PEMILU TURKI RAKYAT TAK TERIKAT
SEMBAKO DAN UANG
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Pengamat politik luar
negeri.
Tengku Zulkifli Usman katakan.
Pelajaran berharga.
Dari Pemilu Turki tahun 2023.
Yaitu dominan:
1)
Adu ide.
2)
Adu narasi.
3)
Adu karya.
Wacana dominan ruang public.
Rakyat tak terpengaruh:
1)
Politik uang.
2)
Bagi-bagi sembako.
Serti beras da minyak
goreng.
Politik uang (money
politics).
Bagi-bagi sembako.
Seperti beras dan minyak
goreng.
Tak dipilih oleh rakyat Turki.
“Partai AK Parti.
Partainya Erdoğan.
Sukses mendidik rakyat Turki.
Ada transfer narasi .
Dan prestasi bagus.
Dari Erdogan.
Rakyat diberi sembako.
Dan lain-lain.
Oleh lawannya.
Sembako diterima.
Uang diterima.
Tapi tak dipilih,” kata
Tengku
‘Menyongsong Pilpres 2024:
Pelajaran Pemilu Turki.
Rabu (24/5/2023).
Kemal Kılıçdaroğlu.
Didukung CHP (Partai
Rakyat Republik).
Dapat bantuan 300 miliar
Lira.
Dari Uni Eropa dan
Amerika Serikat.
Tapi dikalahkan Erdogan.
Yang tak puya dana besar.
Erdogan secara natural.
Punya basis massa
tradisional.
Manajemen kampanye bagus.
Lawa politk Erdogan.
CHP bagi-bagi sembako.
Seperti minyak goreng
dan beras.
Sukse kerahkan massa.
Dalam jumlah besar.
Tapi rakyat Turki tak
peduli.
Mereka tak pilih.
Sebab pakai cara tidak
mendidik.
Tapi lawan Erdogan.
Masuk putaran 2.
Sudah hebat.
Saya yakin Erdogan menang,”
katanya.
Tengku Zulkifli.
Selalu komunikasi pengamat
Turki.
Bahwa politik uang.
Bagi-bagi sembako.
Tak dipilih oleh rakyat Turki.
Ia berharap.
Agar partai di Indonesia.
Bisa contoh AK Partai.
Sebagai partai modern.
Rakyat Indonesia.
Saatnya ganti cara politik.
Model lama sudah usang.
Politik uang.
Dan bagi sembako.
Harus ditinggalkan.
Reformasi sudah 25 tahun.
Hapus budaya buruk .
Politik uang.
Dan bagi sembako.
Rakyat dianggap tak berpikir.
Tak bisa berpikir.
Rakyat diberi minyak
goreng dan beras.
Dalam tiap pemilu.
“Politik itu.
Transfer narasi ke
generasi.
Para ketua umum.
Tak mau turun.
Mau jadi pejabat terus.
Padahal:
1)
Sudah tua.
2)
Sakit boyok.
3)
Rematik.
4)
Tak ada waktu belajar.
Sebagai pendidikan
politik.
Mereka turun.
Diganti narasi
Dari generasi ke
generasi.
Yang senior harus legowo.
Transfer narasi generasi muda.
Tapi, ini tak terjadi,”
katanya.
Pemilu Turki.
Patut dicontoh.
Karena adu cerdas.
Adu ide.
Adu narasi.
Adu karya.
“Bukan pakai ‘politik
barbar’.
Apa pun masalahnya.
Semua diselesaikan di
kotak suara.
Ajakan Erdogan.
Dia tak pernah ngotot.
Jabatan apa pun.
Semua kehendak rakyat,”
ujarnya.
Ada 3 upaya kudeta.
Terhadap Erdogan.
Tapi selalu gagal,.
Meskipun didukung Uni Eropa.
Dan Amerika Serikat.
Tak ingin Erdogan menang.
“Erdogan puya leadership
kuat .
Bawa perubahan baru di
Turki.
Banyak main geopolitik
global.
Tidak pernah berhasil.
Karena cerdas politik.
Adu ide.
Tak barbar.
Raih simpati rakyat Turki,”
tegasnya.
(Sumber
monitor)
0 comments:
Post a Comment