Saturday, May 27, 2023

18222. CARA PESANTREN ZAYTUN KELOLA UANG

 




CARA PESANTREN ZAYTUN KELOLA UANG

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 


Dari Dahlan lskan.

 

 

BEGITU banyak alasan untuk memojokkan Al Zaytun.

 

Syekh Panji Gumilang adalah keluarga partai Masyumi.

Aktivis HMI.

 

Dekat tokoh seperti :

1)        Nurcholish Madjid.

2)        Moh Natsir.

 

3)        Prawoto.

4)        Roem.

5)        Dan seterusnya.

 

 Bekerja di Rabithah Alam Islami.

Dimotori Arab Saudi.

Yang Wahabi.


Masyumi.

Partai Islam sangat antikomunis.

 

Hasil pemilu tahun 1955.

1)                PNI.

2)                Masyumi.

3)                NU.

4)                PKI .

 

Masyumi anti-PKI.

Orang NU dulu Masyumi juga.

Sebelum Pisah jadi partai sendiri.

 

Pesantren kami di Magetan.

Ubudiyahnya sangat NU.

 

Pusat tarekat Syatariyah.

Rasanya pernah Masyumi.

 

Karena kiai-kiai kami.

Dibunuh PKI tahun 1948.

Mursyid Syatariyah ikut sirna.


Kelak, tahun 2015-an.

Saya ajak tokoh sentral PKI-Madiun.

 

Ke pesantren kami.

Kami ingin kebencian lama.

Cukup jadi kenangan.

 

Mumpung tokoh itu.

Soemarsono.

Masih hidup.

 

Tinggal di Australia.

Dia meninggal 2 tahun lalu.

 

Partai Masyumi.

Juga sangat anti Bung Karno.

 

Masyumi anggap Bung Karno.

Kian dekat ke PKI.

 

Masyumi terlibat pemberontakan PRRI.

Di Sumatera Barat.

 

Bersama dengan PSI.

 Partai Sosialis Indonesia.

 

Ketua Partai PSI.

Soemitro Djojohadikoesoemo.

Ayah Prabowo Subiyanto.


Tokoh Masyumi ditangkap.

 

Seperti Moh Natsir dan Moh Roem.

Masuk penjara di Madiun.

 

Soemitro Djojohadikoesoemo.

Juga akan ditangkap.

Melarikan diri ke Malaysia.

 

Masyumi dan PSI.

Dibubarkan oleh Bung Karno.


Ketika Bung Karno dijatuhkan Jenderal Soeharto.

Sebagian besar Anda belum lahir.

Orang Masyumi terbelah.

 

Sebagian berkeras.

Mendirikan kembali Masyumi.

 

 Soeharto.

Yang membubarkan PKI.

Tak setuju.

 

Soeharto tak mau.

Indonesia pindah bandul.

Dari kiri langsung ke kanan.

 

 Indonesia harus di tengah.

Partai NU tetap eksis.

Karena dianggap partai Islam tengah.


Tapi arus hidupkan kembali Masyumi sangat besar.

Akhirnya disetujui berdiri.

 

Asal namanya bukan Masyumi.

Maka berdirilah Parmusi.

Partai Muslimin Indonesia.

 


Partai ini  tidak boleh sepenuhnya.

Jadi kandang baru tokoh-tokoh.

Seperti Natsir dan Moh Roem.

 

Roh partai ini.

Dihancurkan dari luar dan dalam.


Sedangkan NU tetap jadi partai tersendiri.

Demikian juga Syarikat Islam dan Perti.

 

NU jadi partai Islam terbesar.

Pemilu pertama 1971.

 

Setelah 16 tahun.

Tak ada Pemilu.

 

Pemenangnya sendiri.

Anda sudah tahu: Golkar.


Menang mutlak.

Guyonnya saat itu:

 

penghitungan suara sudah selesai.

Sebelum pencoblosan.

 

Menurut ideolog Golkar.

Golkar harus menang.

 

Dengan segala cara.

Lewat cara apa pun.

 

Agar Indonesia meninggalkan.

Pertentangan politik.

 

Agar Indonesia.

Bisa membangun ekonomi.


NU dianggap partai tengah.

Tak jadi sasaran.

Operasi ”cara apa pun”.

 

Hanya bagian kecil.

Yang kena sasaran.

 

Intinya:

NU boleh tetap hidup.

Tapi tidak boleh kalahkan Golkar.

 


Di lain pihak.

Sebagian tokoh Masyumi.

Tak mau partai itu hidup lagi.

 

Untuk apa.

Tujuan Masyumi sudah tercapai:

PKI sudah dibubarkan oleh Soeharto.

 

“Partai itu, kalau tujuannya sudah tercapai.

Ya sudah. Bubar saja,” ujar Panji Gumilang.

Kutip ucapan ayahnya.

 


Ayah Panji Gumilang.

Masuk kelompok tak setuju.


 Masyumi dihidupkan lagi.

Orang Masyumi justru harus dukung pemerintahan Soeharto.

 

Soeharto berhasil membubarkan PKI.

Bukan Masyumi.


Panji sangat dekat dengan Orde Baru.

Ikut misi bawa Indonesia ke tengah.

 

Panji datang dari kelompok anti-PKI.

Kemudian digebuki kelompok sendiri.

 

Sebagian kelompok.

Terpancing masuk jaringan Komando Jihad/NII.

 

Semacam ”perang” di internal.

Sesama kelompok anti PKI.

 

Panji terus bergeser ke tengah.

Dia di kanan.

 

Tapi menjauhi bandul kanan.

Kadang bandulnya terlalu jauh dari kanan.

Melukai yang kanan.


Tokoh seperti Natsir.

Aktif gerak dakwah.

 

Ia sangat berwibawa.

Di organisasi internasional.

Seperti Rabithah Alam Islami.

 

Panji direkrut organisasi ini.

Menjadi wakil di Sabah.

Selama 10 tahun.


Maka ia pantas dituduh Wahabi.

“Saya ini wahabi.

Yang sering ke makam,” guraunya.


Yang menuduh begitu.

Memang punya amunisinya.

 

Bagi Panji itu tidak masalah.

 

Ia mengatakan hidup itu perlu bukti.

 

Mana yang lebih NKRI:

dirinya atau yang menuduh.

 

Panji pilih jalan nonpolitik:

Pendidikan.

 

Energinya dihabiskan di Al-Zaytun.

Begitu besar hambatannya.

 

Ia menyimpan api dalam sekam.

Tiap tahun.

 

Jelang terima siswa baru.

Meletus ke permukaan.

 

Tapi ia jalan terus.


Kini dikatakan.

Perputaran uang di Al-Zaytun.

Sekitar Rp 500 miliar setahun.

 

 Ia tetap fokus.

Tak mau masuk politik.

 

Zaytun berkembang cepat.

 Belakangan kalah cepat.

 

Dengan pesantren NU.

Seperti:

 

1)        Amantul Ummah di Pacet.

 Mojokerto.

 

2)         Bina Insan Mulia.

Cirebon.

 

“Saya diajari pengusaha Tionghoa Robert Tantular,” ujarnya.

 

Saya kenal Robert.

 Ia pemilik bank CIC yang agresif.

 

Bank itu dilikuidasi dan masuk BPPN.


Salah satu kiat diajarkan Robert .

Pakailah back-to-back.

 

Uang jangan dipakai.

Masukkan deposito di bank.

 

Pinjam uang dari bank.

Untuk segala macam proyek.

 

Jaminannya deposito itu.

 

Sejak itu.

Uang Al-Zaytun.

Selalu tersimpan utuh di bank.

 

Sebelum CIC bermasalah.

Panji pindahkan uang Al-Zaytun.

Ke bank pemerintah.

 

Tiap dapat penghasilan.

Uangnya masuk ke bank.

 Deposito.

 

Dijadikan back-to-back.

Untuk membangun apa saja.

 

Kian tahun.

Deposito kian besar.

Proyeknya kian besar.

 

Sambil tertawa ia berseloroh.

Kalau saya ini Wahabi.

Wahabi halalkan bank.

 

Berapa jumlah uang deposito Al-Zaytun.

Di bank.

Sekarang ini?


“Saya tidak tahu,” katanya.

Tertawa kecil.

Tentu bercanda.

 

Tapi ada asbabun nuzul-nya:

Panji melarang utak-atik deposito itu.

 

Tidak boleh digunakan.

Tidak boleh dicairkan.

 

 Bahkan, tak boleh dilihat angkanya.

 

Tapi harus  terus bertambah.


“Saya selalu katakan.

 Akan izinkan buka angka deposito.

Setelah 25 tahun,” katanya.

 


Dan deposito umur 25 tahun.

Jatuh pada tahun depan. 

 

(Sumber Dahlan Iskan)

 

0 comments:

Post a Comment