ALAM SEMESTA MAMPU
DIALOG
Oleh: Drs. H.
M. Yusron Hadi, M.M.

1.
Kata “seni” (menurut KBBI V) dapat diartikan “halus (tentang
rabaan)”, “kecil dan halus”, “tipis dan halus”, “lembut dan tinggi (tentang
suara)”, “mungil dan elok (tenang badan)”, “keahlian membuat karya yang bermutu
(dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya, dan sebagainya)”, dan “karya
yang diciptakan dengan keahlian yang luar biasa, seperti tari, lukisan, dan
ukiran”,
2.
Islami adalah “bersifat keislaman”.
3.
Seni suara atau nyanyian tidak harus berbahasa Arab, tidak harus berbicara
tentang ajaran Islam, dan tidak harus berupa nasihat langsung berupa anjuran
berbuat kebaikan.
4.
Seni Islami adalah ekspresi tentang keindahan wujud dari sisi
pandangan Islam tentang manusia, kehidupan, dan alam semesta sesuai dengan
fitrah manusia yang bisa mengantarkan menuju pertemuan sempurna antara
kebenaran dan keindahan.
5.
Misalnya, seni yang menggambarkan Nabi Muhammad dengan sangat indah
sebagai tokoh jenius yang mempunyai keistimewaan, harus juga dihubungkan dengan
hakikat Allah yang Maha Mutlak
6.
Penampilan seni Islami harus menggambarkan hubungan antara jasmani
dengan roh Allah.
7.
Manusia sempurna, bukan hanya dalam aspek debu tanahnya saja, tapi
berfungsi sebagai sarana dakwah.
8.
Al-Quran surah Yusuf (surah ke-12) ayat 23.
وَرَاوَدَتْهُ الَّتِي هُوَ فِي بَيْتِهَا عَنْ
نَفْسِهِ وَغَلَّقَتِ الْأَبْوَابَ وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ ۚ قَالَ مَعَاذَ اللَّهِ
ۖ إِنَّهُ رَبِّي أَحْسَنَ مَثْوَايَ ۖ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ
Dan wanita
(Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan
dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata,”Marilah ke
sini.” Yusuf berkata, “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah
memperlakukan aku dengan baik.” Sesungguhnya orang-orang yang zalim tidak akan
beruntung.
9.
Al-Quran surah Yusuf (surah ke-12) ayat 24.
وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِ ۖ وَهَمَّ بِهَا لَوْلَا
أَنْ رَأَىٰ بُرْهَانَ رَبِّهِ ۚ كَذَٰلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ
وَالْفَحْشَاءَ ۚ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ
Sesungguhnya wanita
itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun
bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda
(dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan
kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.
10. Al-Quran
melukiskan dengan sangat indah tentang kelemahan manusia, dan gejolak nafsu
berahi pun ditampilkannya.
11. Tetapi
Al-Quran tidak larut dalam melukiskannya, karena dapat menghanyutkan.
12. Al-Quran tidak
berhenti sampai dalam “kisah asmara” dan “kebutuhan biologisnya”.
13. Karena itu
baru aspek debu tanah manusia.
14. Kisahnya
dilanjutkan dengan menggambarkan kesadaran para pelaku.
15. Pada akhirnya
bertemu debu tanah dengan roh Allah pada sosok kedua hamba Allah itu.
16. Al-Quran
meyakinkan manusia tentang ajaran Islam dengan menyentuh seluruh totalitas
manusia.
17. Termasuk
menyentuh hati manusia melalui seni yang ditampilkan dengan kisah nyata dan
simbolik yang dipadu dengan imajinasi.
18. Al-Quran memberi
gambaran konkret, nyata, yang benar-benar ada serta dapat dilihat dan diraba
serta ide abstrak yang dipaparkan dalam bahasa seni yang mencapai puncaknya
sebagai sarana untuk berdakwah.
19. Apabila
Al-Quran menggambarkan sikap dan gejolak hati manusia dalam bahasa lisan, maka
tentu boleh para seniman menggambarkan sikap, perilaku, dan gejolak hati
manusia dalam bentuk bahasa gerak dan mimik, atau kreasi apa pun sesuai dengan
kemampuan kreatornya.
20. Al-Quran
menjadikan kisah dan peristiwa sebagai salah satu sarana pendidikan yang
sejalan dengan pandangannya tentang alam, manusia, dan kehidupan.
21. Pada saat
seseorang menggunakan kisah dan peristiwa sebagai sarana pendidikan seni dan
hiburan dengan tujuan memperhalus budi, mengingatkan tentang jati diri manusia,
menggambarkan akibat baik atau buruk dari suatu perbuatan, maka pada saat itu,
seni yang ditampilkannya adalah seni yang Islami.
22. Rasulullah bersabda,
“Gunung Uhud mencintai kita dan kita pun mencintainya”.
23. Al-Quran surah
Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 164 menggambarkan sisi kehidupan manusia dengan
lingkungannya.
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ
بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَاءٍ
فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ
وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ
لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera
yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah
turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah
mati (kering) -nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan
pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh
(terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
24. Al-Quran surah
Fushshilat (surah ke-41) ayat 11 melukiskan alam semesta bagai sesuatu yang
hidup dan mampu berdialog.
ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ
دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ ائْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا
أَتَيْنَا طَائِعِينَ
Kemudian Dia
menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan
kepada bumi, “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau
terpaksa”. Keduanya menjawab, “Kami datang dengan suka hati.
25. Al-Quran surah
Al-Isra (surah ke-17) ayat 44 menyatakan segala sesuatu dapat bertasbih kepada
Allah.
تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ
وَالْأَرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ ۚ وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ
وَلَٰكِنْ لَا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ ۗ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا
Langit yang
tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada
suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak
mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha
Pengampun.
26. Penggambaran
alam semesta sebagai sesuatu yang hidup, bukan sekadar bertujuan seni, tetapi
untuk mengingatkan kepada manusia bahwa alam semesta adalah sesuatu yang hidup
dan mempunyai kepribadian.
27. Manusia perlu
menjalin hubungan persahabatan baik dengan seluruh alam semesta.
28. Artinya alam
semesta perlu dirawat, dipelihara, dan dijaga kesinambungannya dengan rahmat
dan kasih sayang.
Daftar Pustaka
1.
Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan.
Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas
Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.
Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.
Tafsirq.com online.









0 comments:
Post a Comment