NIKMAT BUKAN UKURAN
DICINTAI ALLAH TAPI UJIAN
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Bencana, keburukan, atau petaka dalam
Al-Quran.
Disebut dalam berbagai istilah.
Yaitu:
1) Musibah.
2) Bala.
3) Iqab.
4) Fitnah.
Musibah
Kata “mushibah”.
Artinya “menimpa”.
Jika Al-Quran pakai kata “mushibah”.
Maka artinya “sesuatu tak enak menimpa
manusia”.
PENYEBAB MUSIBAH
1. Musibah akibat ulah manusia.
Al-Quran surah Asy-Syura (surah ke-42)
ayat 30.
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو
عَنْ كَثِيرٍ
Dan apa saja musibah yang menimpamu,
karena perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar
(kesalahanmu).
2. Musibah terjadi dengan izin
Allah
Al-Quran surah At-Tagabun (surah
ke-64) ayat 11.
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ
ۗ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ۚ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Tidak ada suatu musibah pun yang
menimpa seseorang, kecuali dengan izin Allah; dan barang siapa beriman kepada
Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.
3. Musibah untuk menguji
dan menempa manusia.
Al-Quran surah Al-Hadid (surah ke-57)
ayat 22-23.
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا
فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
Tidak ada suatu bencana yang menimpa
di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri, melainkan telah tertulis dalam
kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian
mudah bagi Allah.
لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَىٰ مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ
ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
(Kami jelaskan demikian) agar kamu jangan
bersedih terhadap apa yang luput dari kamu, dan agar kamu jangan terlalu
gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai orang
sombong lagi membanggakan diri.
PENGERTIAN BALA’
Kata “bala”.
Artinya “nyata atau tampak”.
Al-Quran surah At-Tariq (surah ke-86)
ayat 9.
يَوْمَ
تُبْلَى السَّرَائِرُ
Pada hari ditampakkan
segala rahasia.
Makna “bala” berkembang, menjadi:
“Ujian yang bisa menampakkan kualitas
iman seseorang”.
Kesimpulan hakikat “bala” yaitu:
1) Bala’ (ujian) adalah risiko
hidup.
Bala
dilakukan Allah tanpa melibatkan manusia yang diuji.
Allah
menentukan cara, waktu, dan bentuk ujiannya.
Al-Quran
surah Al-Mulk (surah ke-67) ayat 2.
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ
عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
Dia Allah menjadikan mati dan hidup,
agar Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia
Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,
Bala’ adalah keniscayaan dan
risiko bagi manusia mukallaf.
Tak ada orang luput darinya.
Makin tinggi kedudukan orang, makin
berat ujiannya.
Ujian untuk para nabi sangat berat.
Ujian bala’ berupa nikmat atau
musibah.
Misalnya.
Bala’ (ujian) nikmat
kepada Nabi Sulaiman.
Nabi Sulaiman sadar
Bahwa fungsi nikmat sebagai ujian.
Al-Quran surah Al-Na’ml (surah ke-27)
ayat 40.
قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ
أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ ۚ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ قَالَ
هَٰذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ ۖ وَمَنْ
شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ
كَرِيمٌ
Berkata orang punya ilmu dari
Al-Kitab: "Aku akan membawa singgasana kepadamu sebelum matamu
berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana terletak di
hadapannya, ia berkata: "Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba aku
apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barang siapa
bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan
barang siapa ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".
2) Nikmat menyenangkan atau musibah
menyusahkan semua ujian.
Ujian menyenangkan.
Bukan ukuran dicintai Allah.
Musibah menyusahkan.
Bukan ukuran dibenci Allah.
Tapi semua ujian dari Allah untuk
manusia.
Al-Quran surah Al-Fajr (surah ke-89)
ayat 15-16.
فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ
وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ
Adapun manusia jika Tuhannya
mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan
berkata: "Tuhanku telah memuliakanku".
وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي
أَهَانَنِ
Adapun jika Tuhannya mengujinya lalu
membatasi rezekinya, maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku".
3) Bala’ (ujian) menimpa orang.
Bisa
juga cara Allah mengampuni dosa, menyucikan jiwa, dan meninggikan derajatnya.
Dalam perang Uhud 70 orang sahabat
Rasulullah gugur.
Al-Quran surah Ali lmran (surah ke-3)
ayat 154.
ثُمَّ أَنْزَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ بَعْدِ الْغَمِّ أَمَنَةً نُعَاسًا يَغْشَىٰ
طَائِفَةً مِنْكُمْ ۖ وَطَائِفَةٌ قَدْ أَهَمَّتْهُمْ أَنْفُسُهُمْ يَظُنُّونَ
بِاللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ ظَنَّ الْجَاهِلِيَّةِ ۖ يَقُولُونَ هَلْ لَنَا مِنَ
الْأَمْرِ مِنْ شَيْءٍ ۗ قُلْ إِنَّ الْأَمْرَ كُلَّهُ لِلَّهِ ۗ يُخْفُونَ فِي
أَنْفُسِهِمْ مَا لَا يُبْدُونَ لَكَ ۖ يَقُولُونَ لَوْ كَانَ لَنَا مِنَ
الْأَمْرِ شَيْءٌ مَا قُتِلْنَا هَاهُنَا ۗ قُلْ لَوْ كُنْتُمْ فِي بُيُوتِكُمْ
لَبَرَزَ الَّذِينَ كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقَتْلُ إِلَىٰ مَضَاجِعِهِمْ ۖ
وَلِيَبْتَلِيَ اللَّهُ مَا فِي صُدُورِكُمْ وَلِيُمَحِّصَ مَا فِي قُلُوبِكُمْ ۗ
وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ
Kemudian setelah kamu bersedih, Allah
menurunkan kepada kamu keamanan (berupa) kantuk meliputi segolongan kamu,
sedangkan segolongan lagi dicemaskan diri mereka sendiri, mereka
menyangka tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliah. Mereka berkata:
"Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan
ini?". Katakan: "Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan
Allah". Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka
terangkan kepadamu; mereka berkata: "Sekiranya ada bagi kita barang
sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh
(dikalahkan) di sini". Katakan: "Sekiranya kamu berada di rumahmu,
niscaya orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh keluar (juga) ke tempat
mereka terbunuh". Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada
dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha
Mengetahui isi hati.
PENGERTIAN FITNAH
Kata “fitnah” dalam
Al-Quran punya banyak arti.
Yaitu:
1) Perbuatan yang bisa menimbulkan
kekacauan.
2) Membakar (dimasukkan) dalam neraka.
3) Menyiksa atau siksaan.
4) Kesesatan atau penyimpangan.
5) Ujian berupa nikmat atau kesulitan.
Arti fitnah berupa nikmat
atau musibah.
Yang dipakai memahami makna bencana
dalam Al-Quran.
Al-Quran surah Al-Anfal (surah ke-8)
ayat 28.
وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ
اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
Dan ketahui, bahwa hartamu dan
anak-anakmu hanya sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah pahala besar.
Al-Quran surah At-Tagabun (surah
ke-64) ayat 15.
إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۚ وَاللَّهُ عِنْدَهُ
أَجْرٌ عَظِيمٌ
Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu
hanya cobaan (bagimu), dan di sisi Allah pahala besar.
Al-Quran surah Al-Anbiya (surah ke-21)
ayat 35.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ
فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Tiap yang berjiwa akan merasakan mati.
Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang
sebenarnya). Dan hanya kepada Kami, kamu dikembalikan.
Artinya fitnah
(cobaan) dilakukan Allah sebagai peringatan.
Jika peringatan berkali-kali tidak
diperhatikan.
Maka wajar Allah menjatuhkan tindakan
lebih keras.
Al-Quran surah Al-Anfal (surah ke-8)
ayat 25.
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً ۖ
وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Dan jaga dirimu dari siksaan yang
tidak khusus menimpa orang zalim saja di antara kamu. Dan ketahui bahwa Allah
amat keras siksaan-Nya.
Ayat di atas memakai 3 kata.
Semuanya tidak menyenangkan.
Yaitu:
1) Fitnah.
2) Tushibanna.
3) Iqab.
“Tushibana” seakar dengan musibah.
“Iqab” terambil dari “aqiba”.
Artinya belakang (kesudahan).
Kata “iqab” dipakai dalam
arti kesudahan yang tidak menyenangkan.
Atau hukuman pelanggaran.
Berbeda dengan “aqibah” (akibat).
Berarti dampak baik atau buruk
dari perbuatan.
Dari ayat di atas dapat dipahami.
Bahwa fitnah bisa menimpa
orang yang tidak bersalah.
KESIMPULAN
1. Musibah menimpa manusia akibat
kesalahan manusia sendiri.
2. Bala’ bisa terjadi, meskipun
tanpa kesalahan manusia.
3. Fitnah adalah bencana bisa
menimpa orang bersalah dan tidak bersalah.
Fitnah ujian bencana alam.
Tak hanya menimpa orang berdosa saja.
Tapi juga bisa menimpa
orang tidak berdosa.
Jika orang berdosa
ditimpa mudarat akibat bencana.
Maka itu akibat dosanya.
Jika orang tidak berdosa ditimpa
bencana dan masih hidup.
Maka itu ujian untuk melihat kualitas
imannya.
Jika dia wafat, padahal tak berdosa.
Atau dosanya tak seimbang dengan
musibah yang menimpanya.
Maka itu tangga untuk dapat kedudukan
tinggi di sisi Allah.
(Sumber suara.muhammadiyah)
0 comments:
Post a Comment