Wednesday, February 17, 2021

8682. SELAMAT NATAL DALAM AL-QURAN

 


SELAMAT NATAL DALAM AL-QURAN

Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.


 

 

 

 


      Al-Quran surah Maryam (surah ke-19) ayat 16-34.

 

 

وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ مَرْيَمَ إِذِ انْتَبَذَتْ مِنْ أَهْلِهَا مَكَانًا شَرْقِيًّا

 

 

 

ذَٰلِكَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ ۚ قَوْلَ الْحَقِّ الَّذِي فِيهِ يَمْتَرُونَ

 

 

Dan ceritakan (kisah) Maryam dalam Al-Quran, yaitu ketika dia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, maka dia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka,  lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka dia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.

 


Maryam berkata, “Sesungguhnya aku berlindung darimu kepada Tuhan yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa”.

 

 

 

(Jibril) berkata, “Sesungguhnya aku hanya seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci”.

 

 

Maryam berkata, “Bagaimana ada bagiku seorang anak laki-laki, sedangkan tidak pernah ada seorang manusia pun menyentuhku dan aku bukan seorang pezina”.


 

Jibril berkata, “Demikianlah”.

 

 

 Tuhanmu berfirman, “Hal itu adalah mudah bagi-Ku, dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami, dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan”.

 

 

 


Maka Maryam mengandungnya, lalu dia menyisihkan diri dengan kandungannya ke tempat yang jauh.

 

 

 

 

 Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa dia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dan berkata, “Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan”.

 

 

 

 


Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah, “Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu, dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu, maka makan, minum, dan bersenang hatilah kamu. Apabila kamu melihat seorang manusia.

 

 

 

 

Maka katakan, “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini”.

 

 

 

 


Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya.

 

 

 

 

Kaumnya berkata, “Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar.

 

 

 

 

Hai saudara perempuan Harun, ayahmu bukan seorang yang jahat dan ibumu bukan seorang pezina”.

 

 

 

 


 Maka Maryam menunjuk kepada anaknya.

 

 

 

Mereka berkata, “Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?”

 

 

 

 

 

 Berkata Isa, “Sesungguhnya aku ini hamba Allah.

 

 

 

 

Dan Allah memberiku Al-Kitab (Injil) dan menjadikanku seorang Nabi.

 

 

 

 

Dan Allah menjadikanku seorang yang diberkati di mana saja aku berada.

 

 

 

 

Dan Allah memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup, dan berbakti kepada ibuku, dan Allah tidak menjadikanku seorang yang sombong lagi celaka.

 

 

 

 

Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, aku meninggal dan aku dibangkitkan hidup kembali”.

 

 

 

 

Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantahan tentang kebenarannya”.

 

 

 

 


Demikian, cuplikan kisah kelahiran atau natal Nabi Isa dalam Al-Quran surah Maryam (surah ke-19) ayat 16-34.

 

 

 

 

 

Yang menjelaskan bahwa Al-Quran mengabadikan dan merestui ucapan selamat natal pertama untuk Nabi Isa.

 

 

 

 

 

Al-Quran memberi contoh ucapan salam kepada Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Harun, keluarga Ilyas, dan para nabi lainnya.

 

 

 

 

Setiap umat Islam harus yakin dan percaya kepada Nabi Isa.

 

 

 

 

Dan harus yakin dan percaya kepada Nabi Muhammad.

 

 

 

 

Karena keduanya adalah hamba dan utusan Allah.



 

 

 

 

Kita mohon curahan selawat dan salam untuk mereka berdua.

 

 

 

 

Seperti kita mohon untuk seluruh para nabi dan rasul.



 

 

 

 

Nabi Muhammad merayakan hari keselamatan Nabi Musa dari gangguan Raja Fir’aun dengan puasa Asyura.

 

 

 

Nabi bersabda, “Umat Islam lebih wajar merayakannya dibanding orang Yahudi pengikut Nabi Musa”.



 

 

 

 

Nabi bersabda,

 

 

 

“Para Nabi adalah bersaudara hanya ibunya yang berbeda.

 

 

 

Dan  seluruh umat manusia adalah bersaudara”.



 

 

 

 

Nabi Isa menunjuk dirinya sebagai seorang “anak manusia”.

 

 

 

Nabi Muhammad bersabda,

 

 

 

 “Aku seorang manusia biasa, seperti kalian, yang mendapat wahyu dari Allah”.

 

 

 

 

Ketika ada orang mengira anaknya meninggal.

 

 

 

 

Nabi Isa menyembuhkannya dan berkata, “Dia tidak mati, tetapi tidur”. 

 

 

 

 

Ketika terjadi gerhana matahari pada hari wafatnya putra Nabi Muhammad.

 

 

 

 

Orang-orang berkata, “Matahari mengalami gerhana karena kematian putra Nabi Muhammad”.

 

 

 

 

 

Nabi bersabda,

 

 

 

 

“Matahari tidak mengalami gerhana karena kematian atau kelahiran seorang.”

 

 

 

 

Al-Quran surah Ali Imran, surah ke-3 ayat 64.

 

 

 

 

 

Katakan: “Hai ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami denganmu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Allah dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah”. Apabila mereka berpaling, maka katakan kepada mereka, “Saksikan, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”.


   

 

 

 

 

Sebagian ulama MEMBOLEHKAN mengucapkan selamat natal dan menghadiri perayaan natal.

 

 

 

 

Asalkan bukan acara ritual agama Kristen.

 

 

 

 

Dengan tujuan agar kerukunan umat beragama di Indonesia tetap terjaga.



 

 

 

 

 

Sebagian ulama MELARANG mengucapkan selamat natal dan berdosa,

 

 

 

 

 Jika kesucian akidah dikorbankan dan ternodai atas nama kerukunan umat beragama.



 

 

 

 

 

Teks keagamaan berkaitan akidah sangat jelas.

 

 

 

 

Hal itu untuk menghindari kerancuan dan salah paham.

 

 

 

 

Al-Quran tidak memakai satu kata yang bisa menimbulkan salah paham.

 

 

 

Sehingga  terjamin kata atau kalimat itu, tidak disalahpahami.



 

 

 

 

 

Misalnya, kata “Allah”, tidak dipakai Al-Quran.

 

 

 

Ketika pengertian semantiknya yang dipahami masyarakat jahiliah belum sesuai dengan Islam.

 

 

 

 

 

 


Semantik adalah ilmu tentang makna kata dan kalimat atau pengetahuan tentang seluk-beluk pergeseran arti kata.

 

 

 

 

Kata yang digunakan sebagai ganti “Allah” pada zaman jahiliah  adalah “Rabbuka”.

 

 

 

Artinya “Tuhanmu, Hai Muhammad”.

 

 

 

 


Demikian terlihat pada wahyu pertama hingga surah Al-Ikhlas.

 

 

 

Nabi Muhammad sering menguji pemahaman umat tentang Tuhan.

 

 

 

 

Tetapi Nabi tidak pernah bertanya,

 

 

“Di manakah Tuhan berada?”.



 

 

 

 

Redaksi “Di manakah Allah berada?”

 

 

 

 

Bisa menimbulkan kesan keberadaan Allah pada satu tempat tertentu.

 

 

 

Suatu hal yang mustahil bagi Allah.

 



 

 

 

 

 

Dengan alasan serupa, para ulama enggan memakai kata “ada” bagi Allah.

 

 

 

Para ulama memakai “wujud Allah”.

 

 

 

 

 

Hari Natal, berkaitan dengan Nabi Isa Al-Masih, manusia agung dan suci.

 

 

 

 

Tetapi hari natal yang dirayakan umat Kristen keyakinannya terhadap Nabi Isa berbeda dengan Islam.



 

 

 

 

Orang Islam yang mengucapkan, “Selamat Natal”.

 

 

 

 

Atau menghadiri perayaan Hari Natal bisa menimbulkan salah paham dan bisa merusak  akidah Islam.

 

 

 

 

 

 

 

Karena bisa salah paham bahwa  orang Islam mengakui ketuhanan Nabi Isa Al-Masih.

 

 

 

 

Suatu keyakinan yang bertentangan dengan akidah Islam.

 

 

 

 

Kemudian muncul  larangan dan fatwa ulama hukumnya haram bagi umat Islam mengucapkan “Selamat Natal” atau menghadiri perayaan Hari Natal.

 

 

 


Bahkan semua kegiatan yang berkaitan dengan Hari Natal adalah haram.

 

 

 

 

Termasuk bisnis segala keperluan Hari Natal adalah haram.

 

 

 

 


 Larangan mengucapkan selamat natal dan menghadiri perayaan natal  muncul karena para ulama ingin menjaga akidah umat Islam.

 

 

 

Agar tidak rusak dan bercampur dengan akidah agama Kristen.



 

 

 

Sebagian ulama berpendapat jika akidahnya tidak menjadi rusak dan tidak bercampur dengan keyakinan agama Kristen.

 

 

 

 

Maka orang itu boleh saja mengucapkan selamat natal kepada temannya yang beragama Kristen.

 

 

 

 

Mengapa ada ulama membolehkan orang Islam mengucapkan selamat natal kepada temannya yang beragama Kristen?

 

 

 

 

 

 

 

Jawabnya,

 

 

 

“Karena orang Islam itu mengucapkan selamat natal untuk Nabi Isa sebagai utusan Allah yang mulia.

 

 

 

 

Bukan untuk Nabi Isa sebagai tuhan atau anak tuhan”.



 

 

 

 

Setiap orang boleh bertindak atas keyakinannya sendiri.

 

 

 

 

Masing-masing orang  akan bertanggung jawab di akhirat kelak.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Daftar Pustaka

1.      Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  

2.      Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

3.      Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

0 comments:

Post a Comment