GURU SELEBRITI YANG
MENGGEMASKAN (4-HABIS)
Oleh :
Drs H. M. Yusron Hadi, MM.
MENJADI KOMANDAN UPACARA
Bertugas puluhan tahun. Menghadapi aneka
model dan gaya murid, guru, dan pegawai.
Dengan karakter dan perilaku
yang beragam.
Membuat saya memperoleh banyak
pengalaman.
Suka dan duka.
Berpindah tempat tugas: pembagian guru
ke SMP Negeri Juanda, sejak 1 Desember 1981.
Mendekati tempat tinggal,
mulai 1 Agustus 1986 mutasi ke SMP Negeri 1
Sukodono.
Suatu saat, saya bertanya bagaimana
cara seorang penari mampu diam.
Tidak bergerak selama beberapa
menit.
“Gerak-gerakkan anggota tubuh yang
tertutup, misalnya jempol dan jari kaki, agar peredaran darah tetap lancar,”
jawab seorang guru seni tari.
Saya mencoba menerapkan ilmu itu,
ketika menjadi komandan upacara.
Waktu itu, SMP Negeri 1 Sukodono
mendapatkan giliran menjadi komandan upacara 17 Agustus, tingkat kecamatan.
Tidak ada guru yang bersedia, termasuk guru
olah raga.
Akhirnya, saya mengajukan diri. Menjadi komandan upacara.
Di lapangan Kecamatan
Sukodono.
Pak Camat sebagai inspektur upacara.
Dengan pengalaman sebagai
Pembina Mahir Pramuka.
Saya berhasil melaksanakan tugas dengan
baik.
Alhamdulillah.
GURU SELEBRITI
Mendapatkan tugas baru.
Sebagai guru dengan tugas
tambahan kepala SMP Negeri 3 Porong, terhitung 5 Maret 2002.
Ditugaskan di SMP Negeri 1 Jabon, sejak
17 Februari 2004.
Pindah tugas ke SMP Negeri 2
Buduran, sejak 3 April 2007.
Mulai 15 Januari 2014 mutasi ke SMP
Negeri 1 Balongbendo, sampai sekarang.
Sungguh, cakupan wilayah
tempat tugas yang relatif luas.
Saya tetap masuk kelas.
Bertatap muka langsung dengan
siswa.
Sesuai dengan kewajiban guru yang
mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah.
Mengampu mata pelajaran matematika.
Di semua sekolah tempat bertugas.
Suasana berinteraksi dengan
murid, tidak tergantikan.
Sangat menggembirakan sekaligus
menggemaskan.
Kwangsan adalah nama sebuah desa di
kecamatan Sedati, kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Balai desa Kwangsan berhadapan dengan
gedung BPMTV (Balai Pengembangan Media Televisi Pendidikan) yang dikelola
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Hanya terpisah sebuah jalan
desa.
Sirojudin, nama kepala desa Kwangsan.
Perangkat desa dan beberapa
ibu sedang berkumpul di balai desa.
Para ibu menunggu putra-putrinya yang belajar di TK (Taman Kanak-Kanak) Dharma
wanita.
Gedung TK berada di samping balai desa.
Saya mampir ke balai desa, sewaktu
mengikuti Workshop Penulisan Kreatif di BPMTV.
“Pak Yusron ini adalah guru
saya waktu SMP,” kata Pak Kades Sirojudin.
“Apakah benar Pak, kok kelihatan lebih
tua muridnya dibandingkan dengan
gurunya?” kata seorang perangkat desa.
Saya mengangguk.
Ibu-ibu tersenyum.
Saya juga.
Saat itu, saya merasa sebagai
guru selebriti.
(4-Habis, tugas menulis kreatif di BPMTV)
0 comments:
Post a Comment