langsung datang ke sekolah.
1)    Saat masuk gerbang sekolah, saya melihat ada wanita paruh baya yg sedang menyiangi rumput.
2)    Dengan mengucap salam, beliau langsung menyambut kami di sebuah ruangan. Bukan ruang khusus tamu, tapi ruang kepala sekolah.
3)    Hingga akhirnya saya sadar, bahwa wanita itu adalah Kepala Sekolah (OMG, rajin banget pakai nyabutin rumput di taman).
4)    Disuguhi segelas ocha, lalu kami menyerahkan surat pengantar dari kecamatan ke beliau.
5)    Alhamdulillah, beliaunya bisa berbicara dalam bahasa Inggris dan mengerti maksud kedatangan kami.
6)    Tak lama, seorang wanita cantik berambut panjang datang, sebagai wali kelas 4-2 saat itu.
7)    Setelah perkenalan singkat, Azka lalu diajak ke calon kelasnya.
8)    Dengan langkah guntai seperti anak yg nggak makan seminggu, akhirnya dia menyambangi calon kelasnya yg baru.
  1. Esoknya Azka langsung bisa masuk sekolah.
1)    Horray!!! Tidak ada uang buku, uang pangkal dll.
2)    Hari pertama sekolah, anak saya masih berurai air mata.
3)    Proses adaptasi.
4)    Bayangkan dari Mertasinga Elementary School (si sulung sempat mengecap SD negeri di Cilacap, setelah pindah dari sekolah IT di Bogor) dengan bahasa Jawa yg medok, lalu berganti dengan teman-teman dengan bahasa yg sama sekali asing baginya.
5)    Emak kudu strong di tahap ini. Plus Bapaknya.
6)    Adiknya masih asik gejol gejolan di sepanjang lorong SD dan belum tahu apa yg akan terjadi padanya kelak (Dek, kamu juga bakalan sekolah loh disini, ngga ada lagi Teh Ani yg menyayangimu, teteh udah tenang di Ciherang, ngga lagi harus mbujukin kamu pulang dari PAUD Babussalam karena keasyikan main sepedanya Ghazan, atau mbujukin kamu mandi buat ke PAUD tapi kamunya masih asyik minum susu).
7)    Edisi sekolah adiknya akan saya share lain waktu ya. Bagaimana sistem nursery school di sini.
  1. Pendampingan Bahasa
1)    Setelah satu minggu dari hari pertama sekolah, kami dipanggil lagi untuk bertemu perwakilan education board-nya Kecamatan Higashi/Higashi-ku guna membahas program pendampingan bahasa.
2)    Saat itu juga hadir calon guru bahasa Jepang yg akan mengajari anak kita belajar bahasa Jepang.
3)    Jadwalnya sudah diatur oleh education board dan guru ybs. Jadi kita tidak bisa me-request jadwal kecuali mengikuti yg sudah ditetapkan.
4)    Sebagai orang tua yg sama-sama student, saya dan suami berusaha untuk bekerja sama dengan baik, agar semua urusan perkuliahan dan masa penting anak belajar bahasa Jepang dapat berjalan mulus.
5)    Lamanya proses pendampingan bahasa tergantung kemampuan anak masing-masing.
6)    Satu guru satu anak.
7)    Gratis tanpa dipungut biaya apapun (Ya Allah, itu volunteer bener kah gurunya?? Atau beneran ditanggung oleh pemerintah?
8)    Saya juga tidak mengetahuinya sampai sekarang).
  1. Pendampingan bahasa ini dilakukan dengan 2 cara.
1)    Pertama, di luar sekolah dan selama anak mengikuti pembelajaran di sekolahnya.
2)    Jadi, Azka setiap Selasa jam 7.30 hingga 9.30 (2 jam) harus diantarkan ke SD lain, dimana guru yg ditugaskan oleh education board Higashi-ku mengajar.
3)    Kedua, belajar di sekolah dimana Azka belajar. Selama 4 jam/hari dengan intensitas 2 hari/minggu, Azka dikeluarkan dari kelas utk belajar bahasa Jepang dari guru bahasa Jepang yg juga ditunjuk oleh education board.
  1. Untuk mempercepat kemampuan bahasa Jepangnya, saya juga mengkursuskan Azka ke Hikari Bridge Language Course milik mba Herpin Dwi Jayanti.
  2. Dengan guru yg mumpuni Mba Rizki F Darmayanti, Alhamdulillah Azka dinyatakan bisa mengakhiri pendampingan bahasa dalam waktu 9 bulan.
  3. Belajar bahasa gratis 9 bulan dari 2 guru native Jepang.
  4. Alhamdulillah. Pendampingan bahasa ini tidak hanya kemampuan speaking ya, tapi juga akselerasi program menulis kanji hingga level kelas 4, sesuai dengan grade kelas Azka.
  5. Setiap level ada 50-100 kanji yg dihafal, jadi 9 bulan itu Azka langsung diakselerasi utk bisa sampai kanji level kelas 4.
  6. Saya sebagai emaknya hanya bisa berdoa semoga ananda tidak tertekan dan bisa melaluinya.
  7. Sebagai orang tua, dengan melihat modul belajarnya saja sudah terbayang betapa kompleks-nya hal baru yg harus dikuasai.
  8. Tapi dengan metode belajar yg intensif dan private,iringan doa, Alhamdulillah semuanya bisa terlalui dengan baik.
  9. Keperluan Sekolah
1)    Keperluan sekolah di Jepang tidak terlalu banyak, tetapi cukup detail.
2)    Tidak diberlakukan seragam sekolah untuk level sekolah dasar.
3)    Hanya saja tas sekolah sudah ditetapkan standar.
4)    Jadi harus punya tas sekolah khusus yg namanya dikenal dengan randoseru.
5)    Jadi keperluan sekolah yg perlu disiapkan:
A.   Randoseru.
a)               Tas ini harganya lebih mahal daripada harga HP saya saat itu.
b)               Ya Allah tutup mata pas lihat harga tas randoseru di toko atau online store. Berat kosongnya saja sudah 3 Kg.
c)                Kebayang kan kalau tas itu diisi?
d)               Tapi desain tasnya sepertinya sudah diperhitungkan secara ergonomis, hingga saya tidak pernah melihat ada anak Jepang yg kepayahan membawa randoseru ini.
e)               Lainnya, keawetan tas ini seperti abadi hingga anak lulus SD.
f) Pun jika mau dipakai sampai SMA juga tidak masalah.
g)               Sayangnya, sejak SMP biasanya sekolah sudah menyiapkan tas dengan desain berbeda dan seragam untuk anak didiknya.

B.   Sepatu utk di dalam kelas.
a)    Jepang dikenal dengan kebersihannya.
b)    Plus, tidak ada petugas janitor yg membersihkan sekolah.
c)    Jadi soal kebersihan menjadi tanggungjawab siswa didukung guru/perangkat sekolah lainnya.
d)    Pernah lihatkan, video anak anak di Jepang bergotong royong membersihkan kelas?
e)    Ya setiap anak harus punya kain lap masing-masing yg diberi nama. Jadi ketika anak-anak sampai di sekolah, akan berderet rak sepatu utk semua siswa sesuai kelasnya.
f)     Disinilah sepatu dari rumah diganti dengan sepatu untuk di dalam kelas.
g)    Cara ini sepertinya efektif untuk tetap menjaga kebersihan sekolah.

C.   Perangkat makan siang, terdiri dari kotak tempat makan (lunch box), serbet alas makan dan sapu tangan.
a)    Menyadari keluarga kami sebagai muslim, sekolah disini juga kooperatif.
b)    Mereka akan memberitahukan bahwa kami harus membawa lauk sendiri, selain nasi, buah/roti/susu yg disediakan sekolah.
c)    Di Jepang, makan siang dilakukan bersama di ruang khusus, petugas penyaji makan siang juga digilir utk tiap siswa.
d)    Dan ketika bertugas, siswa wajib menggunakan pakaian mirip chef professional.
e)    Berwarna putih dilengkapi dengan topi dan apron. Pakaian ini dipinjamkan dari sekolah.
f)     Menu makan siang akan disampaikan di akhir bulan, untuk bulan selanjutnya.
g)    Lengkap dengan ilustrasi makanan, kandungan gizi makanan serta target pertumbuhan yg ingin dicapai dari pemberian makanan dimaksud dan jumlah kalorinya.
h)   Bayangkan, pendidikan di Jepang didukung oleh gizi yg baik dipastikan terasup setiap hari oleh anak didiknya.
i)     Setiap hari menunya bervariasi. Untuk ini kita membayar sekitar 4200 yen per anak/bulan.
j)      Di tahun kedua , setelah pindah ke apato baru, guru di SD yg baru menyarankan kami utk mendaftar program school benefit.
k)    Status student di Jepang dengan beasiswa dianggap memiliki pendapatan nol.
l)     Melalui penilaian berkas dan penilaian pendapatan (beasiswa saya ditambah suami) saya berhasil medapatkan school benefit dari pemerintah Jepang.
m)  Skemanya, semua biaya sekolah yg dikeluarkan ortu akan direimburse ke rekening kita.

D.   Peralatan tertentu untuk mendukung pelajaran.
a)    Peralatan ini seperti alat untuk menulis kanji (semacam kaligrafi), disamping sisi art atau seni yg disentuh, sepertinya aspek kesabaran juga dilatih utk pelajaran ini.
b)    Lalu ada juga peralatan menjahit dan apron untuk pelajaran memasak.
c)    Untuk pelajaran seni kita juga dipinjami seruling dan diminta utk mempunyai pianika.

E.   Kurikulum (Buku pelajaran) dan sistem ujian.
a)    Pelajaran di Jepang relatif lebih mudah dibandingkan di Indonesia untuk jenjang yg sama.
b)    Secara umum mata pelajaran terdiri dari science, sosial dan sejarah, seni dan keterampilan, matematika, olahraga dan bahasa Jepang yg banyak digunakan untuk meningkatkan level menulis kanji.
c)    Jadi PR kanji pasti selalu ada. Level PR di Jepang juga lumayan tinggi.
d)    Ini yg saya catat sebagai salah satu ketidakpuasan saya terhadap SD disini. Dari kelas 4 ke kelas 6, level PR semakin meningkat.
e)    Satu PR yg saya suka di Jepang adalah PR membaca.
f)     Setiap malam anak ditugasi untuk membaca buku tertentu. Keesokan harinya, isi dari buku itu akan diceritakan oleh masing-masing anak di depan kelas.
g)    Kebiasaan inilah yg membangun budaya membaca di Jepang cukup tinggi.
h)   Meskipun, salah seorang teman di lab saya bercerita, sekarang lebih banyak melihat orang Jepang dengan gadget di tangan, tapi saya tidak pernah tidak bertemu orang yg tidak membaca entah itu di subway, bus, kereta.
i)     Pernah saya berdiri di dalam bus yg penuh sesak menuju kampus, ketika di depan saya, seorang mahasiswa membaca buku, dimana 1 tangannya menggelantung di pegangan spiral di besi yg melintang di dalam bus.
j)      Dan selama 45 menit perjalanan, tidak sekalipun dia merasa kepayahan membaca buku tersebut.
k)    Sedangkan saya, sudah terkulai lemas, berharap segera sampai di kampus.
l)     Saat berbelanja di sebuah supermarket, saya melihat seorang kakek yg terduduk di sebuah kursi di mall di dekat toilet, seperti sedang menunggu seseorang di dalam toilet, dan dia membaca buku. Awesome!!.

  1. Buku pelajaran di Jepang didesain dengan penuh warna dan banyak menyajikan gambar-gambar yg melatih imajinasi lewat pendekatan visual.
  2. Teman-teman bisa menyimak gambarnya di postingan saya ini.
  3. Tes evaluasi dilaksanakan sebanyak 3 kali selama setahun.
  4. Soal ujian di Jepang juga dibuat sangat menarik.
  5. Dicetak dikertas berwarna putih, tampilan gambar yg imajinatif juga membuat anak-anak tidak stress saat mengerjakan ujian.
  6. Kalau anak saya, setiap kertas ujiannya ada gambar yg bagus langsung disimpan.
  7. Buat kenang-kenangan katanya.
  8. Raport di Jepang juga tidak menampilkan ranking.
  9. Hanya capaian siswa dan catatan dari Sensei saja.
  10. Raportnya juga relatif sederhana dibandingkan dengan raport di Indonesia.
  11. Yang perlu dicatat, penerimaan raport disini tidak perlu dihadiri ortu murid.
  12. Raport diserahkan langsung ke siswa, ortu lalu melihat dan memberikan tanda tangan atau stempel (inkan) lalu dikembalikan ke sekolah.
  13. Jadwal pelajaran tidak tetap untuk setahun.
  14. Jadwal dibuat per minggu dan diberikan setiap hari Jumat pada minggu sebelumnya.
  15. Di dalam jadwal pelajaran biasanya akan dituliskan sebagian aktifitas atau hal penting yg terjadi selama pekan sebelumnya.
  16. Foto Azka juga sempat nampang di jadwal sekolah, ketika ia menjadi murid baru ketika kami baru saja pindah apato. Jadwal ini disiapkan oleh guru kelas masing-masing.
  17. Jam masuk sekolah di Jepang adalah pukul 8.20. Yup, tidak mruput seperti di Indonesia.
  18. Saya ingat saat Azka bersekolah di Ar-rahmaniyah Bogor, sehabis subuh sudah harus mandi, sarapan dll, karena jam 6 sudah dijemput.
  19. Bahkan temannya yg lokasinya lebih jauh, akan dijemput jam 5.45 atau 5.30.
  20. Pernah saya membaca sebuah artikel seorang anak SD dari Depok naik KRL ke sekolahnya di Jakarta.
  21. Berangkat dari rumah jam 4.30 pagi. Luar biasa!!!
  22. Lainnya, setahun dalam sekali selalu diadakan field trip, namun field tripnya seperti ke pabrik toyota atau ke lokasi bekas bom nuklir Nagasaki.
  23. Ke tempat yg membangun sense untuk mencintai teknologi maupun sejarah tentang negara sendiri di masa lampau.
  24. Jadi tidak hanya unsur fun dan happy saja yg dibangun.
  25. Fasilitas Sekolah
  26. Kalau anda berkunjung ke Jepang, sangat mudah mengidentifikasi bangunan sekolah di sini.
  27. Karena model bangunan yg hampir mirip untuk semua sekolah.
  28. Biasanya bangunan akan berlantai 2, tinggi dan kokoh,bercat krem dan membentuk letter U, lalu ditengahnya adalah lapangan yg sangat luas.
  29. Ikonik lainnya adalah sebuah jam dinding besar yg menempel di pusat sekolah dan biasanya akan tampak di luar pagar sekolah.
  30. Fasilitas sekolah SD di Jepang sangat lengkap.
  31. Setiap sekolah memiliki hall (aula) yg luas untuk performance atau acara kelulusan.
  32. Dilengkapi kolam renang, ruangan gym indoor, library, science room, computer room, music room, ruang keterampilan utk belajar memasak dan menjahit (household skills room), lapangan bermain yg luas dilengkapi ayunan dan prosotan.
  33. Mungkin ketersediaan sarana ini yang berbeda dengan di Indonesia.
  34. Pemerintah benar-benar memberikan fasilitas yg mendukung utk SD negeri di sini.
  35. Sayangnya, saya tidak punya informasi tentang SD swasta di Jepang.
  36. Perpustakaan sekolah di SD negeri dikelola oleh pustakawan.
  37. Koleksi buku disupply dengan baik oleh pemerintah.
  38. Event sekolah
  39. Yang menarik dari sekolah di Jepang adalah frekuensi acara untuk kunjungan kelas cukup intensif.
  40. Disini ortu dipersilakan memperhatikan proses belajar mengajar dan melihat bagaimana respon anak-anak di sekolah.
  41. Saat di SD yg lama, saya sebagai ortu sering mendapat undangan utk menyaksikan class performance.
  42. Event lainnya yg cukup berkesan adalah undokai atau semacam festival olahraga tahunan. Disini semua anak dari kelas 1 hingga kelas 6, ortu dan guru terlibat aktif.
  43. Beberapa bulan sebelum undokai, semua siswa berlatih hingga pada hari H, semua menampilkan yg terbaik.
  44. Meskipun ada unsur kompetisi pada event ini, karena biasanya dibagi antara tim merah dan putih, tapi sebenarnya semangat yg ingin dibangun adalah kerjasama, saling menghargai dan sportivitas.
  45. Saya rasa ini yg belum banyak diadakan di Indonesia.
  46. Para ortu hadir dan menyaksikan bagaimana anak-anaknya berlari, menari, berlomba dsb di event ini.
  47. Mungkin perlu diusulkan untuk dikembangkan di Indonesia.
  48. Disamping melatih kreativitas guru dan murid, sebenarnya event ini juga melihat bagaimana EQ anak-anak, melatih semangat kebersamaan dan sportivitas.
  49. Disamping pada event ini, saat istirahat para ortu dipersilakan makan bersama dengan anak-anaknya masing-masing.
  50. Bukan di ruang kelas atau warung dekat sekolah (karena pasti tidak ada), apalagi pesan pakai aplikasi go food.
  51. Makanan disiapkan dari rumah, para ortu menggelar semacam tikar atau alas di lapangan tempat undokai lalu makan siang bersama dengan anaknya masing-masing.
  52. Semacam piknik di sekolah (hihihi).
  53. Alhamdulillah kami sudah melalui dua undokai di Jepang, pengalaman yg sangat berkesan bagi anak anak.
  54. Mungkin itu yg bisa saya bagi mengenai pengalaman menyekolahkan anak di SD Jepang.
  55. Di Jepang tidak ada pendidikan agama, karena memang negara ini menerapkan sistem sekuler.
  56. Tidak ada libur utk hari besar keagamaan. Inilah yg menjadi catatan utk saya.
  57. Usaha sebagai orang tua utk menanamkan nilai-nilai agama harus lebih kuat dirumah. Usahanya harus double gardan yg maksimal.
  58. Belakangan, viral mengenai Mendikbud kita yg baru.
  59. Muda, mewakili millennial dan pendiri perusahaan teknologi yg menyediakan layanan transportasi lewat daring yg populer di Indonesia.
  60. BPK juga mencatat Kementerian DikBud merupakan Kementerian dengan anggaran yg cukup besar dan menjadi perhatian lebih untuk akuntabilitas pengelolaan anggarannya oleh BPK (www.liputan6.com/bisnis/read/4094198/bpk-lebih-ketat-awasi-7-kementerian-lembaga-dengan-anggaran-terbesar).
  61. Tentunya menjadi hal yg baik dengan memiliki anggaran besar, karena tupoksi kementerian dimaksud untuk membangun pendidikan di Indonesia.
  62. Kita berharap triliunan dana APBN itu bisa tepat sasaran membangun pendidikan SDM Indonesia. Berharap pendidikan di Indonesia bisa semakin baik kedepannya.
  63. Pendidikan yg tidak mencetak manusia-manusia yg dinilai dari angka-angka.
  64. Ada hal yg lebih penting dari itu, soal attitude, kejujuran, rasa respect terhadap orang lain, dan karakter positif lainnya yg bisa dilihat dari hasil pendidikan.
  65. Catatan lainnya, meskipun Jepang dikenal dengan tipe workaholic, saya tidak pernah melihat sepinya kehadiran orang tua dalam setiap event kelas.
  66. Keluarga adalah tempat kembali semua anak-anak kita.
  67. Oleh karena itu, semua orang tua, bahkan kadang mengajak nenek kakeknya untuk hadir di momen kunjungan kelas atau undokai (festival olahraga).

  1. Sebagai orang tua kita tetap menjadi garda utama untuk membentuk anak-anak kita.
  2. Sayangnya, alasan ekonomi, kemiskinan, dan geografis masih membuat pendidikan di Indonesia belum dirasakan adil oleh seluruh anak-anak di Indonesia.
  3. Terutama pendidikan di dalam keluarga. Pun, pendidikan di sarana formal. Semoga kita terus belajar menjadi guru terbaik untuk anak-anak kita.
  4. Salam takzim untuk para guru, semoga yg baik-baik pada tulisan ini bisa bermanfaat untuk para guru dan mereka yg bekerja di bidang pendidikan di Indonesia. 
  5. Mohon maaf saya belum punya informasi bagaimana pemerintah Jepang merekrut para guru di SD negeri.
  6. Semoga suatu saat saya bisa share ya.....
Fukuoka, 26 Oktober 2019
     WNI yg sangat cinta NKRI

Related Posts:

  • 744. YAHUDIKAUM YAHUDI MENGKHIANATI NABI Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan ten… Read More
  • 744. YAHUDIKAUM YAHUDI MENGKHIANATI NABI Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan ten… Read More
  • 744. YAHUDIKAUM YAHUDI MENGKHIANATI NABI Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan ten… Read More
  • 744. YAHUDIKAUM YAHUDI MENGKHIANATI NABI Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan ten… Read More
  • 744. YAHUDIKAUM YAHUDI MENGKHIANATI NABI Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan ten… Read More

0 comments:

Post a Comment