WANITA
AUSTRALIA ISLAM LEWAT GAME
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1. Wanita
Australia, Zahra Fielding tidak menyangka dirinya akan menemukan teman baru
lewat permainan daring dan menjadi Muslim.
2. "Saya
mengunduh game karena penasaran.
3. Saya
melihatnya di Facebook, menurut saya kurang pada tempatnya," kata Zahra menganggap
iklan cukup seksis.
4. Game
yang diunduh "Game of Sultans" simulasi "role-playing" (main
peran kekaisaran).
5. Setelah
mulai main, ternyata "game" tidak seksis seperti iklan dan justru
berdampak pada kehidupannya.
6. "Game ini
hadir di momen terpenting kehidupan saya.
7. Sebelumnya
saya merasa kesepian dan tak punya arah.
8. Saya
tidak merasa bangga dengan karir, maupun kehidupan pribadi dan sudah lama
melajang."
9. Dalam
"game" yang melibatkan kerja sama kelompok mengalahkan musuh, Zahra
bergabung kelompok 5 pemain wanita Australia dan Asia.
10. "Dalam game ini,
saya bertemu orang negara berbeda yang mungkin tidak akan pernah saya
temui."
11. Salah
satu pemain dalam kelompok Zahra adalah Kim Assikin, wanita Singapura beragama Islam.
12. "Ketika
kami mulai bertukar pesan, saya langsung merasa nyambung berbicara dengannya.
13. Tidak
tahu mengapa dan bagaimana, tapi kami betul-betul saling sahut-sahutan."
14. Kim
awalnya sempat merasa tidak percaya diri ketika harus memasang fotonya di
kelompok chat bernama Discord, yang terkenal di kalangan "gamers".
15. Karena
ia satu-satunya pemain mengenakan hijab.
16. "Saya
agak khawatir tanggapan kelompok melihat saya.
17. "Apakah
mereka akan menghakimi saya karena agama saya"?" katanya.
18. Akhirnya
Kim memutuskan jujur kepada anggota kelompoknya, yang selalu siap menolongnya
bila ada masalah.
19. "Saya
baru kehilangan Ayah, sebelum main game ini.
20. Berhubungan
dengan mereka sedikit memberi kedamaian, dan membantu mengalihkan perhatian
saya.
21. Saya
tidak mau membohongi mereka.
22. Saya
yakin mereka dapat menerima saya apa adanya."
23. Kim
awalnya khawatir dengan berbagi menampilkan fotonya di online game yang bisa
dilihat pemain lainnya.
24. "Saya pikir hijab adalah lambang
penindasan"
25. Semakin
Zahra dekat dengan Kim, semakin ia berani membicarakan topik keagamaan.
26. Meski tidak
beragama (ateis), Zahra merasa pandangan tentang Islam terkontaminasi pengalamannya masa lalu.
27. "Satu-satunya
hubungan saya dengan Islam adalah beberapa tahun lalu, ketika salah satu teman
baik saya berpacaran pria Muslim Afghanistan," kata dia.
28. "Pria
itu Muslim yang taat, tapi sekarang saya sudah tahu banyak tentang kepercayaan
Islam.
29. Sebelumnya
saya pikir dia seorang penindas atau sangat mengontrol."
30. Bagi
Zahra, pengalaman temannya, yang mulai pakai hijab, penggambaran negatif agama
Islam di media membuatnya berprasangka buruk soal wanita yang memakai hijab
demi agama.
31. "Saya
pikir hijab lambang penindasan.
32. Saya
tidak punya kesempatan bertanya kepada siapapun.
33. Jadi,
saya bertanya kepada Kim … dan ternyata saya salah besar," kata dia.
34. "Ketika
wanita mengenakan hijab, tujuannya agar orang mengenal kepribadiannya, bukan penampilannya,"
kata Zahra.
35. "Ini
sesuai pandangan saya, dan sesuai pola asuhan saya.
36. Selama
ini saya dihakimi berdasar penampilan fisik saya."
37. Berganti kepercayaan dari ateis menjadi Islam
38. Percakapan
tentang hijab berujung pembicaraan Islam secara keseluruhan.
39. Kim
sempat minder karena merasa pengalamannya tidak bisa mewakili umat Muslim.
40. "Ketika
Zahra bertanya kepada saya tentang Islam, saya sesungguhnya sangat takut,"
kata Kim sambil tertawa.
41. "Saya
takut karena saya bukan sosok wanita Muslim.
42. Saya selalu
berpikir saya pemberontak."
43. Ketika
kecil, Kim dipaksa memakai hijab dan taat beribadah oleh ibunya.
44. Ia
dibesarkan keluarga yang menerapkan banyak aturan dan sering dicari
kesalahannya.
45. "Pertanyaan
Zahra membuat saya refleksi, apakah saya sudah benar taat beragama," kata
Kim.
46. Kim merasa
senang ketika Zahra bertanya soal lslam yang ia peluk sejak kecil.
47. Diam-diam,
ia berdoa kepada Tuhan, "Jika Zahra memang ditakdir untuk menemukan-Mu,
mudahkan".
48. "Tapi
tentu saja saya tidak mengucapkannya terang-terangan!
49. Saya
takut Zahra berbalik dan "lari ketakutan"."
50. Menurut
Zahra, Kim justru jauh dari sebutan pendakwah.
51. "Kim
orangnya sangat tertutup.
52. Malah
kalau saya mau tahu informasi soal Islam darinya, saya harus aktif bertanya
karena dia sadar tidak mau memaksakan kepercayaannya kepada saya," kata
Zahra.
53. "Jika
ada orang sengaja mengajak saya masuk Islam, maka saya justru malah akan
menolaknya."
54. "Apakah sopan kalau saya mulai memakai
hijab?"
55. Setelah
sekian lama mempelajari Islam, Zahra merasa semakin dekat dengan kepercayaan
tersebut.
56. "Ini
adalah perjalanan menyenangkan buat saya.
57. Saya
tidak tiba-tiba bilang, "Halo teman-teman, saya akan menjadi Muslim
sekarang," katanya.
58. Suatu
hari Zahra bertanya pada Kim, "Apakah sopan bila saya mulai pakai hijab?
59. Saya
ingin tahu bagaimana rasanya mengenakannya.
60. Setelah
beberapa kali mencoba, Zahra semakin percaya diri menutup rambut kepalanya di
akhir pekan, dan lama kelamaan mengenakan sorban di tempat kerja.
61. "Awalnya
tidak ada yang bertanya.
62. Lalu,
setelah beberapa hari, beberapa teman kerja mulai penasaran.
63. Mereka
bilang, "Apakah kamu salah potong rambut atau lagi menciptakan tren rambut
terbaru?" kata Zahra sambil tertawa.
64. "Percakapannya
berujung ringan.
65. "Saya
mempelajari Islam dan tidak yakin mulai pakai hijab atau tidak.
66. Jadi
saya sedang mencari jawabannya, "jawabnya kepada mereka.
67. Rencana menikah dan pindah ke Malaysia
68. Sejak
awal tahun ini, Zahra mulai beribadah di masjid di Brisbane, bernama Kuraby
Mosque dan mengucapkan kalimat syahadat, tanda berpindah agama ke Islam.
69. Ia
adalah satu dari ribuan warga Barat yang pindah ke agama lslam tiap tahunnya.
70. Zahra
percaya semua orang sebetulnya lahir sebagai Muslim.
71. Menurutnya,
ia tidak mengganti agama, namun kembali ke agama tersebut.
72. "Saya
memberitahu kepada teman Muslim yang membantu saya ketika mengucap kalimat syahadat
bahwa saya tertarik dijodohkan, karena saya lelah disakiti dan ingin langsung
bersuami saja," kata dia.
73. "Lalu
ia membantu melengkapi profil saya dalam sebuah aplikasi pernikahan
Muslim."
74. Seperti
ketika Zahra bertemu teman barunya secara online, kali ini, ia juga menemukan tunangan lewat online.
75. "Tunangan
saya bertugas mengedit konten digital dalam sebuah organisasi [Muslim] di Kuala
Lumpur.
76. Dia
bilang sangat tertarik cerita saya dan ingin tahu proses menemukan Islam.
77. "Setelah
beberapa hari chatting, akhirnya saya pikir, "Ok, saya ingin mencoba dan
menjaga agar hubungan tetap halal.
78. Hubungan
halal dimaksud Zahra adalah hubungan menurut hukum Islam.
79. Keluarga
pasangan saling bertemu memastikan hubungan tidak dijalankan sembunyi.
80. Bagi
Zahra dan pasangannya, jarak bukan kendala.
81. Melalui
panggilan video, mereka mengenalkan keluarga masing-masing.
82. Zahra
berencana pindah ke Malaysia untuk menikah.
83. Kim
mengatakan akan hadir dalam pernikahan Zahra dan "In sha Allah" siap
bertemu dengan teman "gamer" nya untuk pertama kali.
(Sumber:
internet)
0 comments:
Post a Comment