TAHUN 2005 YUSRON DAN HERMAN KE GUA TSUR MEKAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
MUSIM HAJI TAHUN 2005.
Pada
musim ibadah haji tahun 2005.
Kuota
jemaah haji Indonesia 205.000 orang.
Saya
dan Haji Suherman guru Matematika SMP Negeri 4 Sidoarjo.
Sepakat
naik ke:
1) Gua
Hira di gunung Jabal Nur.
2) Gua
Tsur di gunung Jabal Tsur.
Kenapa?
Kami
ingin mencoba merasakan.
Dan
mengenang perjuangan Nabi Muhammad.
Pada
zaman dulu.
Jemaah
Sidoarjo dan Surabaya.
1)
Sebagai penyanggah.
2)
Masuk gelombang 2.
Jemaah gelombang 1.
1)
Berangkat awal.
2)
Pesawat turun di Madinah.
3)
Salat arbain 8 hari di Masjid Nabawi.
4)
Naik bis ke Mekah.
Jemaah gelombang 2.
1)
Berangkat terakhir.
2)
Pesawat turun di Jeddah.
Naik bis dari Mekah.
3)
Usai puncak haji.
Salat arbain 8 hari di Masjid Nabawi.
Naik bis ke Mekah.
Gua Tsur.
Yaitu gua di Jabal Tsur.
Sekitar 7 kilometer.
Dari Mekah ke arah Thaif.
Gua Tsur.
Berada di salah satu puncak Jabal Tsur.
Gunung cukup tinggi, terjal dan
berbatuan.
Struktur dan bentuk gunung.
Sulitkan para peziarah.
Untuk sampai ke Gua Tsur.
Mendaki
Jabal Tsur sampai puncak.
Perlu
waktu sekitar 1,5 jam.
Tanpa
berhenti.
Posisi
dan ukuran Gua Tsur
Posisi
Gua Tsur.
Tinggi
dari permukaan tanah.
Sekitar
458 meter.
Tinggi dari permukaan air laut.
Sekitar 748 meter.
Panjang lubang Gua Tsur.
Sekitar 1,5 meter.
Lebarnya sekitar 1,5 meter.
Tinggi lubang sekitar 1,25 meter.
Gua Tsur punya 2 pintu.
Yaitu di barat dan timur.
Pintu sebelah barat.
Tingginya sekitar 1 meter.
Dipakai Rasulullah.
Masuk saat hijrah.
Pintu sebelah timur lebih luas.
Dibuat orang.
Agar mudah keluar masuk.
Saat
peristiwa hijrah
Rasulullah
dan Abu Bakar
Berjalan
ke selatan.
Menjauh
dari Madinah.
Kaum
Quraisy.
Mengejar
ke utara.
Yaitu
arah langsung ke Madinah.
Rasulullah
dan Abu Bakar .
Tiba
di Gua Tsur.
Abu
Bakar masuk lebih dulu.
Untuk
memastikan.
Apakah
ada ular, kalajengking.
Atau
hewan lainnya.
Yang
membahayakan Rasulullah.
Setelah
itu.
Baru
Rasulullah masuk Gua Tsur.
Abdullah
bin Abu Bakar.
Ikut
bermalam di sekitarnya.
Pagi
harinya.
Abdullah
bin Abu Bakar.
Kembali
ke Mekah.
Untuk
cari berita.
Jadi
intel terhadap kaum Quraisy.
Pada
malam harinya.
Abdullah bin Abu Bakar.
Kembali
ke Gua Tsur.
Membawa
berita untuk Rasulullah.
Gua
Tsur disinggung dalam Al-Quran.
Al-Quran
surah At-Taubah (surah ke-9) ayat 40.
إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ
نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ
هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا
ۖ فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا
وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَىٰ ۗ وَكَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ
الْعُلْيَا ۗ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Jika
kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya
(yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrik Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah)
sedangkan dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di
waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya
Allah beserta kita". Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada
(Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan
Al-Quran menjadikan orang-orang kafir itu yang rendah. Dan kalimat Allah itu
yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Abu
Bakar meriwayatkan.
Saya
bersama Rasulullah dalam gua.
Dan
Ada
jejak kaum musyrik Mekah.
Saya
berkata,
“Wahai
Rasulullah.
Jika
mengangkat kakinya.
Mereka
pasti melihat kita.”
Rasulullah
bersabda,
“Engkau
kira kita hanya berdua saja.
Padahal
kita bersama Allah.”
Setelah
3 malam di Gua Tsur.
Rasulullah
dan Abu Bakar keluar.
Sebelumnya.
Abdullah
bin Ariqath.
Membawa
2 hewan untuk kendaraan.
Seperti
yang diminta Abu Bakar.
Rasulullah
dan Abu Bakar.
Hijrah
ke Madinah.
Lewat
rute jauh dan sulit.
Amir
bin Fahirah.
Penunjuk
jalan .
Hingga
ke Madinah.
Pada
tahun 2005.
Pemerintah
Arab Saudi memasang papan pengumuman.
Dalam
berbagai Bahasa.
Di
kaki Jabal Tsur dan Jabal Nur.
Yang
isinya Rasulullah.
Tak
syariatkan untuk ziarah.
Ke Gua
Tsur dan Gua Hira.
Pemerintah
Arab Saudi.
Tak
memperbaiki jalan.
Untuk
mendaki ke Gua Tsur dan Gua Hira.
Tapi,
beberapa orang.
Membuat
jalan setapak .
Ke
Gua Tsur dan Gua Hira.
Mungkin
yang punya toko tempat berjualan.
Di
sepanjang jalan setapak.
Yang
dilewati naik dan turun.
Disiapkan
tenda berteduh.
Untuk
istirahat sejenak.
Juga
jual makanan dan minuman ringan.
Pemerintah
Arab Saudi.
Tak
menganjurkan.
Tapi
tak melarang.
Ziarah
ke Gua Tsur dan Gua Hira.
Tiap
tahun.
Jemaah
yang mendaki.
Ke
Gua Tsur dan Gua Hira .
Selalu
berjubel.
Karena
ingin mengenang sejarah Rasulullah.
Sehari
sebelumnya.
Kami
naik taksi keliling kota Mekah.
Sambil
melihat dari jarak jauh.
1) Jabal
Nur.
2) Jabal
Tsur
PERJALANAN KE GUA TSUR TAHUN 2005
Hari
masih pagi.
Kami
mulai melangkahkan kaki.
Kami
keluar dari hotel.
Tempat
menginap di Mekah.
Naik
taksi dari pemondokan.
Di
wilayah Al-Aziziyah, Mekah.
Menuju
gunung Jabal Tsur.
Sekitar
7 kilo meter dari Mekah.
Turun
dari taksi.
Kami
mulai berjalan kaki.
Mendaki
gunung Jabal Tsur.
Berangkat
pagi hari, mengapa?
Perubahan
cuaca di Mekah.
Amat
ekstrem dan tidak bersahabat.
Pada
malam hari.
Bulan
Januari dan Februari.
Suhu
berkisar 5 - 20 derajat Celsius.
Pada
siang harinya.
Melonjak
40 - 43 derajat Celcius.
Pada
siang hari.
Matahari
bersinar amat terik.
Menyengat
kulit dan menyilaukan mata.
Istrinya
Haji Suherman dengan temannya.
Menunggu
di kaki gunung Jabal Tsur.
Saya
dan Haji Suherman.
Jadi
bujangan lokal.
Naik
gunung bersama ke Gua Tsur.
Kondisi
di kaki gunung Jabal Tsur.
Tahun
2005.
Di
kaki gunung Jabal Tsur.
Dipasang
papan pengumuman.
Semacam
himbauan.
Dari
Kerajaan Arab Saudi.
Yang
ditulis dalam berbagai bahasa.
Termasuk
dalam bahasa Indonesia.
Papan
itu berisi peringatan.
Bahwa
Nabi Muhammad.
Tak
pernah menyarankan umat Islam.
Untuk
ziarah ke Gua Tsur.
Di
puncak gunung Jabal Tsur.
Tapi,
juga tidak melarangnya.
Pemerintah
Arab Saudi .
Tak
merenovasi jalan ke Gua Tsur.
Semua
dibiarkan alami.
Asli
apa adanya.
Kami
mulai jalan kaki.
Mendaki
Jabal Tsur.
Kami
jalan kaki bersandal jepit.
Membawa
bekal:
1) sedikit
makanan.
2) Minuman.
3) Payung.
Pakai
seragam jamaah haji Indonesia yang khas.
1)
Jaket batik Sidoarjo.
2)
Kopiah hitam.
Kami
berdoa mohon kepada Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Agar
perjalanan lancer.
Sampai
puncak.
Kemudian
bisa kembali lagi ke bawah.
Ke
hotel di Mekah.
Agar
kami tetap sehat dan selamat.
Kami
berjalan bersama jemaah haji.
Dari
seluruh dunia.
Yang
berminat dengan tujuan sama.
Menuju
Gua Tsur.
Di
puncak gunung Jabal tsur.
Tentu
saja.
Yang
kuat:
1)
Fisik.
2)
Mental.
Banyak
jemaah dari Turki.
Yang
sudah berumur.
Tampak
semangat mendaki gunung.
Pria
dan Wanita.
Kami
berjalan ikut jalan setapak.
Berderet-deret
barisan manusia.
Mengular
berjalan kaki.
Dari
bawah ke atas.
Dan
sebaliknya.
Dari
atas ke bawah.
Berangkat
naik ke Gua tsur.
Dan
sebaliknya.
Pemandangan
menakjubkan.
Kami
mengambil foto.
Selama
di perjalanan.
Kami
sempat ambil foto.
Bergantian.
Pakai
kamera sederhana.
Yang
kami bawa.
Beberapa
kali.
Kami
saksikan jemaah “show of force”.
Mereka
tunjukkan “kesaktiannya”.
Mungkin
jemaah haji lokal.
Mereka
berlompatan.
Di
antara bebatuan yang terjal.
Dengan
santai.
Seolah
mereka punya ilmu terbang.
Tidak
melewati jalan setapak.
Yang
biasanya.
Seakan-akan
mereka “menclok”.
Di
tepi atas bebatuan gunung.
Berpindah
dari ujung batu ke ujung lain.
Pemandangan
menarik.
Dan
mendebarkan.
Tindakan
sangat berbahaya.
Khawatir
ada yang jatuh terpeleset.
Alhamdulillah.
Selama
kami berada di gunung Jabal Tsur.
Tidak
terjadi musibah apa-apa.
Tenda
tempat istirahat.
Dan
penjual makanan.
Beberapa
kali kami berhenti.
Di
tempat semacam pos pemberhentian.
Yang
beratap ala kadarnya.
Dipakai
tempat berjualan.
Kami
istirahat sejenak.
Menikmati
makanan dan minuman.
Dan
melihat pemandangan sekitar.
Saya
berusaha mengingat, menelusuri.
Dan
membayangkan jejak Rasulullah.
Sewaktu
Nabi.
Beberapa
abad lampau.
Nabi
dikejar kaum Quraisy.
Hijrah
dari Mekah ke Madinah.
Nabi
pergi ke selatan.
Menjauh
dari arah Madinah.
Sembunyi
di Gua Tsur.
Kaum
Quraisy.
Kejar
Nabi ke arah utara.
Ke
arah Madinah.
Tidak
terasa.
Air
mata menetes di pipi.
.
Mengenang
betapa berat.
Tugas
Nabi Muhammad.
Masa
itu.
Tiba
di puncak Jabal Tsur.
Setelah
berjalan sekitar 2 jam.
Termasuk
beberapa kali istirahat sejenak.
Akhirnya.
Kami
sampai di puncak Jabal Tsur.
Banyak
jemaah
Dari
seluruh dunia.
Berkumpul
di sekitar Gua Tsur.
Saya
masuk Gua Tsur.
Kopiah
dilepas.
Masuk
merayap dalam gua.
Tembus
ke belakang.
Kami
foto gantian.
Dengan
kamera sederhana.
Alhamdulillah.
Kami
berhasil napak tilas jejak Nabi.
Dengan
bebatuan keras, “kenthing”, dan berkilat.
Tidak
mustahil, bebatuan sekarang ini tetap sama.
Tidak
berubah.
Sewaktu
dikunjungi Nabi beberapa abad silam.
Alhamdulillah.
Kami
bersyukur atas semua nikmat Allah
Kami
diberi kesempatan ibadah haji.
Dan
bisa mengunjungi Gua Tsur dan Gua Hira di Mekah.
Pengalaman
hidup yang tak terlupakan.
CATATAN HAJI TAHUN 2005
Oleh:
HM Yusron Hadi bin HM Tauhid Ismail.
Sidoarjo.
Jawa Timur.
Jemaah haji mandiri non KBIH
0 comments:
Post a Comment