CARA PUASA UMAT SEBELUM NABI MUHAMMAD
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 183.
ÙŠَا Ø£َÙŠُّÙ‡َا
الَّØ°ِينَ آمَÙ†ُوا Ùƒُتِبَ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ُ الصِّÙŠَامُ ÙƒَÙ…َا Ùƒُتِبَ عَÙ„َÙ‰ الَّØ°ِينَ
Ù…ِÙ†ْ Ù‚َبْÙ„ِÙƒُÙ…ْ Ù„َعَÙ„َّÙƒُÙ…ْ تَتَّÙ‚ُونَ
Hai orang-orang beriman,
diwajibkan atasmu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelummu
agar kamu bertakwa.
Para ulama berpendapat.
Dalam segi ajaran.
Semua agama samawi:
Yaitu:
1)
Yahudi.
2)
Kristen.
3)
Islam.
Punyai prinsip sama dalam:
1)
Pokok akidah.
2)
Syariat.
3)
Akhlak.
Semua agama samawi mengajarkan:
1)
Keesaan Allah.
2)
Kenabian.
3)
Adanya hari akhirat.
4)
Salat.
5)
Puasa.
6)
Zakat.
7)
Berkunjung ke tempat tertentu sebagai pendekatan kepada Allah.
Jadi prinsip syariat.
Dalam agama samawi.
Cara dan kaifiatnya.
Tiap agama samawi.
Bisa berbeda-beda.
Tapi sama esensi dan tujuan.
Manusia boleh bertindak.
Dan memilih kegiatannya.
Termasuk soal:
1)
Makan.
2)
Minum.
3)
Hubungan seksual.
Tetapi binatang tak seperti manusia.
Naluri hewan mengatur kebutuhan makan, minum, dan seksnya.
Ada waktu dan musim berhubungan seks bagi binatang,
Hal itu cara Allah menjaga kelangsungan hidup.
Dan menghindarkan dari kebinasaan.
Manusia bebas berbuat apa pun.
Jika tidak terkendalikan.
Maka bisa menghambat pelaksanaan fungsi dan peran yang harus
diembannya.
Manusia yang memenuhi syahwat perutnya.
Melebihi kadar yang diperlukan.
Maka manusia tak bisa menikmati makanan dan minuman itu.
Juga merusak kesehatan dan menimbulkan penyakit.
Potensi dan daya milik manusia sangat terbatas.
Jika dipakai berlebihan untuk pemenuhan kebutuhan makan, minum, dan
seks saja.
Maka bidang mental spiritual akan terabaikan.
Sehingga perlu dikendalian.
Esensi berpuasa.
Yaitu latihan menahan dan mengendalikan diri.
Maka semua orang butuh berpuasa.
Orang kaya, miskin, pandai, atau bodoh.
Demi kepentingan pribadi dan masyarakat.
Oleh karena itu.
Puasa telah dikenal oleh umat manusia.
Sejak zaman dahulu.
Sebelum diperintahkan pada umat Islam oleh Al-Quran.
Kalimat: “Kutiba 'alaikumush shiyama”.
Artinya: Diwajibkan atas kamu berpuasa.
Tak disebutkan siapa yang mewajibkan berpuasa.
Redaksi itu dipilih.
Sebab yang mewajibkan jelas.
Yaitu Allah.
Tetapi juga isyarat.
Jika Allah tidak mewajibkan berpuasa.
Maka manusia yang sadar hikmah dan manfaat berpuasa.
Akan mewajibkan dirinya sendiri.
Untuk berpuasa.
Nabi Muhammad bersabda,
”Seandainya umatku tahu semua keistimewaan yang dikandung dalam
bulan Ramadan.
Niscaya mereka mengharapkan seluruh bulan menjadi bulan Ramadan”.
Daftar Pustaka
1.
Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan.
Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas
Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.
Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.
Tafsirq.com online.
0 comments:
Post a Comment