PERANG QURAIZHAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang Perang Quraizhah?” Syekh
Syafiyurrahman menjelaskannya
1. Dalam Perang Parit 3.000 pasukan Islam
dikepung 10.000 pasukan kafir gabungan dengan medan perang di utara Madinah
selama lebih dari sebulan.
2. Kaum muslim dalam kondisi kritis dan
sangat gawat, pasukan kafir menyerbu dari depan, ternyata pasukan Yahudi Bani
Quraizhah, yang masih terikat perjanjian untuk saling melindungi dengan umat
Islam membatalkan kesepakatan sepihak.
3. Sekitar 700 tentara Bani Quraizhah
memberontak dari belakang, sangat menyakitkan, Madinah dapat hancur lebur, dan
umat Islam hampir musnah dari muka bumi.
4. Alhamdulillah, umat Islam selamat, para
wanita dan anak-anak selamat dan Madinah aman.
5. Perang Khandaq selesai, Nabi Muhammad pulang
kembali ke rumah, melepaskan baju perang, dan meletakkan senjata.
6. Nabi Muhammad mandi di rumah Ummu Salamah
(istri Nabi) tiba-tiba Malaikat Jibril muncul, “Wahai Rasul, apakah engkau
telah mengembalikan senjata ke tempatnya?" Nabi menjawab,
"Benar!"
7. Malaikat Jibril melanjutkan, “Kami, para
malaikat belum meletakkan senjata, kami disuruh pergi lebih dahulu untuk
menimbulkan kegoncangan ke dalam hati mereka”.
8. Nabi Muhammad bertanya, “Pergi ke mana?”
“Ke perkampungan Bani Quraizhah”, jawab malaikat Jibril, dan Nabi disarankan
segera berangkat menuju tempat Bani Quraizhah.
9. Salat Zuhur selesai, pasukan muslim tidak
sempat istirahat, setelah dikepung pasukan gabungan selama lebih dari sebulan.
10. Nabi Muhammad menugaskan 3.000 tentara
muslim berangkat dengan senjata lengkap untuk mengepung Bani Quraizhah.
11. Nabi Muhammad bersabda, “Semua pasukan
berangkat, sekarang! Jangan melaksanakan salat Asar sebelum sampai di benteng
Quraizhah.”
12. Nabi Muhammad ikut berangkat, dan
pimpinan kota Madinah diserahkan kepada Ibnu Ummi Maktum (sahabat Muhajirin
yang buta matanya) dan bendera perang dipegang oleh Ali bin Abi Thalib.
13. Pengepungan benteng Quraizhah pada tahun
ke-5 Hijriah berlangsung 25 hari, akhirnya Bani Quraizhah menyerah, dan mereka
minta berunding.
14. Nabi Muhammad menyetujui dan disepakati
bahwa Saad bin Muadz (kepala suku Bani Aus) dari kaum Ansar sebagai hakim yang
memutuskan hukuman.
15. Sejak lama Bani Aus dari kaum Ansar
bersahabat dengan kelompok Yahudi Bani Quraizhah.
16. Bani Quraizhah mengharapkan Saad bin
Muadz mengambil keputusan yang menguntungkan mereka, sebagaimana Abdullah bin
Ubay (kepala suku Kazraj) dari kaum Ansar dahulu yang telah membela Bani
Qaynuqa, ketika mereka berkhianat, mereka hanya diusir dari Madinah.
17. Setelah Bani Qaynuqa diusir dari Madinah,
mereka malah menggerakkan pasukan gabungan untuk mengepung Madinah dengan
membawa 10.000 tentara koalisi, sehinggga terjadi Perang Khandaq.
18. Abdullah bin Ubay (kepala suku Kazraj)
dari kaum Ansar adalah seorang tokoh munafik.
19. Saad bin Muadz dijemput di Madinah,
karena dia luka parah menjadi korban dalam Perang Khandaq, lalu dinaikkan ke
atas kendaraan dan dibawa ke perkampungan Bani Quraizhah.
20. Beberapa orang Bani Quraizhah berbisik
kepada Saad bin Muadz agar bersikap lunak kepada kaum Quraizhah, karena mereka
telah berteman sejak zaman dahulu.
21. Saad bin Muadz tiba, Nabi Muhammad bersabda,
“Berdirilah kalian semua, hormati pemimpin kalian”.
22. Semua orang berdiri menghormatinya untuk
meneguhkan wibawanya sebagai hakim, agar keputusannya diterima dengan penuh ketaatan.
23. Nabi Muhammad bersabda,”Wahai Saad bin
Muadz, semua orang akan tunduk kepada keputusanmu, jatuhkan hukuman sesuai yang
kamu sukai”.
24. Saad bin Muadz memutuskan, “Semua tentara
yang terlibat pemberontakan akan dihukum mati, sedangkan para wanita dan
anak-anak menjadi tawanan, semua harta kekayaan dirampas dan menjadi harta
rampasan perang.” Nabi bersabda, “Engkau memutuskan hukuman sesuai dengan
kehendak Allah.“
25. Semua tentara pemberontak diikat
tangannya, dibawa ke Madinah dan dihukum mati.
26. Seorang wanita dihukum mati, karena
membunuh seorang tentara muslim, sewaktu pengepungan benteng Quraizhah, dia
menjatuhkan bongkahan besi besar sehingga menewaskan seorang pasukan muslim.
Daftar Pustaka
1. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury.
Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah
Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah
Mekah. Mekah 2004
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital
Qur’an Ver 3.2
5.
Tafsirq.com
online.
0 comments:
Post a Comment