Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tuesday, December 1, 2020

6886. HIJRAH TERMASUK JIHAD

 


HIJRAH TERMASUK  JIHAD

Oleh:Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

 

 

Al-Quran surah Al-Ankabut (surah ke-29) ayat 69.

 

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

     

 

 

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.  

 

 

 

Asbabun nuzul (penyebab turunnya) surah Al-Ankabut (surah ke-29) ayat 69.

 

 

 

1.             Qatadah menjelaskan ayat ini turun berkenaan dengan peristiwa hijrah dari Mekah ke Madinah.

 

2.             Kaum muslimin yang hijrah dari Mekah ke Madinah dikejar oleh kaum musyrik Mekah.

 

 

3.             Dalam perjalanan, mereka dikejar dan dibawa balik ke Mekah.

 

 

4.             Ada yang dibunuh dan ada yang selamat sampai ke Madinah.

 

 

5.             Kemudian turun ayat 69 ini.

 

 

 

Daftar Pustaka

1.      Hatta, DR. Ahmad. Tafsir Quran Per Kata, Dilengkapi dengan Asbabun Nuzul dan Terjemah. Penerbit Pustaka Maghfirah, Jakarta 2011.

2.      Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2.

3.      Tafsirq.com online.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

6885. MACAM-MACAM JIHAD

 


MACAM-MACAM JIHAD

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

 

Kata “jihad” menurut KBBI V artinya:

 

 

1.      Usaha dengan segala daya upaya untuk mencapai kebaikan.

 

2.      Usaha sungguh-sungguh membela agama Islam dengan mengorbankan harta benda, jiwa, dan raga.

 

 

3.      Perang suci melawan orang kafir untuk mempertahankan agama Islam dengan syarat tertentu.

 

 

 

 

Terjadi kekeliruan dalam memahami istilah “jihad”.

 

 

Karena “jihad” biasanya hanya dipahami dalam arti “perjuangan fisik” atau “perlawanan bersenjata’.

 

 

Hal ini terjadi karena sering kata “jihad” terucapkan pada saat perjuangan fisik.

 

 

 

Salah satu bentuk jihad adalah perjuangan fisik dengan berperang.

 

 

Tetapi harus diingat masih ada jihad yang lebih besar daripada pertempuran fisik.

 

 

 

Nabi bersabda ketika baru kembali dari medan pertempuran.

 

 

“Kita kembali dari jihad kecil menuju jihad besar, yaitu jihad melawan hawa nafsu”.

 

 

 

Sejarah turunnya ayat Al-Quran membuktikan Nabi Muhammad telah diperintah berjihad sejak masih di Mekah.

 

 

Dan jauh sebelum adanya izin mengangkat senjata untuk membela diri dan agama.

 

 

 

Perang pertama dalam sejarah Islam terjadi tahun ke-2 Hijriah.

 

 

Yaitu 17 Ramadan dengan meletusnya Perang Badar, saat Nabi Muhammad berumur 55 tahun.

 

 

 

Al-Quran surah Al-Furqan (surah ke-25) ayat 52 menyatakan jihad besar saat Nabi masih di Mekah .

 

 

 

فَلَا تُطِعِ الْكَافِرِينَ وَجَاهِدْهُمْ بِهِ جِهَادًا كَبِيرًا

 

 

 

Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al-Quran dengan jihad yang besar.

 

 

 

 

Salah paham itu disuburkan terjemahan kurang tepat terhadap ayat Al-Quran yang bicara tentang “jihad” yang diartikan dengan “anfus dan harta benda”.

 

 

 

Kata “anfus” sering diterjemahkan sebagai “jiwa”, misalnya terjemahan oleh Departemen Agama RI.

 

 

 

 

Al-Quran surah Al-Anfal (surah ke-8) ayat 72.

 

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ آوَوْا وَنَصَرُوا أُولَٰئِكَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يُهَاجِرُوا مَا لَكُمْ مِنْ وَلَايَتِهِمْ مِنْ شَيْءٍ حَتَّىٰ يُهَاجِرُوا ۚ وَإِنِ اسْتَنْصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ إِلَّا عَلَىٰ قَوْمٍ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِيثَاقٌ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

 

 

 

 

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikit pun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

 

 

 

Kata “anfus” dalam Al-Quran dapat bermakna “nyawa”, “hati”, “jenis”, atau “totalitas manusia”, yaitu tempat terpadu jiwa dan raganya, serta segala sesuatu yang tidak dapat terpisah darinya.

 

 

 

Al-Quran mempersonifikasikan wujud seseorang di hadapan Allah dan masyarakat dengan menggunakan kata “nafs”.

 

 

 

Kata “nafs” dalam konteks jihad dapat dipahami sebagai “totalitas manusia”, sehingga kata “nafs” mencakup nyawa, emosi, pengetahuan, tenaga, pikiran, serta waktu dan tempat yang berkaitan dengannya.

 

 

 

Pengertian ini, diperkuat dengan adanya perintah dalam Al-Quran untuk berjihad tanpa menyebutkan “nafs” (harta benda).

 

 

 

Al-Quran surah Al-Haj (surah ke-22) ayat 78.

 

 

 

وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ ۚ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ ۚ مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ ۚ هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ وَفِي هَٰذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ ۚ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ هُوَ مَوْلَاكُمْ ۖ فَنِعْمَ الْمَوْلَىٰ وَنِعْمَ النَّصِيرُ

 

 

 

 

Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al-Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.

 

 

Berjihad adalah berjuang sekuat tenaga mengalahkan musuh.

 

 

1.              Berjihad menghadapi musuh yang nyata.

 

2.              Berjihad menghadapi setan.

 

3.              Berjihad melawan nafsunya masing-masing.

 

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 218.

 

 

 

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَٰئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

 

 

 

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

 

 

 

Nabi Muhammad bersabda,”Berjihadlah menghadapi nafsumu, seperti kamu berjihad menghadapi musuhmu”.

 

 

 

Nabi Muhammad bersabda,”Berjihadlah menghadapi orang-orang kafir dengan tangan dan lidahmu”.

 

 

Pada umumnya, ayat Al-Quran yang berbicara tentang jihad.

 

 

1.              Tidak menyebutkan objek yang harus dihadapi.

 

2.              Secara tegas dinyatakan objeknya berjihad menghadapi orang kafir dan munafik.

 

 

Al-Quran surah At-Taubah (surah ke-9) ayat 73.

 

 

 

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ ۚ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۖ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ

 

 

 

Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah neraka Jahanam. Dan itulah tempat kembali yang seburuk-buruknya.

 

 

Al-Quran surah At-Tahrim (surah ke-66) ayat 9.

 

 

 

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ ۚ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۖ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ

 

 

 

Hai Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka Jahanam dan itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.

 

 

 

Kesimpulannya.

 

1.              Umat Islam harus berjihad menghadapi orang-orang kafir, munafik, setan, dan hawa nafsu.

 

 

2.              Dapat dikatakan sumber dari segala kejahatan adalah setan yang sering memanfaatkan kelemahan nafsu manusia.

 

 

Ketika manusia sudah tergoda oleh setan, manusia menjadi kafir, munafik, dan menderita penyakit hati.

 

 

Pada akhirnya manusia itu sendiri menjadi setan.

 

 

Karena setan adalah “manusia dan jin yang durhaka kepada Allah serta merayu pihak lain untuk melakukan kejahatan”.

 

 

 

Dalam berjihad, seluruh potensi umat Islam harus dikerahkan untuk menghadapi musuh.

 

 

Penggunaan potensi itut harus juga disesuaikan dengan musuh yang dihadapi.

 

 

 

 

Daftar Pustaka

1.              Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.

2.              Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.              Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.              Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.              Tafsirq.com online.

6884. JIHAD MENGENDALIKAN NAFSU

 


JIHAD MENGENDALIKAN NAFSU

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

 

 

Perang Teluk telah usai.

 

 

Suka atau tidak, sadar atau belum, yang rugi dalam perang ini adalah umat Islam sendiri.

 

 

Paling sedikit rugi dalam segi material.

 

 

Para pemenang mulai menghitung dan membagikan keuntungan.

 

 

 

Dan yang kalah menghitung jumlah biaya yang harus mereka bayar.

 

 

 

Menurut Nabi Muhammad jihad akbar adalah perang yang jika dimenangkan bisa mencegah timbulnya perang semacam Perang Teluk.

 

 

Dengan kata lain, jihad akbar adalah perang yang jika dimenangkan dapat mengendalikan nafsu untuk memperoleh materi tanpa menghabisi lawan atau menghancurkan diri sendiri.

 

 

 

Binatang melata pun tidak rela melepaskan kendali nafsunya, jika pelepasanitu membahayakan hidupnya.

Singa akan rela mati daripada makan bangkai, demi memelihara kehormatan singa.

 

 

 

Wajar jika Al-Quran mengecam manusia yang lepas kendali bagaikan binatang bahkan lebih sesat.

 

 

 

Al-Quran surah Al-Furqan (surah ke-25) ayat 44.

 

 

 

أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ ۚ إِنْ هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعَامِ ۖ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا

 

 

 

Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).

 

 

Jihad akbar disulut apinya pada bulan puasa Ramadan, di sanalah setiap Muslim dituntut untuk berperang menaklukkan nafsunya yang menggebu-gebu.

 

 

 

Tetapi harus disadari perang ini, seperti halnya semua perang dalam Islam, tidak bertujuan menghabisi potensi lawan, apalagi memusnahkannya.

 

 

 

Tujuan perang melawan hawa nafsu adalah sekadar mengendalikannya.

 

 

Karena betapa pun jeleknya sesuatu, pasti ada sisi positif dalam dirinya yang bisa dimanfaatkan.

 

 

 

Karena itu, titik temu harus dicari dan dalam perang apa pun.

 

 

Gencatan senjata harus diusahakan sampai akhirnya muncul perdamaian yang tercapai karena  kesepakatan semua pihak.

 

 

Dalam jihad akbar, perdamaian itu terjadi dalam diri manusia.

 

 

Jika hal ini  telah dicapai oleh semua pihak, maka mustahil semacam Perang Teluk akan berkobar.

 

 

 

Ajaran Islam bertujuan mempertemukan kehendak jasmani dan rohani.

 

 

Hal itu dilakukan melalui jihad akbar melawan nafsu.

 

 

Tetapi jangan membiarkan perang berlanjut sehingga memusnahkan salah satu pihak.

 

 

Karena pihak mana pun yang punah, akibatnya adalah kebinasaan pada gilirannya akan menimpa pemenang.

 

 

Untuk mencapai gencatan senjata dan perdamaian semua pihak memang sulit.

 

 

Dan itulah usaha manusia yang palingberat.

 

 

Bagaikan mempertemukan oksigen dan hidrogen sehingga menghasilkan air.

 

 

Mempertemukan keinginan antara sifat binatang dan kecenderungan sifat malaikat agar lahir sifat manusia, semua butuh perjuangan.

 

 

Jihad akbar butuh kekuatan akal pikiran dan kesadaran.

 

 

Upaya itu yang kita lakukan dengan berpuasa Ramadan.

 

 

Sejak dini kita harus mempersiapkan diri dengan berbagai amal kebaikan.

 

 

Karena kita ingin menang dengan mulia, tanpa menghabisi atau memunahkan.

 

 

 

 

Daftar Pustaka

1.              Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   

2.              Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.              Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.              Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.              Tafsirq.com online