NAIKKAN
BBM H-1 RAMADAN
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

1. Iba BBM,
1 Mei 2020.
2. Oleh:
Dahlan Iskan.
3. Siapa
ya yang harus diam-diam bersyukur ada wabah Corona?
4. Sehingga
harga BBM tidak segera turun pun tidak ada yang ribut?
5. Pun
ketika harga gula naik tidak ada yang mempersoalkan.
6. Demikian
juga ketika beberapa harga lainnya ikut melejit: oke-oke saja.
7. Bahkan
ketika iuran BPJS tidak diturunkan juga biasa-biasa saja --padahal Mahkamah
Agung sudah memerintahkan pembatalan kenaikan itu.
8. Corona
telah membuat ibu-ibu kita lebih bersabar --toh sulit ke pasar.
9. Virus
ini telah membuat mahasiswa kian adem --gak mungkin bisa demo.
10. Dan
Covid-19 ini ternyata jadi penyebar totaliter paling efektif: praktis
praktek-praktek demokrasi bisa diabaikan sampai jakunnya.
11. Maka
apa boleh buat: baiknya kita tunggu saja datangnya belas kasihan.
12. Terserah
saja kapan harga BBM akan diturunkan.
13. Kita serahkan
sepenuhnya kepada kebaikan hati yang punya wewenang menurunkannya.
14. Demikian
juga harga-harga kebutuhan dapur.
15. Kita
relakan naik ke atas langit-langit sekali pun.
16. Kita
harus mafhum se mafhum mafhumnya: Corona telah menyulitkan koordinasi.
17. Kita
adalah bangsa toleran.
18. Yang
tidak toleran bisa dianggap ekstrem.
19. Dan
tidak Pancasialis.
20. Kita harus
toleran Pertamina bukan pedagang minyak murni.
21. Yang
kalau harga kulakannya turun, harga jualnya bisa langsung turun.
22. Yang
kalau harga minyak mentah dunia kini tinggal 20 dolar/barel, harga bensin bisa
langsung diturunkan menjadi sekitar Rp 5.000/liter.
23. Kita
harus memahami Pertamina juga memiliki kilang sendiri dan sumur minyak
sendiri.
24. Kilang
itu perlu biaya operasi.
25. Sumur
minyak harus dijaga jangan sampai mati.
26. Semua
itu perlu biaya.
27. Kita yang
bisa jadi donaturnya.
28. Itu
sebabnya di Amerika minyak dijual dengan harga serendah apa pun --asal ada yang
mau beli.
29. Kalau
tidak ada yang membeli minyak itu hanya memenuhi tangki.
30. Kalau
semua tangki sudah penuh, bagaimana?
31. Itu
persoalannya.
32. Kalau
tidak ada yang membeli minyak itu akan meluber ke mana-mana.
33. Mencemari
bumi manusia.
34. Sumur
minyaknya sendiri akan terus mengalirkan minyaknya ke tangki.
35. Tidak
bisa ditutup.
36. Kalau
krannya diputer mati, kran itu akan jebol --kena tekanan.
37. Jalan
satu-satunya untuk menutup sumur itu: diluluhi semen khusus.
38. Sampai
dasar sumurnya di perut bumi.
39. Dibuat
mati.
40. Lalu
sumur itu RIP selama-lamanya.
41. Kelak,
untuk menghidupkan kembali mahal sekali --sama dengan biaya menggali sumur
baru.
42. Maka,
kalau Covid-19 ini diperpanjang sampai satu tahun lagi, bisa-bisa orang di
Amerika mendapat bensin gratis.
43. Bahkan
yang masih mau pakai bensin bisa mendapat bonus durian super tembaga.
44. Mematikan
sumur itu perlu biaya.
45. Kan
lebih baik biarlah terus mengalir --dengan harapan masih ada yang mau membeli.
46. Kilang
minyak pun harus jalan terus.
47. Kalau
dimatikan biaya mematikannya juga besar.
48. Dan
itu bisa membuat kilangnya almarhum.
49. Jadi
Pertamina harus tetap mengoperasikan sumur-sumurnya.
50. Dengan
biaya dari Anda semua.
51. Pertamina
juga harus tetap menjalankan kilang-kilangnya.
52. Dengan
biaya dari Anda semua.
53. Alhamdulillah.
54. Di
bulan Ramadan ini kita bisa lebih banyak bersedekah.
55. Sedekah
terbesar kita ya ke Pertamina itu.
56. Alhamdulillah,
kita bisa menjadi orang sabar.
57. Bukankah
di bulan Ramadan ini kita harus taat pada bunyi kitab suci Al Quran –”orang
sabar itu kekasih Tuhan”.
58. Kita
justru harus iba kepada Pertamina.
59. Pendapatannya
yang besar itu tidak bisa lebih besar lagi.
60. Kasihan.
61. Itu
akibat yang beli bensin tidak sebanyak sebelum Corona.
62. Turun
hampir 50 persen --seperti dikatakan direksinya.
63. Saya
ingat kiat Pak Jusuf Kalla dulu.
64. Ketika
harus menaikkan harga BBM sangat tinggi.
65. Itu
akibat harga minyak mentah melonjak sampai tidak masuk akal: di atas 100
dolar/barel.
66. Kiat
beliau adalah: naikkan BBM sehari sebelum bulan Ramadan.
67. Agar
besoknya tidak ada demo besar.
68. Maka
jangan harap harga BBM akan turun selama masih ada bulan Ramadan.
69. Bahkan,
jangan-jangan, selama masih ada Corona.
(Sumber: internet Dahlan Iskan)
0 comments:
Post a Comment