Thursday, June 2, 2022

13398. PEMERINTAH BELUM TERAPKAN PANCASILA DALAM BERNEGARA

 

 


 

ANHAR GONGGONG PEMERINTAH BELUM TERAPKAN PANCASILA DALAM BERNEGARA

Oleh:  Drs. HM Yusron Hadi, MM

 

 

Sejarawan Indonesia.

Nilai Pemerintah Belum Terapkan Pancasila.

 

Sejarawan Indonesia.

Prof. Dr. Anhar Gonggong menilai.

 Pemerintah belum bisa.

 

Menerapkan Implementasi nilai Pancasila.

Dalam hidup berbangsa dan bernegara.

 

Ia juga menilai.

Bahwa pemerintah saat ini.

 

Juga belum bisa membentuk masyarakat.

Yang sesuai dengan Pancasila.

 

“Selama 70 tahun kita merdeka.

Tidak ada pemerintahan.

Yang menjalankan nilai Pancasila.

Implementasi Pancasila tidak pernah dilakukan.

 

Jika tujuan Pancasila.

Ingin menciptakan masyarakat adil dan makmur.

 

Lalu adil dan makmur.

Seperti apa?

 

Kita bangsa yang punya Pancasila.

Tapi tidak berpancasila,” tutur Prof. Anhar Gonggong.

 

Saat menjadi pembicara.

Dalam acara Pengajian Ramadan.

 

Yang diselenggarakan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Bertempat di Gedung Ar. Fachruddin B.

 

Lantai 5 Kampus Terpadu UMY.

Jum’at sore (10/6).

 

Dalam Pengajian Ramadan PP Muhammadiyah.

 

Bertajuk “Negara Pancasila Sebagai Dar Al-‘Ahdi Wa Al-Syahadah :

Perspektif Teologis dan Ideologis”.

 

Prof. Anhar Gonggong menekankan.

Perlu tafsir sederhana untuk Pancasila.

Agar implementasi Pancasila.

Dalam hidup masyarakat.

 Bisa tercapai dengan baik.

 

Jika terlalu banyak tafsir terhadap Pancasila.

 

Maka menyebabkan banyaknya masyarakat.

Yang salah mengartikan Pancasila.

 

“Maksudnya Pancasila itu jelas.

Yaitu bertujuan satu.

 

Sebagai dasar Negara.

Dalam berbangsa dan bernegara.

Hanya itu saja.

Jangan yang lain,” tuturnya.

 

Dia menyarankan.

Agar semua elemen bangsa.

 

Ikut berperan dalam implementasi nilai Pancasila.

Dalam hidup berbangsa dan bernegara.

 

Muhammadiyah juga ikut andil.

Dalam membentuk Pancasila.

 

Bahkan KH. Ahmad Dahlan.

Yaitu sosok pemimpin sejati.

Yang menciptakan perubahan.

 

“Jika ingin berubah.

Maka mulai diri sendiri.

 

Pemimpin lahir mengubah dirinya dulu.

Baru mengubah kaumnya.

 

Itu yang dilakukan KH. Ahmad Dahlan,” imbuh Prof. Anhar lagi.

 

Muhammadiyah punya peluang.

Untuk menggalakkan lagi.

 

Penerapan Pancasila.

Yang hilang saat ini.

Karena Muhammadiyah.

 

Juga ikut andil.

Dalam perumusan Pancasila.

 

“Saya usul ke Pak Haedar.

Untuk mengumpulkan semua Perguruan Tinggi Muhammadiyah.

Dan tanyakan ke mereka.

Apakah tujuan menciptakan masyarakat adil dan makmur.

 

Jika tidak dilakukan.

 

Maka Muhammadiyah punya utang pada Indonesia,” ujarnya lagi.

 

Heri Susanto.

Ketua Pusat Studi Pancasila UGM.

Menyoroti kebijakan pemerintah.

Yang terlalu banyak memproduksi Undang-Undang.

 

“Pasca amandemen UUD 45.

Era reformasi legislator.

 

Kita terlalu banyak memproduksi Undang-Undang.

 

Bahkan mengalami mabuk Undang-Undang.

 

Karena itu, UU Negara RI hasil amandemen.

Perlu ditinjau ulang.

Dan diselaraskan dengan Pancasila,” ujarnya.

 

Pancasila harus ditegakkan konsisten.

Sebagai dasar Negara.

Pancasila dikembangkan sebagai ideologi, pandangan hidup.

 

Dan dasar orientasi pengembangan ilmu.

Bagi para penyelenggara Negara.

Dan warga negaranya.

 

Penulis Buku ”Keragaman dan Perbedaan:

Budaya dan Agama dalam lintas Sejarah Manusia”.

Al Makin yang juga menjadi pembicara.

Mengajak para peserta.

 

Agar bisa refleksi sejarah Pancasila.

Khususnya bagi para generasi muda.

“Kita harus menemukan makna baru pancasila.

Yang tidak terduga.

 

Kita harus terus mengasah ilmu dan khasanah.

Yang kita punya.

Untuk menggali Pancasila,” tutupnya.

 

(Sumber UMY)

0 comments:

Post a Comment