MUSUH
BISA JADI KEKASIH DAN SEBALIKNYA
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Nabi Muhammad
bersabda,
”Cintai
kekasihmu yang wajar saja.
Siapa
tahu suatu ketika.
Dia akan
jadi musuhmu.
Dan
benci musuhmu secara wajar.
Siapa
tahu suatu saat.
Dia akan
jadi kekasihmu”.
Perasaan
cinta dan benci.
Naluri
dasar sifat manusia.
Islam beri
petunjuk.
Terkait
rasa:
1)
Cinta.
2)
Benci.
Seperti
pedoman bidang lain.
Dan potensi
manusia yang lain.
Manusia
punya kalbu.
Kata
“qalbu” (kalbu).
Dalam
bahasa aslinya.
Artinya:
“bolak-balik”.
Hati
manusia disebut kalbu.
Sebab sering
berubah-ubah.
Dan
mudah terombang-ambing.
Hati manusia.
Tak punya
pedoman hidup pasti.
Perasaan
cinta dan benci.
Dalam
diri manusia.
Mengisi
“ruang dan waktu”.
Ruang
dan waktu.
Terus berlalu
sampai anak cucu.
Perasaan
cinta dan benci.
Bisa berlalu
sampai anak cucu.
Sungguh
aneh sifat manusia.
Sebelum
bercinta.
Orang merasa
dirinya.
Salah
satu yang ada.
Ketika
bercinta.
Dia merasa
punya segala yang ada.
Tak hiraukan
ada yang lain.
Ketika
cintanya putus.
Dia
merasa tak ada dan hampa.
Demikian
cinta dan benci.
Mempermainkan
manusia.
Menurut
para ahli.
Rasa cinta
dan persahabatan.
Pada anak
muda.
Didorong
usaha
Cari lezat
dan nikmat.
Rasa
cinta dan persahabatan.
Pada
anak muda.
Terjadi
serba cepat.
Artinya:
1)
Cepat terjalin.
2)
Cepat putus.
Rasa cinta
dan persahabatan.
Pada orang
dewasa.
Untuk cari
manfaat beragam.
Rasa
cinta dan persahabatan.
Pada orang
dewasa.
Umumnya
sementara.
Menurut
sebagian ulama.
Perjalanan
terpanjang.
Dalam hidup
orang.
Yaitu cari
sahabat.
Sahabat
bagai diri sendiri.
Tapi fisiknya
berupa orang lain.
Sahabat
seperti diri sendiri.
Juga punya
kalbu.
Sering
berubah cepat.
Tak
ada sahabat abadi.
Dalam dunia
nikmat dan kepentingan.
Al-Quran
jelaskan.
Beberapa
sahabat akrab di dunia.
Tapi pada
hari kiamat .
Mereka
saling bermusuhan.
Tapi
orang bertakwa.
Tetap
bersahabat.
Sebab orang
bertakwa:
1)
Punya pegangan hidup.
2)
Punya tolok ukur pasti.
Bersumber
dari Allah Yang Maha Kekal.
Al-Quran
surah Az-Zukhruf (surah ke-43) ayat 67.
الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ
بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ
Teman-teman akrab pada hari itu sebagian jadi
musuh bagi sebagian lain, kecuali orang-orang bertakwa.
Nasihat
di atas.
Terbukti
dalam sejarah.
Misalnya.
Hubungan
Irak, Iran, dan Kuwait.
Dalam
perang Irak dan Iran.
Selama
8 tahun.
Selama
8 tahun.
Kuwait beri banyak bantuan dana.
Pada
Irak.
Untuk biaya
perang melawan Iran.
Tapi,
dengan serta-merta.
Irak berteman
dengan Kuwait.
Berubah
jadi musuh.
Musuh kemarin.
Sekarang
dirangkul.
Agar jadi
teman.
Penyesalan
dan mohon maaf.
Mengalir
dari orang yang mengutuknya kemarin.
Al-Quran
ingatkan.
”Janganlah kebencianmu pada suatu kaum.
Medorongmu tak berlaku adi.
Tapi agar
tetap berlaku adil.
Sebab adil
lebih dekat pada takwa.”
Al-Quran surah Al-Maidah (surah
ke-5) ayat 8.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ
شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَىٰ أَلَّا تَعْدِلُوا ۚ اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ
ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Hai orang-orang beriman, hendaklah kamu jadi
orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan
adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu pada suatu
kaum, mendorongmu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil lebih
dekat pada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Daftar
Pustaka
1.
Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan
Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan
Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan
Al-Quran.
4.
Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital
Qur’an Ver 3.2
5.
Tafsirq.com online
0 comments:
Post a Comment