Tuesday, February 14, 2023

16676. TAHUN 2005 YUSRON DAN HERMAN KE GUA TSUR MEKAH

 







TAHUN 2005 YUSRON DAN HERMAN KE GUA TSUR MEKAH

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

  MUSIM HAJI TAHUN 2005.

 

Pada musim ibadah haji tahun 2005.

Kuota jemaah haji Indonesia 205.000 orang.

  

Saya dan Haji Suherman guru Matematika SMP Negeri 4 Sidoarjo.

 

Sepakat naik ke:

1)     Gua Hira di gunung Jabal Nur.

2)     Gua Tsur di gunung Jabal Tsur. 

  

Kenapa?

  

Kami ingin mencoba merasakan.

Dan mengenang perjuangan Nabi Muhammad.

Pada zaman dulu.

 

Jemaah Sidoarjo dan Surabaya.

1)        Sebagai penyanggah.

2)        Masuk gelombang 2.

 

Jemaah gelombang 1.

1)        Berangkat awal.

2)        Pesawat turun di Madinah.

 

3)        Salat arbain 8 hari di Masjid Nabawi.

4)        Naik bis ke Mekah.

 

 

Jemaah gelombang 2.

1)        Berangkat terakhir.

2)        Pesawat turun di Jeddah.

Naik bis dari Mekah.

 

3)        Usai puncak haji.

Salat arbain 8 hari di Masjid Nabawi.

Naik bis ke Mekah.

 

 

Gua Tsur.

Yaitu gua di Jabal Tsur.

 

Sekitar 7 kilometer.

Dari Mekah ke arah Thaif.

 

Gua Tsur.

Berada di salah satu puncak Jabal Tsur.

Gunung cukup tinggi, terjal dan berbatuan.

 

Struktur dan bentuk gunung.

Sulitkan para peziarah.

Untuk sampai ke Gua Tsur.

 

Mendaki Jabal Tsur sampai puncak.

Perlu waktu sekitar 1,5 jam.

Tanpa berhenti.

 

Posisi dan ukuran Gua Tsur

Posisi Gua Tsur.

 

Tinggi dari permukaan tanah.

Sekitar 458 meter.

 

 Tinggi dari permukaan air laut.

Sekitar 748 meter.

 

Panjang lubang Gua Tsur.

Sekitar 1,5 meter.

 

Lebarnya sekitar 1,5 meter.

Tinggi lubang sekitar 1,25 meter.

 

Gua Tsur punya 2 pintu.

Yaitu di barat dan timur.

 

Pintu sebelah barat.

Tingginya sekitar 1 meter.

 

Dipakai Rasulullah.

Masuk saat hijrah.

 

Pintu sebelah timur lebih luas.

Dibuat orang.

Agar mudah keluar masuk.

  

Saat peristiwa hijrah

Rasulullah dan Abu Bakar

 

Berjalan ke selatan.

Menjauh dari Madinah.

 

Kaum Quraisy.

Mengejar ke utara.

Yaitu arah langsung ke Madinah.

 

Rasulullah dan Abu Bakar .

Tiba di Gua Tsur.

 Abu Bakar masuk lebih dulu.

 

Untuk memastikan.

Apakah ada ular, kalajengking.

 

Atau hewan lainnya.

Yang membahayakan Rasulullah.

 

Setelah itu.

Baru Rasulullah masuk Gua Tsur.

 

Abdullah bin Abu Bakar.

Ikut bermalam di sekitarnya.

 

Pagi harinya.

Abdullah bin Abu Bakar.

Kembali ke Mekah.

 

Untuk cari berita.

Jadi intel terhadap kaum Quraisy.

  

Pada malam harinya.

 Abdullah bin Abu Bakar.

 

Kembali ke Gua Tsur.

 Membawa berita untuk Rasulullah.

 

Gua Tsur disinggung dalam Al-Quran.

 

Al-Quran surah At-Taubah (surah ke-9) ayat 40.

 

إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا ۖ فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَىٰ ۗ وَكَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا ۗ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

 

Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrik Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedangkan dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah beserta kita". Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir itu yang rendah. Dan kalimat Allah itu yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

 

 

Abu Bakar meriwayatkan.

Saya bersama Rasulullah dalam gua.

Dan

Ada jejak kaum musyrik Mekah.

 

Saya berkata,

“Wahai Rasulullah.

 

Jika mengangkat kakinya.

Mereka pasti melihat kita.”

 

Rasulullah bersabda,

“Engkau kira kita hanya berdua saja.

Padahal kita bersama Allah.”

 

Setelah 3 malam di Gua Tsur.

Rasulullah dan Abu Bakar keluar.

 

Sebelumnya.

Abdullah bin Ariqath.

 

Membawa 2 hewan untuk kendaraan.

Seperti yang diminta Abu Bakar.

 

Rasulullah dan Abu Bakar.

Hijrah ke Madinah.

Lewat rute jauh dan sulit.

 

Amir bin Fahirah.

Penunjuk jalan .

Hingga ke Madinah.

 

Pada tahun 2005.

Pemerintah Arab Saudi memasang papan pengumuman.

 

Dalam berbagai Bahasa.

Di kaki Jabal Tsur dan Jabal Nur.

 

Yang isinya Rasulullah.

Tak syariatkan untuk ziarah.

Ke  Gua Tsur dan Gua Hira.

 

Pemerintah Arab Saudi.

Tak memperbaiki jalan.

Untuk mendaki ke Gua Tsur dan Gua Hira.

 

Tapi, beberapa orang.

Membuat jalan setapak .

Ke Gua Tsur dan Gua Hira.

 

Mungkin yang punya toko tempat berjualan.

 

Di sepanjang jalan setapak.

Yang dilewati naik dan turun.

 

Disiapkan tenda berteduh.

Untuk istirahat sejenak.

 

Juga jual makanan dan minuman ringan.

 

Pemerintah Arab Saudi.

Tak menganjurkan.

 

Tapi tak melarang.

Ziarah ke Gua Tsur dan Gua Hira.

 

Tiap tahun.

Jemaah yang mendaki.

 

Ke Gua Tsur dan Gua Hira .

Selalu berjubel.

 

Karena ingin mengenang sejarah Rasulullah.

 

Sehari sebelumnya.

Kami naik taksi keliling kota Mekah.

 

Sambil melihat dari jarak jauh.

1)  Jabal Nur.

2)  Jabal Tsur

 

 PERJALANAN KE GUA TSUR TAHUN 2005

  

 Hari masih pagi.

Kami mulai melangkahkan kaki.

  

Kami keluar dari hotel.

Tempat menginap di Mekah.

 

 Naik taksi dari pemondokan.

Di wilayah Al-Aziziyah, Mekah.

 

  Menuju gunung Jabal Tsur.

Sekitar 7 kilo meter dari Mekah.

  

Turun dari taksi.

Kami mulai berjalan kaki.

Mendaki gunung Jabal Tsur.

 

 Berangkat pagi hari, mengapa? 

 

  Perubahan cuaca di Mekah.

Amat ekstrem dan tidak bersahabat.

  

Pada malam hari.

Bulan Januari dan Februari.

Suhu berkisar 5 - 20 derajat Celsius.

 

 Pada siang harinya.

Melonjak 40 - 43 derajat Celcius.

 

 Pada siang hari.

Matahari bersinar amat terik.

Menyengat kulit dan menyilaukan mata.   

 

Istrinya Haji Suherman dengan temannya.

Menunggu di kaki gunung Jabal Tsur.

 

 Saya dan Haji Suherman.

Jadi bujangan lokal.

 

Naik gunung bersama ke Gua Tsur.

   

Kondisi di kaki gunung Jabal Tsur.

 

Tahun 2005.

 

 Di kaki gunung Jabal  Tsur.

Dipasang papan pengumuman.

 

 Semacam himbauan.

Dari Kerajaan Arab Saudi.

  

Yang ditulis dalam berbagai bahasa.

  Termasuk dalam bahasa Indonesia.

   

 Papan itu berisi peringatan.

 

Bahwa Nabi Muhammad.

Tak pernah menyarankan  umat Islam.

 

Untuk ziarah ke Gua Tsur.

  Di puncak gunung Jabal Tsur. 

 

 Tapi, juga tidak melarangnya.

 

 Pemerintah Arab Saudi .

Tak merenovasi jalan ke Gua Tsur.

  

Semua dibiarkan alami.

  Asli apa adanya.

  

Kami mulai jalan kaki.

Mendaki  Jabal Tsur.

 

Kami jalan kaki bersandal jepit.

  Membawa bekal:

 

1)     sedikit makanan.

2)     Minuman.

3)     Payung.

  Pakai seragam jamaah haji Indonesia yang khas.

1)               Jaket batik Sidoarjo.

2)               Kopiah hitam.

  

Kami berdoa mohon kepada Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.

 

Agar perjalanan lancer.

Sampai puncak.

 

  Kemudian bisa kembali lagi ke bawah.

Ke hotel di Mekah.

  

Agar kami tetap sehat dan selamat. 

  Kami berjalan bersama jemaah haji.

Dari seluruh dunia.

 

 Yang berminat dengan tujuan sama.

  

Menuju Gua Tsur.

Di puncak gunung Jabal tsur.

  

Tentu saja.

Yang kuat:

1)        Fisik.

2)        Mental.

   

Banyak jemaah dari Turki.

Yang sudah berumur.

 

Tampak semangat mendaki gunung.

 Pria dan Wanita.

 

 Kami berjalan ikut jalan setapak.

 

Berderet-deret barisan manusia.

 

Mengular berjalan kaki.

Dari bawah ke atas.

 

Dan sebaliknya.

Dari atas ke bawah. 

  

Berangkat naik ke Gua tsur.

Dan sebaliknya.

 

 Pemandangan menakjubkan.

  

Kami mengambil foto.

  

Selama di perjalanan.

Kami sempat ambil foto.

  

Bergantian.

Pakai  kamera sederhana.

Yang kami bawa.

 

 

Beberapa kali.

Kami saksikan jemaah “show of force”.

   

Mereka tunjukkan “kesaktiannya”.

  Mungkin jemaah haji lokal.

 

 Mereka berlompatan.

Di antara bebatuan yang terjal.

Dengan santai.

  

Seolah mereka punya ilmu terbang.

  Tidak melewati jalan setapak.

Yang biasanya.

 

Seakan-akan mereka “menclok”.

Di tepi atas bebatuan gunung.

  

 Berpindah dari ujung batu ke ujung lain.

  Pemandangan menarik.

Dan mendebarkan.

  

Tindakan sangat berbahaya.

  Khawatir ada yang jatuh terpeleset.

 

Alhamdulillah.

 Selama kami berada di gunung Jabal Tsur.

 

 Tidak terjadi musibah apa-apa.

 

 Tenda tempat istirahat.

Dan penjual makanan.

 

 Beberapa kali kami berhenti.

 Di tempat semacam pos pemberhentian.

  

Yang beratap ala kadarnya.

  Dipakai tempat berjualan.

 

Kami istirahat sejenak.

  Menikmati makanan dan minuman.

 

  Dan melihat pemandangan sekitar. 

  

Saya berusaha mengingat, menelusuri.

Dan membayangkan jejak Rasulullah. 

  

Sewaktu Nabi.

Beberapa abad lampau.

 

 Nabi dikejar kaum Quraisy.

Hijrah dari Mekah ke Madinah.

 

Nabi pergi ke selatan.

Menjauh dari arah Madinah.

Sembunyi di Gua Tsur.

 

Kaum Quraisy.

Kejar Nabi ke arah utara.

Ke arah Madinah.

 

 Tidak terasa.

Air mata menetes di pipi.

  .

Mengenang betapa berat.

Tugas Nabi Muhammad.

Masa itu.

 

 

Tiba di puncak Jabal Tsur.

  Setelah berjalan sekitar 2 jam.

  

Termasuk beberapa kali istirahat sejenak.

  Akhirnya.

Kami sampai di puncak Jabal Tsur.

  

Banyak jemaah

Dari seluruh dunia.

Berkumpul di sekitar Gua Tsur.

 

Saya masuk Gua Tsur.

Kopiah dilepas.

Masuk merayap dalam gua.

 

 Tembus ke belakang.

 

Kami foto gantian.

Dengan kamera sederhana.

 

 Alhamdulillah.

Kami berhasil napak tilas jejak Nabi.

  

 Dengan bebatuan keras, “kenthing”, dan berkilat. 

  

Tidak mustahil, bebatuan sekarang ini tetap sama.

  

Tidak berubah.

 

 Sewaktu dikunjungi Nabi beberapa abad silam.

 

 

Alhamdulillah.

 

Kami bersyukur atas semua nikmat Allah

Kami diberi kesempatan ibadah haji.

 

Dan bisa mengunjungi Gua Tsur dan Gua Hira di Mekah.

 

Pengalaman hidup yang tak terlupakan.

 

 

   

 CATATAN HAJI TAHUN 2005

 

Oleh:  

HM Yusron Hadi  bin HM Tauhid Ismail.

Sidoarjo.

 

Jawa Timur.

Jemaah haji mandiri non KBIH

 

 

 

0 comments:

Post a Comment