PERKEMBANGAN DAKWAH AGAMA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang perkembangan dakwah keagamaan?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
Dakwah keagamaan dalam perkembangannya telah mengalami berbagai perubahan bentuk, cara, dan penekanan, karena pada zaman dahulu, pemaparan ajaran agama menitikberatkan pada usaha mengaitkan ajaran agama dengan alam metafisika, sehingga surga, neraka, nilai pahala, dan beratnya siksaan mewarnai hampir setiap ajakan keagamaan.
Setelah banyak ilmuwan Barat mempertanyakan kandungan Kitab Suci Perjanjian Lama, yang banyak bertentangan dengan hasil temuan ilmiah, dan sikap para ilmuwan dihadapi dengan tidak bijaksana oleh para agamawan.
Maka dakwah keagamaan dalam Islam, ikut terdorong oleh kekhawatiran yang tidak beralasan, sehingga para ulama berusaha secara benar atau keliru, membuktikan keterkaitan antara ajaran agama Islam dengan perkembangan ilmu pengetehuan modern.
Selama puluhan tahun terakhir, aktivitas keagamaan pada umumnya ditandai dengan usaha menghubungkan antara ajaran agama dengan pembangunan masyarakat, artinya ajaran agama diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk lebih berpartisipasi dalam pembangunan, sambil membentengi para penganutnya dari segala macam dampak negatif dari pembangunan.
Kecenderungan di atas terjadi hampir di seluruh negeri Islam, sedangkan di Indonesia hal serupa juga terlihat, meskipun belum mencapai seluruh pelosok tanah air, bahkan di Jakarta masih terbiasa terdengar uraian keagamaan yang tidak sejalan dengan pembangunan masyarakat.
Misalnya, dalam uraian keagamaan Islam masih terdengar kisah tentang peristiwa hijrah Nabi Muhamad dari Mekah ke Madinah, yang uraiannya dapat dibagi dalam dua kategori.
Pertama, uraian peristiwa hijrah Nabi yang bersifat “supranatural”, seperti "merpati" dan "sarang laba-laba" yang tiba-tiba menutupi mulut gua tempat Nabi bersembunyi, serta “dedaunan “yang serta-merta lebat di sekeliling gua, dan lainnya, yang tidak semuanya dapat dipertanggungjawabkan dari segi riwayat dan dari segi ilmiah.
Kedua, uraian peristiwa hijrah Nabi yang mendukung pembangunan masyarakat, misalnya, Nabi melakukan “persiapan” dan “perencanaan" dengan matang dalam berbagai segi, sebelum berhijrah, dan “sikap-sikap Nabi dan Abu Bakar” selama dalam perjalanan, serta “kerja sama Nabi" dengan penunjuk jalan dan sebagainya.
Uraian hijrah dalam kategori pertama, yaitu yang berhubungan dengan peristiwa supranatural, apabila berulang-ulang diperdengarkan atau ditekankan, maka hal tersebut tidak mendukung adanya peran masyarakat dalam pembangunan beragama.
Karena peristiwa supranatural tersebut, akan mengecilkan upaya dan jerih payah Nabi dan Abu Bakar sebelum dan selama berhijrah, dan dapat mengaburkan sejarah perkembangan ajaran Islam.
Sebagian ulama berpendapat bahwa Islam tidak mengandalkan hal-hal supranatural dalam pembuktian ajarannya dan dalam mencapai cita-cita perjuangannya, tetapi bukan berarti pengingkaran adanya “uluran tangan dari Allah”.
Mukjizat dan bantuan dari Allah pernah ada, masih akan ada, dan selalu akan ada, tetapi “keajaiban” tidak akan diperoleh dengan sekadar percaya, doa, atau bahkan pelaksanaan syariat saja.
Para sahabat yang sangat mendambakan datangnya pertolongan langsung dari Allah, dengan dipimpin langsung oleh Nabi, pernah tidak memperoleh “keajaiban” karena gagal memenuhi persyaratannya.
Menjelang terjadinya Perang Uhud, Allah berfirman,”Apabila kamu sabar, bersiap siaga dan bertakwa dengan melaksanakan tuntunan Allah menyangkut syariat dan sunnatullah, maka apabila musuh datang menyerangmu, niscaya Allah akan membantumu dengan 5.000 malaikat yang memakai tanda.
Al-Quran surah An-Nisa, surah ke-3 ayat 125.
بَلَىٰ ۚ إِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا وَيَأْتُوكُمْ مِنْ فَوْرِهِمْ هَٰذَا يُمْدِدْكُمْ رَبُّكُمْ بِخَمْسَةِ آلَافٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُسَوِّمِينَ
“Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bertakwa dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda”.
Peristiwa "Turunnya malaikat" adalah peristiwa supranatural dan sebagian dari tanda "bantuan ajaib langsung Alllah” yang pernah diterima umat Islam dalam Perang Badar.
Al-Quran surah An-Nisa, surah ke-8 ayat 12.
إِذْ يُوحِي رَبُّكَ إِلَى الْمَلَائِكَةِ أَنِّي مَعَكُمْ فَثَبِّتُوا الَّذِينَ آمَنُوا ۚ سَأُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُوا الرُّعْبَ فَاضْرِبُوا فَوْقَ الْأَعْنَاقِ وَاضْرِبُوا مِنْهُمْ كُلَّ بَنَانٍ
“(Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat,”Sesungguhnya Aku bersamamu, maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang telah beriman". Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka”.
Peristiwa keajaiban dan bantuan ajaib dari Allah sangat didambakan oleh para sahabat bersama Nabi Muhammad dalam Perang Uhud, tetapi umat Islam tidak memperolehnya, akhirnya pasukan Islam kalah dalam peperangan, agaknya syarat untuk mendapatkan “bantuan ajaib” dari Allah, ketika itu tidak mereka penuhi.
Para ulama berpendapat sebaiknya para juru dakwah banyak belajar dalam memilih dan memilah materi dakwah yang disampaikan kepada masyarakat, sehingga dapat membangkitkan semangat beragama.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
0 comments:
Post a Comment