Thursday, December 5, 2024

38234. YAHUDI TOLAK NABI BANGSA ARAB

 


YAHUDI MADINAH TOLAK NABI BANGSA ARAB

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

Kisah Aisyah.

Isteri Nabi Muhammad dituduh selingkuh.

 

Jika Nabi Muhammad keluar daerah.

Menempuh suatu perjalanan.

 

Dalam perang atau kegiatan lain.

Nabi mengajak salah satu istrinya.

Mendampingi dalam perjalanan.

 

 Pada suatu hari.

Nabi siap berangkat perang.

 

Aisyah giliran mendampingi.

Selama perjalanan.

 

Aisyah duduk dalam keranda.

Tempat berlindung selama perjalanan.

Dinaikkan di atas seekor unta.  

 

Perang selesai.

Nabi memberi tanda rombongan akan kembali ke Madinah.

 

 Aisyah pergi agak jauh dari rombongan. Untuk melepaskan hajat.

 

Setelah selesai.

Aisyah kembali.

 

Mendekati unta tunggangannya.

Ternyata, kalungnya hilang.  

 

Aisyah kembali ke tempat buang hajat. Mencari kalung terlepas.

 

 Aisyah kembali ke rombongan.

Pasukan sudah meninggalkan lokasi.

 

Keranda dinaikkan di atas unta.

Pengawal menduga Aisyah sudah di dalamnya.

 

Aisyah ketinggalan rombongan.

Tubuh Aisyah sangat ringan.

Para pengawal tak tahu kerandanya kosong.

 

 Aisyah bertahan di tempat semula.

Dengan harapan pasukan akan kembali menjemputnya.

 

Shafwan bin Muaththal, anggota pasukan “pembersih”.

 

Bertugas menyisir pasukan.

Bertanggung jawab membawa benda apa  pun yang tertinggal.

 

 

 Dia mengenali Aisyah, isteri Nabi.

Di padang pasir sendirian.

 

Shafwan berkata, “Innalillahi’.

Dia merendahkan untanya.

 

Aisyah naik di atasnya.

Shafwan menuntun untanya.

 

Mereka tidak berbicara apa pun.

Shafwan mengejar rombongan.

 

Rombongan Nabi berteduh di tengah hari  terik.

Shafwan dan Aisyah menyusul datang.

 

 Abdullah bin Ubay, tokoh munafik Madinah. Mendapat kesempatan emas.

 

Dia menyebarkan isu.

Aisyah, isteri Nabi.

 

Selingkuh dengan Shafwan.

Kaum muslim gempar.

 

Nabi Muhammad hadapi masalah pelik.

Sekitar 1 bulan wahyu tak turun.

 

Nabi tak ambil putusan apa pun.

 

      Siapakah Abdullah bin Ubay?

Dia kepala suku Khazraj.

 

Sebelum Nabi Muhammad hijrah ke Madinah. Abdullah bin Ubay akan dinobatkan jadi “Raja Madinah”.

 

Menjadi orang nomor 1 di Madinah.

Nabi datang di Madinah.

 

Abdullah bin Ubay kalah pamor.

Dia batal jadi “Raja Madinah”.

 

      Sejak saat itu.

Abdullah bin Ubay jadi tokoh munafik.

 

Dia tak berani melawan Nabi.

 Tapi, selalu bekerja sama dengan musuh Nabi.

 

Menjadi musuh dalam selimut.

Dia menjadi tokoh munafik.

 

 Penduduk asli Madinah .

Yaitu suku:

 

1)        Aus.

2)        Khazraj.

 

Saad bin Muadz, kepala suku Aus.

Abdullah bin Ubay, kepala suku Khazraj.

 

Suku Aus dan suku Khazraj.

Nanti disebut kaum Ansar.

 

Pendatang dari Mekah.

Disebut kaum Muhajirin.

 

 Di Madinah juga bermukim kaum Yahudi.

Yaitu:

1)                Bani Nadhir.

2)                Bani Qaynuqa.

3)                Bani Quraizhah.

 

Sejarah masuknya Yahudi di Madinah.

 

Kaisar Romawi mengusir kaum Yahudi.

Mereka menuju  Madinah.

 

Menurut Taurat.

Kitab yang mereka percayai.

 

Akan datang seorang rasul.

Di daerah kebun kurma.

 

Kaum Yahudi merasa lebih cerdas daripada penduduk Arab asli.

Mereka menguasai ekonomi.

 

Kelompok Yahudi terdiri atas 3 suku utama.

Suku Nadhir, suku Qaynuqa, dan suku Quraizhah.

 

     Penduduk asli Madinah. Terdiri atas 2 kabilah bersaudara. Yaitu Bani Aus dan Bani Khazraj.

 

Bani Khazraj bersahabat suku Qaynuqa.

Bani Aus berteman suku Quraizhah.

 

Kelompok Yahudi sering mengadu domba Bani Aus dengan Bani Khazraj.

 

      Kaum Yahudi selalu menyampaikan kepada Bani Aus dan Bani Khazraj.

 

Rasul  baru akan muncul di Madinah.

Mereka akan mengakui rasul baru.

 

Menjadi pengikut rasul baru.

Berperang melawan suku Aus dan suku Khazraj.

 

      Rasul yang ditunggu benar-benar datang. Tapi Yahudi mengingkarinya.

 

Mereka tidak mengakuinya.

Tidak seperti gembar-gembor dahulu. 

 

Mengapa?

Hanya 1 sebabnya.

 

Rasul baru bukan bangsa Yahudi.

Tapi bangsa Arab.

 

       Aisyah masuk rumah.

Nabi duduk sendirian.

 

Aisyah belum tahu kabar yang beredar.

Aisyah dituduh selingkuh.

 

Aisyah merasa gundah.

Sikap Nabi berubah terhadapnya.

 

Aisyah hendak bicara, Nabi malah berpaling.

      Aisyah sakit 1 bulan.

Minta izin kepada Nabi.

Untuk pulang ke rumah orang tuanya.

 

Aisyah tahu berita yang tersiar.

 Aisyah mengurung diri.

Di rumah orang tuanya.

 

      Nabi berkunjung ke rumah mertuanya. Disambut baik oleh keluarga Abu Bakar.

 

 Aisyah masih bersedih.

 

Nabi bersabda,

“Wahai Aisyah, berita itu rupanya sampai padamu.

 

Jika engkau masih suci, niscaya Allah akan membersihanmu.

Tapi, jika engkau telah berbuat dosa.

 

Bertobatlah dengan penuh penyesalan. Niscaya Allah akan mengampuni dosamu.”

 

        Aisyah menjawab sambil menangis,

 

 “Demi Allah, aku tahu engkau telah mendengar kabar ini.

 

Ternyata engkau mempercayainya. Seandainya aku katakan bahwa aku tetap suci.

 

Niscaya  Allah mengetahui kesucianku.

 

 Tentunya engkau tak akan mempercayaiku.”

 

      Aiysah melanjutkan,

“Tapi, jika aku mengakuinya.

Sedangkan Allah mengetahui bahwa aku tetap suci.

 

Maka engkau akan mempercayai perkataanku.

 

Aku hanya dapat mengatakan apa yang disampaikan Nabi Yusuf.

Bahwa bersabar itu lebih baik.”

 

      Beberapa saat kemudian.

Wahyu turun kepada Nabi.

Aisyah dinyatakan tidak bersalah.

 

Umar bin Khattab berkata,

“Wahai Nabi, wahyu sudah datang.

 

Izinkan saya menebas leher Abdullah bin Ubay.

Dia menyebarkan berita bohong.”

 

Nabi menjawab,

”Wahai Umar, janganlah kamu membunuh orang munafik itu.

 

Nanti akan beredar kabar Muhammad membunuh sahabatnya.“

 

 

Daftar Pustaka

1.Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.

 

 

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment