Monday, April 20, 2020

4216. UKURAN SALEH GUS BAHA


UKURAN SALEH GUS BAHA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

1.    Pengajian rutin Tafsir Jalalain oleh K.H Bahaudin Nur Salim (Gus Baha) di Yogyakarta (25/11).
2.    Gus Baha bercerita pertemuan Nabi Muhammad dengan Allah saat Isra’ Mi’raj dengan sanad didapat dari gurunya.
3.    Perjalanan Isra’ Mi’raj dilakukan Nabi Muhammad ditemani malaikat Jibril.
4.    Sejak perjalanan dari bumi, malaikat Jibril selalu menemani Nabi Muhammad kecuali akan ke Sidratul Muntaha.
5.    “Sampai sini saja ya Muhammad, saya menemanimu,” ujar Gus Baha meniru malaikat Jibril.
6.    “Tidak, kamu harus ikut, saya dari awal bersamamu,” jawab Nabi Muhammad.
7.    “Kita ini malaikat punya posisi sudah jelas, dan ini (Sidratul Muntaha) batas posisi saya,” lanjut malaikat Jibril.
8.    Terjadi dialog antara Allah dan Nabi Muhammad di Sidratul Muntaha, tanpa malaikat Jibril.
9.    Perintah kewajiban salat saat Isra’ Mi’raj langsung datang dari Allah.
10. Gus Baha dengan sanad sampai pada Mahfudz Tarmasi menjelaskan salah satu dialog Nabi Muhammad dengan Allah terekam dalam bacaan tahiyat atau tasyahud.
11. “Bahwa segala penghormatan, segala keberkahan, segala kesucian semuanya hanya milik Allah,” tutur Gus Baha.
12. Allah membalas salam penghomatan Nabi Muhammad dengan jawaban, “Assalamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rohmatullahi wabarokatuh (rahmat keselamatan atas engkau wahai Nabi dan rahmat Allah serta keberkatan-Nya).”
13. “Karena kebaikan Nabi Muhammad, beliau tidak ingin rahmat Allah hanya untuk diri sendiri saja, maka beliau menjawab, “Assalamu ‘alaina wa ‘ala ‘ibadillahis solihin (semoga rahmat keselamatan juga ada pada hamba-hamba yang saleh),” sambung Gus Baha.
14. Gus Baha menuturkan Nabi Muhammad tidak ingin rahmat hanya untuk beliau saja.
15. Rasulullah berada di depan Allah yang sangat spesial masih ingin agar rahmat Allah untuk semua orang saleh.
16. “Saleh itu ukurannya macam-macam. Orang muslim, meskipun fasik, dia tetap masuk kategori orang saleh. Saleh itu artinya orang yang pantas,” lanjut Gus Baha.
17. Gus Baha menjelaskan makna saleh diperoleh dengan perbandingan. Jika orang mukmin berperilaku fasik, sefasik apa pun dia tetap lebih saleh dibanding orang  tidak beriman.
18. Perbandingan saleh juga terdapat dalam komunitas mukmin.
19. Orang mukmin rajin salat dibanding orang mukmin tidak rajin salat, tentu saleh yang rajin salat.
20. Orang rajin ibadah dan ahli ilmu, tentu dia lebih saleh dibanding orang rajin salat, tapi bukan ahli ilmu.
21. Rasulullah bersabda,”Man qola la ilaha illallahu daholal jannah (barang siapa  mengucapkan la ilaha illallahu akan masuk surga),” terang Gus Baha.
22. Dalam penutupan ceramah, Gus Baha melarang bersikap ekstrim, yaitu membandingkan orang seenaknya sendiri.
23. Misalnya, orang mukmin ahli maksiat tentu lebih baik dibanding orang tidak beriman.
24. Penjelasan ini bukan melegitimasi orang untuk maksiat, tetapi selagi dia masih beriman, tentu masih terdapat nilai lebih di sisi Allah untuk dimasukkan ke surga.
(Sumber: internet)


Related Posts:

0 comments:

Post a Comment