ANHAR GONGGONG PEMERINTAH BELUM TERAPKAN
PANCASILA DALAM BERNEGARA
Oleh: Drs. HM
Yusron Hadi, MM
Sejarawan Indonesia.
Nilai Pemerintah Belum Terapkan
Pancasila.
Sejarawan
Indonesia.
Prof.
Dr. Anhar Gonggong menilai.
Pemerintah belum bisa.
Menerapkan
Implementasi nilai Pancasila.
Dalam
hidup berbangsa dan bernegara.
Ia
juga menilai.
Bahwa
pemerintah saat ini.
Juga
belum bisa membentuk masyarakat.
Yang
sesuai dengan Pancasila.
“Selama
70 tahun kita merdeka.
Tidak
ada pemerintahan.
Yang
menjalankan nilai Pancasila.
Implementasi
Pancasila tidak pernah dilakukan.
Jika
tujuan Pancasila.
Ingin
menciptakan masyarakat adil dan makmur.
Lalu
adil dan makmur.
Seperti
apa?
Kita
bangsa yang punya Pancasila.
Tapi
tidak berpancasila,” tutur Prof. Anhar Gonggong.
Saat
menjadi pembicara.
Dalam
acara Pengajian Ramadan.
Yang
diselenggarakan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Bertempat
di Gedung Ar. Fachruddin B.
Lantai
5 Kampus Terpadu UMY.
Jum’at
sore (10/6).
Dalam
Pengajian Ramadan PP Muhammadiyah.
Bertajuk
“Negara Pancasila Sebagai Dar Al-‘Ahdi Wa Al-Syahadah :
Perspektif
Teologis dan Ideologis”.
Prof.
Anhar Gonggong menekankan.
Perlu
tafsir sederhana untuk Pancasila.
Agar
implementasi Pancasila.
Dalam
hidup masyarakat.
Bisa tercapai dengan baik.
Jika
terlalu banyak tafsir terhadap Pancasila.
Maka
menyebabkan banyaknya masyarakat.
Yang
salah mengartikan Pancasila.
“Maksudnya
Pancasila itu jelas.
Yaitu
bertujuan satu.
Sebagai
dasar Negara.
Dalam
berbangsa dan bernegara.
Hanya
itu saja.
Jangan
yang lain,” tuturnya.
Dia
menyarankan.
Agar
semua elemen bangsa.
Ikut
berperan dalam implementasi nilai Pancasila.
Dalam
hidup berbangsa dan bernegara.
Muhammadiyah
juga ikut andil.
Dalam
membentuk Pancasila.
Bahkan
KH. Ahmad Dahlan.
Yaitu
sosok pemimpin sejati.
Yang
menciptakan perubahan.
“Jika
ingin berubah.
Maka
mulai diri sendiri.
Pemimpin
lahir mengubah dirinya dulu.
Baru
mengubah kaumnya.
Itu
yang dilakukan KH. Ahmad Dahlan,” imbuh Prof. Anhar lagi.
Muhammadiyah
punya peluang.
Untuk
menggalakkan lagi.
Penerapan
Pancasila.
Yang
hilang saat ini.
Karena
Muhammadiyah.
Juga
ikut andil.
Dalam
perumusan Pancasila.
“Saya
usul ke Pak Haedar.
Untuk
mengumpulkan semua Perguruan Tinggi Muhammadiyah.
Dan
tanyakan ke mereka.
Apakah
tujuan menciptakan masyarakat adil dan makmur.
Jika
tidak dilakukan.
Maka
Muhammadiyah punya utang pada Indonesia,” ujarnya lagi.
Heri
Susanto.
Ketua
Pusat Studi Pancasila UGM.
Menyoroti
kebijakan pemerintah.
Yang
terlalu banyak memproduksi Undang-Undang.
“Pasca
amandemen UUD 45.
Era
reformasi legislator.
Kita
terlalu banyak memproduksi Undang-Undang.
Bahkan
mengalami mabuk Undang-Undang.
Karena
itu, UU Negara RI hasil amandemen.
Perlu
ditinjau ulang.
Dan
diselaraskan dengan Pancasila,” ujarnya.
Pancasila
harus ditegakkan konsisten.
Sebagai
dasar Negara.
Pancasila
dikembangkan sebagai ideologi, pandangan hidup.
Dan
dasar orientasi pengembangan ilmu.
Bagi
para penyelenggara Negara.
Dan
warga negaranya.
Penulis
Buku ”Keragaman dan Perbedaan:
Budaya
dan Agama dalam lintas Sejarah Manusia”.
Al
Makin yang juga menjadi pembicara.
Mengajak
para peserta.
Agar
bisa refleksi sejarah Pancasila.
Khususnya
bagi para generasi muda.
“Kita
harus menemukan makna baru pancasila.
Yang
tidak terduga.
Kita
harus terus mengasah ilmu dan khasanah.
Yang
kita punya.
Untuk
menggali Pancasila,” tutupnya.
(Sumber
UMY)



.png)
.bmp)