Tuesday, May 21, 2024

33195. DAMPAK NEGATIF PUJIAN BAGI PEMUJI DAN YANG DIPUJI

 


DAMPAK NEGATIF PUJIAN BAGI PEMUJI DAN YANG DIPUJI

Oleh: Drs. HM. Yusron Hadi, M.M.

 

 

Pujian sering mengasyikkan.

Bagi banyak orang.

 

Tapi hakikatnya.

Pujian itu melenakan.

 

Sahabat memuji-muji temannya.

Di dekat Rasulullah.

 

Rasulullah bersabda,

''Celaka kamu! Kamu telah memotong leher saudaramu itu.

Jika dia mendengar, maka dia tidak akan senang.''

 

Rasulullah bersabda,

“Jika kamu harus memuji saudaramu, maka lakukan secara jujur dan objektif.''

 

Hadis di atas mengingatkan.

Agar tidak sembarang memuji.

  

Atau memberi pujian sekadar asal bapak senang (ABS).

 

Pujian semacam itu.

Tak mendidik.

Juga bertentangan dengan norma agama.

 

Pujian berlebihan bagian bencana lidah.

Yang sangat berbahaya.

 

Imam Ghazali dalam buku “Ihya 'Ulumud Din”

Sebutkan 6 kejelekan budaya ABS.

 

Ada 4 kejelekan.

Bagi orang memuji.

 

Dan 2 kejelekan.

Bagi orang dipuji.

 

Kejelekan pujian bagi pemuji.

 

1.      Pujian bisa berlebihan, sehingga terjerumus dusta.

 

2.      Memuji dengan berpura-pura menunjukkan rasa cinta dan simpati tinggi.

Padahal dalam hatinya tidak. 

Dia berbuat hipokrit untuk  menjilat.

 

3.      Dia memuji  tidak berdasar fakta.

Dia hanya membual dan bohong belaka.

 

4.      Dia membuat senang orang yang dipuji.

Padahal ia orang jahat (fasik).

 

Menurut lmam Ghazali.

Orang jahat, jangan dipuji terus agar dia senang.

Tapi dia harus dikritik agar introspeksi.

 

Kejelekan pujian bagi orang dipuji.

 

1.      Dia bisa sombong (kibr) dan merasa besar kepala ('ujub).

Sikap kibr dan 'ujub adalah  penyakit hati yang berbahaya.

 

2.      Dia bisa lupa diri dan lengah karena mabuk pujian.

 

Menurut lamam Ghazali.

Orang merasa besar kepala dan hebat, pasti akan lengah.

 

Karena merasa hebat, maka dia merasa tidak perlu bekerja keras lagi.

 

Kerja keras hanya dilakukan oleh orang yang merasa banyak kekurangan.

 

Imam Ghazali berpesan.

Pujian boleh dilakukan.

 

Asal terhindar dari keburukannya.

Terkadang pujian itu perlu.

 

Rasulullah pernah memuji Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan sahabat lainnya.

 

Rasulullah memuji dengan jujur dan arif.

 

Rasulullah sadar bahwa pujian itu  tidak membuat para sahabatnya sombong.

 

Agar tidak mabuk, karena pujian.

 

Maka orang perlu mengenali dirinya sendiri.

 

Ia tentu lebih tahu dirinya sendiri ketimbang orang lain yang memuji.

 

Dengan begitu, ia tidak akan lengah.

 

Karena sadar.

Tidak semua pujian.

Sesuai dengan kenyataan.

 

Ada orang memuji Ali bin Abi Thalib.

Ali bin Abi Thalib berkata,

 

''Aku tidak sebagus yang kamu katakan.''

 

Dalam kesempatan lain.

Ali bin Abi Thalib banyak menerima pujian.

 

Ali bin Abi Thalib berdoa,

''Ya Allah, ampuni aku atas perkataan mereka.

 

Jangan Engkau siksa aku gara-gara mereka.

Berikan kepadaku kebaikan dari apa yang mereka sangkakan kepadaku.'' 

 

(Sumber republika)

 

 

0 comments:

Post a Comment