Thursday, February 25, 2021

8766. KHILAFIAH HUKUMNYA CELANA ISBAL

 


KHILAFIAH HUKUMNYA CELANA ISBAL

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

 

 

 

 

ARTI ISBAL

 

Isbal artinya mengulurkan sesuatu (sarung, celana, dll) dari atas sampai ke bawah (permukaan tanah) atau melampaui mata kaki.

 

 

Abu Dzar berkata bahwa Rasulullah bersabda,

 

 

“Ada 3 orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat.

 

 

Allah tidak memandang mereka, tidak mensucikan mereka dan bagi mereka azab yang menyakitkan.”

 

 

 

Rasulullah mengulanginya 3 kali.

 

 

 

Abu Dzar berkata,

 

 

 

“Siapakah mereka itu, wahai Rasulullah?”

 

 

 

 

Rasulullah bersabda,

 

 

 

”Al-Musbil (orang yang memanjangkan jubah/kain/kaki celana sampai menutupi mata kaki), orang yang mengungkit-ungkit pemberian dan orang yang menjual barangnya dengan sumpah yang dusta.”

(HR. Muslim).

 

 

Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah bersabda,

 

 

 

“Kain yang di bawah dua mata kaki, maka di dalam neraka.”

(HR. Bukhari).

 

 

 

KHILAFIAH ULAMA

 

 Pendapat para ulama dalam memahami Hadis ini.

 

IMAM SYAFII

 

1.      Makna Isbal adalah memanjangkan kain di bawah kedua mata kaki, hanya bagi orang sombong dan angkuh.

 

2.      Tetapi jika pada orang tidak sombong dan angkuh, maka hukumnya makruh.”

 

 

 

Pendapat Imam Bukhari, Rasulullah bersabda,

 

 

 

”Siapa  yang  memanjangkan  pakaiannya  karena  sombong dan angkuh,  maka  Allah  tidak  akan memandangnya pada hari kiamat.”

 

 

Abu  Bakar  berkata,

 

 

 

“Wahai  Nabi, sesungguhnya salah satu bagian kainku  terjulur panjang, tetapi aku tidak berniat sombong.”

 

 

Rasulullah bersabda,

 

 

 

”Engkau tidak termasuk orang yang melakukannya karena sifat sombong”.

(HR. Bukhari).

 

 

 

Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah bersabda,

 

 

 

“Allah tidak memandang pada hari kiamat kepada orang yang memanjangkan kainnya karena angkuh dan sombong.”

(HR. Bukhari dan Muslim).

 

 

 

 

Memanjangkan jubah adalah tradisi kesombongan Raja Romawi dan Raja Persia pada zaman dahulu.

 

 

 

Untuk menunjukkan keangkuhan dan kesombongan mereka.

 

 

 

 

Para penguasa memanjangkan jubah yang ujungnya dibawa  para pengawal dan dayang-dayang.

 

 

 

Tradisi itu masuk ke dalam masyarakat Arab Jahiliah.

 

 

 

 

Sehingga dalam satu bait syair Arab Jahiliah dikatakan,

 

 

 

 

“Janganlah engkau terpukau dengan panjangnya jubah dan sorban yang terurai.

 

 

 

Sesungguhnya aku juga orang yang memiliki pakaian yang panjang.”

 

 

 

 

Tradisi keangkuhan dan kesombongan itu yang dibantah dan akan dihilangkan oleh Nabi Muhammad.

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

1.      Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.

2.      Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.

3.      Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.

4.      Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.      Tafsirq.com online

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

0 comments:

Post a Comment