ISTRI ADALAH URUSAN DUNIA DAN
AKHIRAT
Oleh : Drs. HM. Yusron Hadi, MM
Bosan Ke Istri
Dunia memang begitu.
Jika dinikmati terus menerus,
kenikmatannya akan berkurang.
Setidaknya begitu kesimpulan
Gossen si ekonom Jerman.
Misalnya, kalau mie favorit
kita dimakan terus menerus.
Ada saatnya kita akan eneg dan
mencari alternatif lain
Itulah manusia.
Cenderung mengharap yang tidak
dimiliki.
Dan sering abai pada yang
sudah disisinya.
Kata orang rumput tetangga
lebih hijau.
Kurang bersyukur.
Banyak mengkhayal.
Saat masih ada tak dicari.
Jika sudah hilang baru
ditangisi
Lalu bagaimana dengan
pernikahan?
Bukannya kenikmatan akan
berkurang seiring waktu?
Bukankah hubungan hanya indah
di awal saja.
Dan terus terkikis seiring masa.
Lalu mencapai titik jenuh?
Kalau sudah begitu.
Wajar dong kalau kita perlu
alternatif?
Kekasih gelap normal dong?
Jika pernikahan hanya tentang dunia
saja, maka itu yang akan terjadi.
Karena itu sejak awal, Islam
menuntun kita.
Pernikahan itu bukan hanya
tentang yang fana.
Bukan hanya tentang indahnya
paras, limpahan harta, atau tingginya tahta.
Jika formulanya dunia, maka
yang berlaku hukum dunia, yaitu hukum Gossen tadi.
Kita perlu lebih dari itu,
lepas dari hukum dunia.
Itu hanya bisa dicapai.
Jika pencipta manusia yang tak
terkekang hukum dunia yang mengambil alih.
Itu maksud "Allah yang menurunkan
sakinah".
It's not man made
Jika Allah sudah berkehendak,
maka waktu tak berani mengikis cinta.
Tak pula jarak menjadi pemisah.
Tak ada nikmat dan puas yang
dikurangkan.
Dicenderungkan hati kita pada
pasangan halal.
Diikat jiwa kita sebab
ketaatannya.
Ditenangkan kita oleh
keberadaannya.
Singkat kisah.
Jika kita tak menenun cinta
karena Allah, maka bersiaplah cinta akan rusak.
Rusak karena waktu, jarak,
atau orang ketiga.
Sebab sejarah sudah mengajar
kita.
Tak ada sakinah, kecuali Allah
turunkan.
Allah hanya membaginya pada
mereka yang menaati-Nya
(Sumber Felix Siauw)
0 comments:
Post a Comment