PAHAM KEBANGSAAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang makna kebangsaan
menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
1. Kata “bangsa” (menurut KBBI V) bisa
diartikan “kelompok masyarakat yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan
sejarahnya, serta berpemerintahan sendiri”, “golongan manusia, binatang, atau
tumbuhan yang mempunyai asal usul dan sifat khas yang sama”, “macam”, “jenis”,
“kedudukan (keturunan) mulia (luhur)”, “jenis kelamin, dan “kumpulan manusia
yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa dan kebudayaan dalam arti umum,
dan menenpati wilayah tetentu di muka bumi”.
2. Kebangsaan dapat diartikan “ciri-ciri
yang menandai golongan bangsa”, “perihal bangsa”, “mengenai (yang bertalian
dengan) bangsa”, “kedudukan (sifat) sebagai orang mulia (bangsawan)”, dan
“kesadaran diri sebgai warga dari suatu negara”.
3. Para ulama berbeda pendapat tentang
unsur-unsur yang harus dipenuhi untuk menamakan suatu kelompok manusia bisa
disebut sebagai bangsa.
4. Mereka berlainan pendapat tentang ciri
mutlak yang harus dipenuhi guna terwujudnya sebuah bangsa atau kebangsaan.
5. Hal ini menimbukan kesulitan dalam upaya
memahami pandangan Al-Quran tentang paham kebangsaan.
6. Para ulama berpendapat bahwa paham
kebangsaan belum dikenal ketika Al-Quran turun.
7. Paham kebangsaan baru muncul dan
berkembang di Eropa sejak akhir abad ke-18, kemudian menyebar ke seluruh dunia
Islam.
8. Keterikatan terhadap tanah air, adat
istiadat leluhur, dan pemimpin setempat telah menghiasi jiwa umat manusia sejak
zaman dahulu.
9. Tetapi paham kebangsaan atau
“nasionalisme” dengan pengertiannya yang lumrah, baru dikenal pada akhir abad
ke-18.
10. Napoleon adalah orang yang pertama kali
memperkenalkan paham kebangsaan kepada umat Islam dalam ekspedisinya ke Mesir, Setelah
Revolusi tahun 1789.
11. Perancis adalah salah satu negara besar
yang berusaha melebarkan pengaruhnya.
12. Mesir adalah salah satu wilayah yang diincar
oleh Perancis, yang ketika itu Mesir dikuasai oleh para “Mamluk” yang berada di
bawah naungan kekhalifahan Utsmani.
13. Meskipun para pemimpin Mesir beragama
Islam, tetapi mereka berasal dari keturunan orang-orang Turki.
14. Napoleon mempergunakan sisi ini untuk
memisahkan rakyat Mesir dengan para pemimpinnya yang keturunan orang Turki,
dengan menyatakan bahwa orang-orang Mamluk adalah orang asing yang tinggal di
Mesir.
15. Napoleon memperkenalkan istilah “al-ummat
al-mishriyah” (umat Mesir).
16. lstilah baru ini mendampingi istilah yang
telah sangat dikenal, yaitu “al-ummah al-Islamiyah” (umat Islam).
17. “Al-ummah al-Mishriyah” diartikan sebagai
“bangsa Mesir”.
18. Dalam perkembangan selanjutnya lahirlah
“ummat-ummat” yang lain atau bangsa-bangsa yang lain.
19. Muncul pertanyaan, “Apakah Al-Quran
ketika menunjukkan konsep bangsa atau kebangsaan memakai kata “sya'b”, “qaum”,
atau “ummat”?
20. Kata “qaum” dan “qaumiyah” sering
dipahami dengan arti “bangsa” dan “kebangsaan’.
21. Orang Arab sekarang menyebut “kebangsaan
Arab” dengan istilah “Al-qaumiyah al-'Arabiyah”.
22. Pusat Bahasa Arab Mesir pada tahun 1960,
menerjemahkan “bangsa” dengan kata “ummah”.
23. Al-Quran surah Al-Hujurat (surah ke-49)
ayat 13, kata “syaab” diterjemahkan sebagai “bangsa” oleh Departemen agama RI.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ
وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ
اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakanmu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikanmu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antaramu di
sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa di antaramu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
24. Sebagian ulama berpendapat bahwa kata
“qaum” ditemukan dalam Al-Quran sebanyak 322 kali.
25. Al-Quran menyatakan Allah menciptakan
manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, maka Al-Quran mendukung paham
kebangsaan.
26. Para Nabi menyeru masyarakatnya dengan,
“Ya Qaumi” (Wahai kaumku) atau “Wahai bangsaku”, meskipun mereka tidak beriman.
27. Al-Quran surah Hud (surah ke-11) ayat 63.
قَالَ يَا قَوْمِ أَرَأَيْتُمْ إِنْ كُنْتُ عَلَىٰ بَيِّنَةٍ مِنْ
رَبِّي وَآتَانِي مِنْهُ رَحْمَةً فَمَنْ يَنْصُرُنِي مِنَ اللَّهِ إِنْ
عَصَيْتُهُ ۖ فَمَا تَزِيدُونَنِي غَيْرَ تَخْسِيرٍ
Shaleh berkata, “Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti
yang nyata dari Tuhanku dan diberi-Nya aku rahmat (kenabian) dari-Nya, maka
siapakah yang akan menolong aku dari (azab) Allah jika aku mendurhakai-Nya.
Sebab itu kamu tidak menambah apa pun kepadaku selain daripada kerugian”.
28. Al-Quran surah Hud (surah ke-11) ayat 78.
وَجَاءَهُ قَوْمُهُ يُهْرَعُونَ إِلَيْهِ وَمِنْ قَبْلُ كَانُوا
يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ ۚ قَالَ يَا قَوْمِ هَٰؤُلَاءِ بَنَاتِي هُنَّ أَطْهَرُ
لَكُمْ ۖ فَاتَّقُوا اللَّهَ وَلَا تُخْزُونِ فِي ضَيْفِي ۖ أَلَيْسَ مِنْكُمْ
رَجُلٌ رَشِيدٌ
Dan datanglah kepadanya kaumnya
dengan bergegas-gegas. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan
perbuatan-perbuatan yang keji. Lut berkata, “Hai kaumku, inilah putri-putri
(negeri) ku mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan
janganlah kamu mencemarkan (nama) ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di
antaramu seorang yang berakal?”
29. Al-Quran surah Hud (surah ke-11) ayat 84.
۞
وَإِلَىٰ مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا ۚ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا
لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۖ وَلَا تَنْقُصُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ ۚ
إِنِّي أَرَاكُمْ بِخَيْرٍ وَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ مُحِيطٍ
Dan kepada (penduduk) Madyan (Kami utus) saudara mereka, Syuaib, dia
berkata, “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada tuhan bagimu
selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku
melihat kamu dalam keadaan yang baik (mampu) dan sesungguhnya aku khawatir
terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat).”
30. Al-Quran surah Al-Furqan (surah ke-25)
ayat 30.
وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَٰذَا
الْقُرْآنَ مَهْجُورًا
Berkatalah Rasul, “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Quran
ini suatu yang tidak diacuhkan”.
31. Kata “qaum” terambil dari kata “qiyam”
yang artinya “berdiri” atau “bangkit”.
32. Kata “qaum” agaknya dipergunakan untuk
menunjukkan sekumpulan manusia yang bangkit untuk berperang membela sesuatu.
33. Kata “qaum” pada awalnya hanya digunakan
untuk lelaki, bukan perempuan.
34. Al-Quran surah Al-Hujurat (surah ke-49)
ayat 11.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ
عَسَىٰ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَىٰ أَنْ
يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا
بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ وَمَنْ لَمْ
يَتُبْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum
yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka
(yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok)
wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan)
lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu
sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.
Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan
barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
35. Kata “sya'b” hanya sekali ditemukan dalam
Al-Quran dan berbentuk plural, pada mulanya mempunyai dua makna, yaitu “cabang”
dan “rumpun”.
36. Sebagian ulama memahami kata “sya'b”
dengan arti “kelompok non-Arab” sama dengan “qabilah” untuk suku-suku Arab.
37. Kesimpulannya, para ulama berpendapat:
1) Islam tidak perlu dipertentangkan dengan
paham kebangsaan.
2) Nabi Muhammad menyeru masyarakat dengan,
“Wahai kaumku”, “Wahai seluruh manusia”, dan “Wahai orang-orang yang beriman”.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah
dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan
Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan
Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital
Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.
0 comments:
Post a Comment