Sunday, November 8, 2020

6413. DILARANG PETIK BUNGA SEBELUM MEKAR

 


DILARANG PETIK BUNGA SEBELUM MEKAR

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

Syahadat bagaikan akar pohon menghunjam ke bumi.

 

Kalimat syahadat.

 

                           أشهد أن لا اله الا الله وأشهد ان محمد رسول الله

 

Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan, selain Allah. Dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.

 

Kalimat syahadat adalah pengakuan akan keesaan Allah.

 

Kalimat syahadat diibaratkan oleh Al-Quran seperti pohon yang akarnya teguh.

Cabangnya menjulang ke langit dan menghasilkan banyak buah lagi lezat.

 

Al-Quran surah Ibrahim (surah ke-14) ayat 24.

 

                              أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ

 

 

 Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit.

 

 

Pengakuan terhadap kalimat syahadat harus dibenarkan oleh hati dan diucapkan dengan lidah agar diketahui pihak lain.

 

Dengan dasar ucapan itu si pengucap memperoleh hak dan kewajiban sebagai Muslim.

 

Dengan syahadat, Muslim mengaku adanya 3 pihak, yaitu:

 

1)    Allah dengan segala sifat Yang Maha Sempurna.

 

2)    Pengucap yang menyadari kelemahannya di depan Allah.

 

3)    Pihak lain yang mendengar atau tahu persaksian.

 

Sungguh, berbeda sikap orang yang:

 

1)    Hanya menyadari keberadaan dirinya.

 

2)    Menyadari dirinya makhluk lemah di depan Allah dan makhluk sosial butuh pihak lain dalam lingkungannya.

 

Sehingga dia harus selalu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

 

Hal ini kaitan antara syahadat dan lingkungan terbatas.

 

Pada sisi lain, pengakuan keesaan Allah melahirkan banyak buah.

 

Salah satunya keyakinan segala sesuatu adalah ciptaan dan milik Allah.

 

Keyakinan ini mengantarkan Muslim menyadari ada persamaan antara dirinya dengan makhluk lain.

 

Karena burung  adalah umat seperti manusia.

 

Al-Quran surah Al-An’am (surah ke-6) ayat 38.

 

 

                                 وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلَّا أُمَمٌ أَمْثَالُكُمْ ۚ مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ ۚ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ

 

 

     Dan tidaklah hewan yang ada di bumi dan burung terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Tidaklah Kami alpakan sesuatu pun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhan mereka dihimpunkan.

 

 

Semua pepohonan harus dijaga.

 

Jangankan dalam masa damai, dalam masa perang pun terlarang menebangnya tanpa izin dari Allah.

 

Artinya harus sejalan tujuan penciptaan dan demi kemaslahatan.

 

Keyakinan semua dalam alam semesta milik Allah, akan mengantarkan manusia menyadari semuanya dalam genggaman Allah.

 

 

Sehingga manusia harus jujur dan amanah.

 

Karena yakin semuanya akan tanggung jawab di akhirat kelak.

 

Al-Quran surah At-Takatsur (surah ke-102) ayat 8.

                               ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ

      

 

Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu). 

 

Manusia bukan saja dituntut agar tidak alpa atau angkuh terhadap ciptaan Allah.

Tapi juga dituntut memperhatikan tujuan penciptaan sebenarnya yang dikehendaki oleh Allah.

 

 

Dalam etika Islam:

 

1)    Dilarang memetik bunga, sebelum bunga berkembang.

 

2)    Dilarang boros berlebihan memakai air.

 

Pemborosan harus dicegah, meskipun dalam kebaikan.

 

Rasulullah bersabda,”Berwudu, paling banyak membasuhnya masing-masing 3 kali, meskipun kamu berwudu di sungai airnya mengalir”.

 

Umat Islam dituntut membagi rahmat kepada seluruh alam semesta,

Artinya umat Islam harus bersahabat dengan alam lingkungannya.

 

Umat lslam harus memberi kesempatan mencapai tujuan penciptaannya.

 

Umat Islam harus menghormati semua proses yang tumbuh.

 

Dan dituntut tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, keluarganya, kelompok, atau jenisnya saja.

 

Tetapi juga memikirkan segala makhluk Allah di alam semesta.

 

 

Hikmah kalimat syahadat mengantarkan manusia menghormati pihak lain,  merawat dan menjaga lingkungan sekitarnya.

 

 

Daftar Pustaka

1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  

2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.    Tafsirq.com online

 

0 comments:

Post a Comment