SANJUNGAN DAN HINAAN TAK ADA EFEK HAKIKI
Oleh Drs. HM Yusron Hadi,MM
KEBERSIHAN JIWA
Hal-hal yang bisa mengotori kebersihan jiwa manusia , yaitu:
1. Sangat
berambisi.
2. Ingin
bersenang-senang saja.
3. Pujian
dan celaan tak punya efek sejati.
4. Orang
yang bangga karena rendah hati itu kesombongan tertinggi.
5. Jangan
kotori jiwa dengan marah.
6. Hindari
apa pun yang menyebabkan ingkar janji, munafik, hilangnya harga diri, dan
membenci orang lain.
7. Jangan
kotori jiwa dengan salahnya orang lain.
8. Jangan
mengharapkan sesuatu yang tak mungkin.
AMBISI BISA MENGOTORI JIWA
Ambisi artinya mengikat kenyamanan diri sendiri.
Kepada apa yang dikatakan atau dilakukan orang lain.
Karena ambisi itu targetnya adalah keluar.
Ambisi itu kesuksesan yang bergantung kepada orang lain.
Orang akan sulit ketemu dengan apa yang dimbisikannya.
Hidup yang penuh dengan ambisi tak akan nyaman.
Karena ambisi itu bergantung kepada apa yang di luar dirinya.
BERSENANG-SENANG BISA MENGOTORI JIWA
Bersenang-senang artinya mengikatkan kenyamanan diri kepada sesuatu
yang terjadi dirinya.
Bersenang-senang juga tergantung pada mood.
Yaitu pada suasana hati.
Jika ingin bersenang-senang terus.
Maka jiwanya tak akan bersih.
Kejernihan jiwa adalah bebasnya diri dari sesuatu di luar dirinya.
PUJIAN DAN CELAAN TAK PUNYA PENGARUH SEJATI
Pujian dan celaan tak punya efek sejati.
Jika orang melakukan suatu kebaikan
Kemudian dia dipuji atau dicela orang lain
Tak akan berpengaruh terhadap kebaikan itu.
Kebaikan tak akan menjadi jelek
Meskipun dia dicaci orang.
Dan sebaliknya.
Kejelekan tak akan menjadi baik
Meskipun dia dipuji-puji.
Suatu pujian dan celaan
Tak punya efek sejati
Sanjungan dan hinaan tak punya efek hakiki.
Efeknya hanya citra di luar saja
Karena yang baik, akan tetap baik
Dan yang jelek akan tetap jelek.
Agar jiwa menjadi bersih.
Maka tak perlu terpengaruh pujian atau hinaan.
MARAH MENGOTORI JIWA
Jangan kotori jiwa dengan marah.
Efeknya marah biasanya melebihi penyebab marahnya.
Misalnya, orang marah karena temannya pinjam sepeda motor tanpa
izin.
Cara dia mengungkapkan kemarahan dan akibatnya.
Biasanya lebih dahsyat dibandingkan dia tak bisa pakai sepeda
motor.
Karena dipinjam teman tanpa izin.
Jika sedang marah, maka harus hati-hati.
Rasulullah bersabda,
“Jika kamu marah saat berdiri, maka duduklah.
Jika kamu marah saat duduk, maka berbaringlah.”
Artinya, saat marah jangan melakukan apa pun.
Saat marah sebaiknya diam saja.
Karena orang marah itu sedang gelap.
Maka saat marah lebih baik diam saja.
Semua tindakan yang dilakukan saat marah.
Nantinya akan disesali.
Bahkan sesalnya akibat marahnya.
Lebih berat dibanding penyebab marahnya.
Sehingga orang dilarang membalas dendam.
Karena saat balas dendam itu orangnya sedang marah.
Saling mencaci maki menyebabkan peradaban manusia menjadi gelap.
Misalnya, ada orang difitnah dibuatkan hoaks.
Dan orang itu membalasnya.
Maka semuanya menjadi rusak.
Jika ketemu orang jahat atau orang bermoral jelek lainnya.
Kamu jangan marah.
Jika kamu marah.
Artinya mengharapkan hal yang tak mungkin.
Karena di dunia fana ini.
Tak mungkin semua orang punya akhlak dan moralnya yang baik.
Pasti ada orang yang jahat.
Tapi jangan sampai jahatnya orang lain.
Membuat kita ikut menjadi jahat.
Jika ada orang jahat.
Dan kemudian dibalas dengan jahat pula .
Artinya, jiwanya sama-sama kotor dan sama-sama jeleknya.
Hidup ini adalah ujian.
Al-Quran surah Al-Anbiya (surah ke-21) ayat 35.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ
الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا
تُرْجَعُونَ
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu
dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya
kepada Kami kamu dikembalikan.
(Sumber Ngaji Filsafat Dr Fahrudin Faiz)
0 comments:
Post a Comment