Thursday, July 8, 2021

10312. KHILAFIAH HUKUMNYA JENGGOT PRIA

 




KHILAFIAH HUKUMNYA JENGGOT PRIA

Oleh: Drs. H. M. YusronHadi, M.M

 

 

Banyak hadis yang menyebutkan.

 

Bahwa Rasulullah memerintahkan agar membiarkan jenggot memanjang.

 

Dan tidak mencukur jenggot.

 

 

Rasulullah bersabda,

 

”Bedakan diri kalian dengan orang-orang musyrik.

 

Dengan membiarkan jenggot memanjang.

 

Dan merapikan kumis kalian.”

 

 

Ibnu Umar ketika melakukan ibadah haji atau umrah.

 

Beliau menggenggam jenggotnya.

 

Dan jenggot yang panjangnya melebihi genggamannya.

 

Lalu dipotongnya.

Apakah perintah Rasulullah:

 

“Biarkan jenggot memanjang!”

 

Mengandung makna wajib untuk membiarkan jenggot menjadi panjang?

 

Atau hanya bersifat anjuran untuk memanjangkan jenggot?

 

 

Ulama Mazhab Syafii berpendapat.

 

Bahwa perintah membiarkan jenggot menjadi panjang bersifat saran.

 

Bukan bersifat wajib.

 

 

Sehingga mencukur jenggot hukumnya makruh.

 

Ulama mazhab Syafii berpendapat bahwa mencabut jenggot.

 

Pada awal tumbuhnya untuk orang yang baru tumbuh jenggot.

 

 

Dan untuk penampilan yang bagus hukumnya makruh.

 

 

Sebagian ahli Fikih memahami hadis Nabi Muhammad.

 

 

Yang memerintahkan membiarkan jenggot memanjang.

 

Mengandung makna wajib.

 

 

Sebagian besar ahli Fikih menyebutnya sunah.

 

Artinya orang yang  melakukannya mendapat pahala.

 

Dan orang yang tidak melakukannya tidak berdosa.

Tidak ada dalil yang mengatakan bahwa mencukur jenggot itu haram.

 

Selain hadis Nabi Muhammad.

 

Yang khusus terkait perintah membiarkan jenggot memanjang.

 

Untuk membedakan orang Islam dengan orang Majusi dan musyrik.

 

 

Perintah dalam hadis Nabi Muhammad itu.

 

Dipahami oleh sebagian ulama sebagai perintah wajib.

 

Sebagian ulama lain memahaminya bukan wajib.

 

 

Tetapi sebagai anjuran yang lebih utama.

 

 

Pada masa salaf.

 

Yaitu 300 tahun pertama Hijriah.

 

Seluruh pria penduduk bumi yang kafir maupun muslim.

 

Semuanya memanjangkan jenggotnya.

Sehingga tidak ada alasan untuk mencukur jenggot.

 

Jumhur ulama mewajibkan memelihara jenggot.

 

Mazhab Syafii menyatakan memelihara jenggot itu sunah.

 

Dan tidak berdosa bagi orang yang mencukur jenggotnya.

 

 

Para ulama berpendapat bahwa mencukur jenggot hukumnya makruh.

 

Dan memelihara jenggot hukumnya sunah.

 

 

Yaitu mendapat pahala bagi yang menjaga jenggotnya tetap rapi.

 

 

Dengan tampilan bagus sesuai wajah.

 

Dan tampilan sebagai umat Islam yang bersih dan rapi.

 

 

 

Daftar Pustaka

1.              Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.

2.              Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.

3.              Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.

4.              Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.              Tafsirq.com online

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

0 comments:

Post a Comment