Monday, August 24, 2020

5220. SURGA DALAM TASAWUF


SURGA DALAM TASAWUF
Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.


A.   Hakikat Surga dalam Ilmu Tasawuf.
1.    Oleh Gus Baha.
2.    Sebagian umat lslam mungkin masih menjalankan takwa kepada Allah SWT dengan orientasi surga.
3.    Yaitu mengikuti segala perintah Allah agar masuk surga.
4.    Dan menjauhi larangan Allah agar terhindar dari neraka.
5.    Menurut Ilmu Tasawuf, bertakwa kepada Allah SWT tidak sebatas urusan surga dan neraka.
6.    Dalam disiplin Ilmu Tasawuf, menurut Imam Al Ghozali, representasi Al-Qur'an tentang surga dan neraka hanya gambaran 'litaqribil afham'.
7.    Yaitu gambaran untuk mendekatkan pemahaman logika manusia.
8.    Al Qur'an adalah kalam Allâh yang qodim, ketika turun ke level hawadits, tentu memakai bahasa hawadits.
9.    Pada hakikatnya, gambaran neraka dengan kepedihan azabnya itu simbol sukhtullâh (kemurkaan Allâh).
10. Dan surga dengan gelimang nikmatnya itu simbol rida Allâh.
11. Umat lslam perlu dilatih berpikir logika sahih.
12. Agar dalam melakukan kebaikan dan ibadah bisa murni hanya berdasar iman, syukur, cinta, mengagungkan, dan rindu kepada keridaan Allâh semata.
13. Bukan lagi orientasi surga, neraka, dan transaksi duniawi.
14. Caranya, umat lslam kembali kepada ajaran tasawuf dan menjiwai penuh kalimah munajat.
15. "Ilahî anta maqsûdi wa ridhôka matlûbi".
16. Tapi jika masih belum mampu, maka harus dilatih dan dilatih lagi.
17. Agar lebih mudah memahaminya, kita pakai analogi (kiyas).
18. Misalnya, 1 ditambah 1 nilainya berapa?
19. Kamu menjawab 2 itu, menunggu diberi hadiah 1 juta rupiah.
20. Atau tetap menjawab 2 untuk menjaga status akal sehat.
21. Tentunya, tetap menjawab 2.
22. "Kenapa demikian?
23. Karena 1+1 = 2 itu adalah hakikat.
24. Dan hakikat itu, lâtahtâju ila ujroh.
25. Yang namanya mempertahankan hakikat tidak lagi butuh upah.
26. "Sekarang Allâh sebagai Tuhan itu hakikat atau bukan?
27. Jawabnya,”Hakikat”.
28. Jika berkata begini, "Ya Allâh, jika Engkau memasukkan saya ke surga, saya akan katakan Engkau Tuhan.”
29. Tapi jika tidak, maka tunggu dulu."
30. Orang yang seperti itu, waras atau tidak?
31. Jawabannya,”Pasti tidak waras”.

B.   Manusia akan malu minta upah masuk surga.
1.    Dengan memahami hal itu, umat lslam akan berpikir.
2.    "Ya Alláh, betapa malunya hamba, untuk mengatakan 1+1=2, hamba masih butuh upah dari Engkau.”
3.    Jadi, jika untuk bersaksi bahwa Allah adalah Tuhan, kita masih berharap surga.
4.    Dan takut neraka.
5.    Bahkan sampai transaksional masalah duniawi.
6.    Maka betapa bodohnya kita.

(Sumber internet)

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment