Wednesday, May 17, 2023

18912. MANUSIA BUTUH TEMAN JERNIH UNTUK CERMIN

 


MANUSIA BUTUH TEMAN JERNIH UNTUK CERMIN

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, MM

 

 

Main sepak bola menang.

Terasa lebih nikmat

Jika sering  kalah.

 

Menurut para ahli.

Berpikir itu susah.

Banyak orang malas berpikir.

 

Tapi senang menghakimi.

 Pada umumnya.

 

Manusia suka mengadili.

 Tapi tak suka analisa.

 

Jika kita suka hakimi orang lain.

 Mungkin karena kita malas berpikir.

 

Jika melihat ke dalam.

Maka visi terlihat jelas.

 

Orang yang suka melihat keluar.

Dia seperti mimpi.

 

Tapi orang suka melihat kedalam.

Dia akan bangkit.

 

Jika suka melihat parameter keluar.

 Maka hasilnya seperti mimpi.

 

Yaitu kita tak sadar.

Akan punya target ini dan itu.

 

Karena pengaruh luar.

 

Tapi jika kita melihat ke dalam.

 

Maka akan terbangun.

Dengan potensi diri sendiri.

 

Sehingga tahu siapa diri kita.

 

Tugas kita apa.

Dan apa yang harus dikerjakan.

 

Juga tahu apa yang tidak boleh dilakukan.

 

 

Nasihat untuk orang berbakat

 

Semua manusia punya bakat istimewa.

 

Jika kita tahu punya banyak potensi, bakat, dan kelebihan.

 

Maka jangan berpikir.

Akan dapat sesuatu dari orang lain.

 

Tapi harus berpikir.

Memberi sesuatu pada orang lain.

 

Punya banyak potensi, bakat, dan kelebihan.

 Bukan cuma nikmat dari Allah.

 

Tapi juga harus dinilai.

Sebagai tanggung jawab.

 

Dibanding orang lain.

Yang tak dapat nikmat seperti kita.

 

Tanggung jawab kita.

Lebih besar dibanding orang lain.

 

Yang tak punya bakat istimewa.

 

Tiap orang punya kesempatan sama.

 Untuk jadi sesuatu yang diinginkan.

 

Tak usah galau dengan kondisi sekarang.

 Semua manusia punya waktu sama.

 

Yaitu 24 jam.

Sehari semalam.

 

Semua manusia punya pancaindra dan instuisi sama.

 

Mungkin beda cara mengelola.

 Maka harus dikelola yang baik.

 

Manusia butuh teman.

Untuk cermin.

 Agar hidup makin baik.

 

Misalnya.

Cara sikap kita.

 

Mana yang baik.

Dan kurang baik .

 

Teman kita yang tahu.

 

 

Bahagia lebih terasa, jika ada kesedihan.

 

Bahagia akan bermakna.

Jika ada kesusahan.

 

Jika manusia senang terus.

 Maka rasa senang itu.

 

Jadi hal biasa.

 Dan kurang bermakna.

 

Yang membuat nikmat sangat terasa.

Jika ada kegagalan.

 

Jika saat sekolah sampai lulus.

 Nilainya A terus.

 

Maka nilai A itu .

Jadi biasa saja.

 

Tapi nilai A itu.

Sangat istimewa.

 

 Jika sebelumnya.

Dapat nilai E terus.

 

Artinya.

Saat terima kesedihan.

 Maka harus sabar.

 

Karena akan muncul imbangannya.

 Sehingga akan terasa lebih nikmat.

 

Dan sebaliknya.

 Jika dalam kondisi sedih terus.

 

Maka kesedihan itu.

Akan terasa biasa saja.

 

Kesimpulannya.

 

Dalam menghadapi kenikmatan.

Dan kesusahan.

 

 Sebaiknya.

Bersikap wajar saja.

 

Jangan terlalu berlebihan.

 

Karena senang dan susah.

Akan saling mengimbangi.

  

Kamu adalah perbuatanmu.

Bukan apa yang kau ucapkan.

 

Misalnya.

Ucapan:

 

1.      Saya akan belajar dengan keras.

 2.      Saya akan bekerja dengan tekun.

 

3.      Dan perkataan lainnya.

 

 

Tapi langsung kerjakan.

Apa yang kamu inginkan.

 

Dirimu adalah perbuatanmu.

 

Dan bukan cuma perkataanmu.

 

 

(Sumber Ngaji Filsafat DR. Fahrudin Faiz)

 

0 comments:

Post a Comment