Friday, August 5, 2022

14306. MAHFUD MD KASUS BRIGADIR J RUMIT PSIKO HIERARKI DAN POLITIK

 

 


 

MAHFUD MD KASUS BRIGADIR J RUMIT PSIKO HIERARKI DAN POLITIK

 Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 




Mahfud MD mengungkap.

Ada 2 aspek.

 

Membuat kasus.

 Brigadir Nopriansyah Yoshua Hutabarat.

 

Atau Brigadir J

Jadi rumit.

 

Yaitu:

1.        Psiko hierarki.

2.        Psiko politik.

 

Mahfud MD.

Tak memberi perincian.

 

Pakar psikologi forensik.

Lulusan UGM.

Dan Universitas Melbourne.

 

Reza Indragiri Amriel.

Menafsirkan maksud Mahfud Md.

 

1.        Psiko Hierarki.

 

Artinya kondisi psikologis.

Orang-orang di lembaga polisi.

 

Yaitu semacam:

 Tembok keheningan'.

Mereka akan tutup mulut.

 

Menutup borok atasan.

Karena sadar hierarki.


Di Psikologi Forensik.

 Ada istilah:

1)                Wall of silence.

2)                Code of silence.

 

Yaitu subkultur menyimpang.

Orang cenderung menutupi kesalahan.

 

Atau aib.

Kolega mereka.



Hasil riset personil polisi.

Bahwa personil menyimpang.

Pertama atas pengaruh seniornya.

 

Pihak yang mampu menghentikan penyimpangan.

Juga seniornya.


Hasil riset.

Betapa gerak organisasi polisi.

 

Yang negatif dan positif.

Sangat dipengaruhi senior.


Budaya 'wall of silence'.

Cenderung menutup rapat aib internal.

Dan budaya senioritas.

 

Bisa berpengaruh atas kasus internal.

 


2. Psiko Politik.

 

Yaitu politik internal Polri.

Bukan politik negara.

Atau politik secara umum.


Aparat penegak hukum.

Dipengaruhi latar sosial mereka.

Termasuk berpihak politik.

 

Bukan hanya politik eksternal.

Tapi juga politik internal.


Salah satu 'potret' politik internal Polri.

Dalam riset soal klik.

 

Yaitu kelompok kecil tanpa struktur formal.

Dengan kepentingan bersama.

 

Adanya klik.

Atau 'geng' di internal Polri.

 

Sudah ada.

Dari masa ke masa.

 

Berpijak fenomena universal.

Perlu waspada.

Ada  kelompok internal.

 

Berpotensi mengganggu.

Termasuk mengganggu penegakan hukum.

 


Klik membuat suasana saling sikut.

Mudah terjadi.

 

Budaya semacam itu.

Agar tidak lagi dilestarikan.

Dalam internal Polri.


Sangat konstruktif.

Jika pimpinan polisi.

 

Memberi instruksi.

Agar seluruh jajaran.

 

Tidak menghalangi.

Atau intervensi  penegak hukum.

 

Tiap pelanggar instruksi.

Perlu diberi sanksi organisasi.

Bahkan sanksi pidana," tutur Reza.



(Sumber detik)

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment