SEJARAH PEMBUKUAN QURAN MUSHAF USMANI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Sejarah pembukuan Al-Quran.
1.
Zaman Nabi Muhammad.
Al-Quran merupakan sumber utama agama Islam .
Al-Quran diwahyukan Allah melalui malaikat Jibril kepada
Nabi Muhammad.
Secara mutawatir ketika terjadi suatu peristiwa.
Mutawatir.
Artinya:
1)
Hadis punya banyak sanad.
2)
Hadis diriwayatkan banyak perawi pada sanadnya.
Mustahil mereka sepakat berdusta.
Tak mungkin banyak sanad dan banyak perawi sepakat untuk berbohong.
Sanad.
Yaitu rentetan rawi hadis kepada Nabi Muhammad yang dapat dipercaya.
Perawi ialah orang yang meriwayatkan hadis.
Nabi Muhammad menghafalkan
ayat Al-Quran secara pribadi.
Dan mengajarkan kepada para sahabat.
Untuk:
1)
Dipahami.
2)
Dihafalkan.
3)
Dilaksanakan.
Ketika wahyu turun.
Nabi menyuruh Zaid bin
Tsabit untuk menulisnya.
Agar mudah dihafal para sahabat.
Zaid bin Tsabit salah
seorang sahabat yang sangat cerdas.
Zaid bin Tsabit
diperintah Nabi belajar bahasa asing.
Agar Nabi bisa mengirimkan surat kepada para pemimpin bangsa lain.
Zaid bin Tsabit mampu menguasai bahasa asing dengan amat cepat.
Hanya beberapa hari saja.
Para sahabat secara rutin.
Menulis teks Al-Quran untuk dimilikinya sendiri.
Para sahabat selalu menyodorkan Al-Quran kepada Nabi dalam bentuk
hafalan dan tulisan.
Untuk diperiksa kebenarannya.
Zaman Nabi alat tulis
menulis amat terbatas.
Para sahabat menuliskan naskah tulisan teks Al-Quran pada:
1)
Pelepah kurma.
2)
Lempengan batu.
3)
Kepingan tulang hewan.
4)
Dan lainnya.
Pada zaman Nabi.
Naskah teks Al-Quran sudah tertuliskan.
Tapi masih berserakan.
Tidak terkumpul dalam sebuah buku atau mushaf.
Zaman Nabi sengaja dibentuk
dengan hafalan dan penulisan teks
Al-Quran para sahabat.
Karena Nabi masih menunggu wahyu berikutnya.
Sebagian ayat Al-Quran ada yang “nasikh” dan “mansukh”.
Ayat “Nasikh”.
Yaitu ayat Al-Quran yang dibatalkan.
Atau diganti.
Dan ayat “Mansukh”.
Yaitu ayat yang membatalkan.
Atau mengganti.
Zaman Nabi Al-Quran belum
dibukukan.
Sebab wahyu dari Allah lewat malaikat Jibril.
Masih terus turun kepada Nabi Muhammad.
Untuk menjawab pertanyaan.
Dan menerangkan suatu peristiwa.
2.
Zaman Khalifah Abu Bakar.
Abu Bakar jadi Khalifah 2 tahun
Tahun 632-634 Masehi.
Nabi Muhammad wafat.
Abu Bakar
menjadi Khalifah.
Tahun 632 Masehi terjadi Perang Yamamah.
Khalifah Abu Bakar mengirim pasukan menumpas pemberontak.
Yang dipimpin Musailamah al-Kazzab.
Dia mengaku sebagai nabi.
Khalid bin Walid,
komandan pasukan Islam.
Berhasil menumpas pemberontak.
Banyak sahabat Nabi
penghafal Quran yang gugur.
Umar bin Khattab gelisah.
Lalu usul agar tulisan Al-Quran
Dkumpulkan dalam sebuah buku.
Khalifah Abu Bakar awalnya ragu melakukannya.
Karena Nabi tidak pernah melakukannya.
Umar bin Khattab berhasil
meyakinkan Khalifah Abu Bakar untuk membukukan Al-Quran.
Lalu dibentuk “Tim Pengumpulan” Al-Quran.
Zaid bin Tsabit, salah
seorang penulis wahyu pada zaman Nabi.
Diberi tugas jadi Ketua Tim.
Zaid bin Tsabit menerima
tugas itu.
Meskipun awalnya menolak.
Tim Penyusun pembukuan Al-Quran melaksanakan tugasnya.
Khalifah Abu Bakar memerintahkan semua sahabat.
Mengumpulkan naskah tulisan Al-Quran.
Di Masjid Nabawi.
Syarat yang harus dipenuhi para penyetor naskah tulisan Al-Quran.
1)
Naskah tulisan harus sesuai hafalan para sahabat lain.
2)
Naskah tulisan ayat Al-Quran memang diperintah Nabi dan dituliskan
dihadapan Nabi.
Sebab beberapa sahabat menulis naskah atas inisiatif
sendiri.
3)
Naskah tulisan harus dibuktikan dengan 2 orang saksi.
Tim Penyusun Mushaf
Al-Quran berhasil melaksanakan tugasnya.
Zaid bin Tsabit menyerahkan hasilnya kepada Khalifah Abu Bakar.
Ketika Abu Bakr wafat buku mushaf Al-Quran disimpan Khalifah Umar
Bin Khattab.
3.
Zaman Khalifah Umar Bin Khattab.
Umar bin Kahttab jadi Khalifah 10 tahun.
Tahun 634-644 Masehi.
Tidak terjadi penyusunan dan masalah mushaf Al-Quran.
Naskah mushaf Al-Quran sudah selesai.
Semua sahabat sepakat.
Tak terjadi perselisihan.
Khalifah Umar bin Khattab
konsentrasi penyebaran Islam ke seluruh wilayah.
Umar bin Khattab wafat.
Buku mushaf Al-Quran disimpan Khalifah Usman bin Affan.
4.
Zaman Khalifah Usman Bin
Affan.
Usman bin Affan jadi khalifah 12 tahun.
Tahun 644 - 656 Masehi.
Wilayah Islam semakin luas.
Beragam suku bangsa yang masuk Islam.
Terjadi perbedaan logat, dialek, aksen, dan cara membaca
Al-Quran.
Khalifah Usman Bin Affan
membentuk Tim Lajnah Al-Quran.
Zaid bin Tsabit sebagai ketua.
Dengan anggota Abdullah bin
Zubair, Said ibnu Ash, dan Abdurahman bin Haris.
Usman Bin Affan
memerintahkan Zaid bin Tsabit.
Mengambil mushaf di rumah Hafsah binti Umar.
Dan menyeragamkan bacaan dengan satu dialek.
Menjadi dialek Nabi Muhammad.
Yakni dialek suku Quraisy.
Usman Bin Affan memperbanyak jadi 6 bendel mushaf.
Yang 5 mushaf dikirimkan ke Mekah, Kuffah, Basrah dan Syria.
Dan 1 mushaf disimpan sendiri.
Mushaf itu disebut “Mushaf Usmani”.
(Sumber Sirah Nabawi Syekh Syafiyurahman)
0 comments:
Post a Comment