.png)
ANIES BASWEDAN CAWAPRES DARI ORMAS APA POLITIK IDENTITAS
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Anies Baswedan.
Tanggapi serangan politik.
Kepada dirinya.
Hadapi Pemilihan Presiden.
Tahun 2024.
Dalam beberapa waktu terakhir.
Berembus kabar.
Anies Baswedan
Kerap dijegal oleh lawan politiknya.
Anies Baswedan.
Wawancara Rhenald Kasali.
Anies Baswedan katakan.
Sejak jadi Gubernur Jakarta.
Periode 2017-2022.
Anies Baswedan.
Tahu ada kampanye negatif.
Dilakukan lawan politiknya.
"Ketika bertugas di Jakarta.
Saya melihat adanya.
Kampanye negatif.
Terhadap lawan.
Hal itu.
Kenyataan dalam pemilu," ungkap Anies.
Anies Baswedan berharap.
Pada Pilpres tahun 2024.
Semua calon presiden.
Saling hormat dan menghargai.
"Saling hormati.
Saling hargai.
Sesama calon," katanya.
Anies Baswedan tambahkan.
Saling menghargai itu.
Dalam konteks perbedaan.
Suku dan agama.
Juga penting.
Komunikasi lintas pemimpin partai.
"Jika ada perbedaan.
Apalagi beda suku.
Beda agama.
Yang penting.
Para pemimpinnya.
Saling berkomunikasi," ucapnya.
Anies Baswedan.
Juga jelaskan.
Bahwa para pendukung.
Semuanya berasal dari:
1)
Bangsa sama.
2)
Negara sama.
Para pendukung juga tahu.
Ada ambang batas.
Kita tahu.
Karena sesama Indonesia.
Kita sebangsa dan setanah air," lanjutnya.
Anies Baswedan jelaskan.
1)
Tiap orang punya hak memilih.
2)
Harus dihormati pilihannya.
3)
Jangan pakai politik
identitas.
4)
Jangan pakai kebencian.
5)
Saat memilih tak berdasar
suku atau agama.
6)
Tak boleh melarang orang
pakai haknya untuk memilih.
Anies Baswedan.
Temukan contoh nyata.
Saat cari calon wakil presiden.
Harus dilihat ormas apa.
Dari suku apa.
Hal itu.
Termasuk politik identitas.
Contoh nyata.
Ketika cari calon wakil presiden.
Muncul pertanyaan.
1)
Dia dari ormas apa?.
2)
Dia dari suku apa?.
3)
Dia agama apa?
Apakah itu.
Bukan politik identitas?" kata Anies Baswedan.
(Sumber
suara.com)
0 comments:
Post a Comment