UKURAN
SALEH GUS BAHA
Oleh: Drs. H. M.
Yusron Hadi, M.M

1. Pengajian
rutin Tafsir Jalalain oleh
K.H Bahaudin Nur Salim (Gus Baha) di Yogyakarta (25/11).
2. Gus Baha
bercerita pertemuan Nabi Muhammad dengan Allah saat Isra’ Mi’raj dengan sanad didapat
dari gurunya.
3. Perjalanan
Isra’ Mi’raj dilakukan Nabi Muhammad ditemani malaikat Jibril.
4. Sejak
perjalanan dari bumi, malaikat Jibril selalu menemani Nabi Muhammad kecuali akan
ke Sidratul Muntaha.
5. “Sampai
sini saja ya Muhammad, saya menemanimu,” ujar Gus Baha meniru malaikat Jibril.
6. “Tidak,
kamu harus ikut, saya dari awal bersamamu,” jawab Nabi Muhammad.
7. “Kita ini
malaikat punya posisi sudah jelas, dan ini (Sidratul Muntaha) batas posisi saya,” lanjut malaikat Jibril.
8. Terjadi
dialog antara Allah dan Nabi Muhammad di Sidratul Muntaha, tanpa malaikat Jibril.
9. Perintah
kewajiban salat saat Isra’ Mi’raj langsung datang dari Allah.
10. Gus
Baha dengan sanad sampai pada Mahfudz Tarmasi menjelaskan salah satu dialog
Nabi Muhammad dengan Allah terekam dalam bacaan tahiyat atau tasyahud.
11. “Bahwa
segala penghormatan, segala keberkahan, segala kesucian semuanya hanya milik
Allah,” tutur Gus Baha.
12. Allah membalas
salam penghomatan Nabi Muhammad dengan jawaban, “Assalamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rohmatullahi wabarokatuh (rahmat
keselamatan atas engkau wahai Nabi dan rahmat Allah serta keberkatan-Nya).”
13. “Karena
kebaikan Nabi Muhammad, beliau tidak ingin rahmat Allah hanya untuk diri
sendiri saja, maka beliau menjawab, “Assalamu ‘alaina wa ‘ala ‘ibadillahis solihin (semoga rahmat
keselamatan juga ada pada hamba-hamba yang saleh),” sambung Gus Baha.
14. Gus Baha
menuturkan Nabi Muhammad tidak ingin rahmat hanya untuk beliau saja.
15. Rasulullah
berada di depan Allah yang sangat spesial masih ingin agar rahmat Allah untuk semua
orang saleh.
16. “Saleh
itu ukurannya macam-macam. Orang muslim, meskipun fasik, dia tetap masuk
kategori orang saleh. Saleh itu artinya orang yang pantas,” lanjut Gus Baha.
17. Gus Baha
menjelaskan makna saleh diperoleh dengan perbandingan. Jika orang mukmin berperilaku
fasik, sefasik apa pun dia tetap lebih saleh dibanding orang tidak beriman.
18. Perbandingan
saleh juga terdapat dalam komunitas mukmin.
19. Orang mukmin
rajin salat dibanding orang mukmin tidak rajin salat, tentu saleh yang rajin
salat.
20. Orang rajin
ibadah dan ahli ilmu, tentu dia lebih saleh dibanding orang rajin salat, tapi
bukan ahli ilmu.
21. Rasulullah
bersabda,”Man qola la ilaha illallahu
daholal jannah (barang siapa mengucapkan la ilaha illallahu akan masuk surga),” terang Gus Baha.
22. Dalam
penutupan ceramah, Gus Baha melarang bersikap ekstrim, yaitu membandingkan
orang seenaknya sendiri.
23. Misalnya,
orang mukmin ahli maksiat tentu lebih baik dibanding orang tidak beriman.
24. Penjelasan
ini bukan melegitimasi orang untuk maksiat, tetapi selagi dia masih beriman,
tentu masih terdapat nilai lebih di sisi Allah untuk dimasukkan ke surga.
(Sumber: internet)
0 comments:
Post a Comment