Saturday, January 25, 2025

39192. SEJARAH PEMBUKUAN QURAN MUSHAF USMANI

 


SEJARAH PEMBUKUAN QURAN MUSHAF USMANI

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Sejarah pembukuan Al-Quran.

1.        Zaman Nabi Muhammad.

 

Al-Quran merupakan sumber utama agama Islam .

Al-Quran diwahyukan Allah melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad.

 

Secara mutawatir ketika terjadi suatu peristiwa.

 

 Mutawatir.

Artinya:

1)        Hadis punya banyak sanad.

2)        Hadis diriwayatkan banyak perawi pada sanadnya.

 

Mustahil mereka sepakat berdusta.

 

Tak mungkin banyak sanad dan banyak perawi sepakat untuk berbohong.

 

Sanad.

Yaitu rentetan rawi hadis kepada Nabi Muhammad yang dapat dipercaya.

 

Perawi ialah orang yang meriwayatkan hadis.

 

 Nabi Muhammad menghafalkan ayat Al-Quran secara pribadi.

 

Dan mengajarkan kepada para sahabat.

Untuk:

 

1)        Dipahami.

2)        Dihafalkan.

3)        Dilaksanakan.

 

Ketika wahyu turun.

 

 Nabi menyuruh Zaid bin Tsabit untuk menulisnya.

Agar mudah dihafal para sahabat.

 

 Zaid bin Tsabit salah seorang sahabat yang sangat cerdas.

 

      Zaid bin Tsabit diperintah Nabi belajar bahasa asing.

 

Agar Nabi bisa mengirimkan surat kepada para pemimpin bangsa lain.

 

Zaid bin Tsabit mampu menguasai bahasa asing dengan amat cepat.

 

Hanya beberapa hari saja.

 

Para sahabat secara rutin.

Menulis teks Al-Quran untuk dimilikinya sendiri.

 

Para sahabat selalu menyodorkan Al-Quran kepada Nabi dalam bentuk hafalan dan tulisan.

Untuk diperiksa kebenarannya.

 

    Zaman Nabi alat tulis menulis amat terbatas.

 

Para sahabat menuliskan naskah tulisan teks Al-Quran pada:

 

1)        Pelepah kurma.

2)        Lempengan batu.

 

3)        Kepingan tulang hewan.

4)        Dan lainnya.

 

Pada zaman Nabi.

Naskah teks Al-Quran sudah tertuliskan.

 

Tapi masih berserakan.

Tidak terkumpul dalam sebuah buku atau mushaf.

 

  Zaman Nabi sengaja dibentuk dengan hafalan  dan penulisan teks Al-Quran para sahabat. 

 

Karena Nabi masih menunggu wahyu berikutnya.

 

Sebagian ayat Al-Quran ada yang “nasikh” dan “mansukh”.

 

 Ayat “Nasikh”.

Yaitu ayat Al-Quran yang dibatalkan.

Atau diganti.

 

Dan ayat “Mansukh”.

Yaitu ayat yang membatalkan.

Atau mengganti.

 

 Zaman Nabi Al-Quran belum dibukukan.

Sebab wahyu dari Allah lewat malaikat Jibril.

 

Masih terus turun kepada Nabi Muhammad.

Untuk menjawab pertanyaan.

Dan menerangkan suatu peristiwa.

 

2.        Zaman Khalifah Abu Bakar.

 

Abu Bakar jadi Khalifah 2 tahun

Tahun 632-634 Masehi.

 

Nabi Muhammad wafat.

 Abu Bakar menjadi  Khalifah.

 

Tahun 632 Masehi terjadi Perang Yamamah.

 

Khalifah Abu Bakar mengirim pasukan menumpas pemberontak.

Yang dipimpin Musailamah al-Kazzab.

Dia mengaku sebagai nabi.

 

 Khalid bin Walid, komandan pasukan Islam.

Berhasil menumpas pemberontak.

 

     Banyak sahabat Nabi penghafal Quran yang gugur.

 

Umar bin Khattab gelisah.

Lalu usul agar tulisan Al-Quran

Dkumpulkan dalam sebuah buku.

 

Khalifah Abu Bakar awalnya ragu melakukannya.

Karena Nabi tidak pernah melakukannya.

 

    Umar bin Khattab berhasil meyakinkan Khalifah Abu Bakar untuk membukukan Al-Quran.

 

Lalu dibentuk “Tim Pengumpulan” Al-Quran.

 

 Zaid bin Tsabit, salah seorang penulis wahyu pada zaman Nabi.

Diberi tugas jadi Ketua Tim.

 

    Zaid bin Tsabit menerima tugas itu.

Meskipun awalnya menolak.

 

Tim Penyusun pembukuan Al-Quran melaksanakan tugasnya.

 

Khalifah Abu Bakar memerintahkan semua sahabat.

Mengumpulkan naskah tulisan Al-Quran.

Di Masjid Nabawi.

 

Syarat yang harus dipenuhi para penyetor naskah tulisan Al-Quran.

 

1)        Naskah tulisan harus sesuai hafalan para sahabat lain.

 

2)        Naskah tulisan ayat Al-Quran memang diperintah Nabi dan dituliskan dihadapan Nabi. 

Sebab beberapa sahabat menulis naskah atas inisiatif sendiri.

 

3)        Naskah tulisan harus dibuktikan dengan 2 orang saksi.

 

      Tim Penyusun Mushaf Al-Quran berhasil melaksanakan tugasnya.

 

Zaid bin Tsabit menyerahkan hasilnya kepada Khalifah Abu Bakar.

 

Ketika Abu Bakr wafat buku mushaf Al-Quran disimpan Khalifah Umar Bin Khattab.

3.        Zaman Khalifah Umar Bin Khattab.

 

Umar bin Kahttab jadi Khalifah 10 tahun.

Tahun 634-644 Masehi.

 

Tidak terjadi penyusunan dan masalah mushaf Al-Quran.

 

Naskah mushaf Al-Quran sudah selesai.

Semua sahabat sepakat.

Tak terjadi perselisihan.

 

    Khalifah Umar bin Khattab konsentrasi penyebaran Islam ke seluruh wilayah.

 

Umar bin Khattab wafat.

Buku mushaf Al-Quran disimpan Khalifah Usman bin Affan.

 

4.         Zaman Khalifah Usman Bin Affan.

 

Usman bin Affan jadi khalifah 12 tahun.

Tahun 644 - 656 Masehi.

 

Wilayah Islam semakin luas.

Beragam suku bangsa yang masuk Islam.

 

Terjadi perbedaan logat, dialek, aksen, dan cara membaca Al-Quran. 

 

     Khalifah Usman Bin Affan membentuk Tim Lajnah Al-Quran.

 

Zaid bin Tsabit sebagai ketua.

Dengan anggota  Abdullah bin Zubair, Said ibnu Ash, dan Abdurahman bin Haris.

 

      Usman Bin Affan memerintahkan Zaid bin Tsabit.

Mengambil mushaf di rumah Hafsah binti Umar.

 

Dan menyeragamkan bacaan dengan satu dialek.

 

Menjadi dialek Nabi Muhammad.

Yakni dialek suku Quraisy. 

 

Usman Bin Affan memperbanyak jadi 6 bendel mushaf.

 

Yang 5 mushaf dikirimkan ke Mekah, Kuffah, Basrah dan Syria.

Dan 1 mushaf disimpan sendiri.

 

Mushaf itu disebut “Mushaf Usmani”.

 

(Sumber Sirah Nabawi Syekh Syafiyurahman)

 

 

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment