Saturday, July 10, 2021

10349. MAKNA TAWASUL DAN WASILAH

 





MAKNA TAWASUL DAN WASILAH

Oleh: Drs. H. M. YusronHadi, M.M

 

 

Tawasul (menurut KBBI V) dapat diartikan:

 

1.      Mengerjakan suatu amal yang bisa mendekatkan diri kepada Allah.

 

2.      Memohon atau berdoa kepada Allah dengan perantaraan nama orang yang dianggap suci dan dekat kepada Allah.

 

Wasilah artinya “ikatan”, “perhubungan”, dan “pertalian”.

 

 

Kisah 3 orang bertawasul dengan kebaikan masing-masing

 

 

Abdullah bin Umar berkisah.

 

Rasulullah bersabda,

 

“Ada 3 orang musafir bernaung dan masuk ke dalam gua.

 

Tiba-tiba terjadi longsoran bebatuan besar.

 

Yang berjatuhan menutupi pintu gua tempat mereka bersembunyi.

 

Sehingga mereka tidak dapat keluar dari gua.

 

 

Mereka berkata,

 

”Tidak ada yang bisa menyelamatkan kami dari bebatuan besar ini.

 

Selain berdoa kepada Allah memakai tawasul.

 

Dengan amal kebaikan kami yang selama ini telah kami kerjakan.

 

 

Orang ke-1 berkata,

 

“Ya Allah, saya punya 2 orang tua uzur.

 

 

Segala keperluan mereka selalu saya dahulukan.

 

Daripada keperluan saya sendiri dan keluarga lainnya.

 

Pada suatu hari mereka minta minum segelas susu kepada saya.

 

Sebelum susu selesai saya siapkan.

 

Mereka sudah tertidur.

 

Maka saya menunggunya sampai mereka terbangun.

 

Saat terbit fajar.

 

Baru mereka meminumnya.

 

“Ya Allah, jika yang aku lakukan itu untuk mengharapkan rida-Mu.

 

Maka keluarkan kami dari dalam gua ini dan dari batu besar ini.”

 

Ternyata batu besar itu menggeser dan gua terbuka sedikit.

 

Tetapi mereka belum dapat keluar dari dalam gua.

 

 

Orang ke-2 berkata,

 

”Ya Allah, saya punya sepupu wanita.

 

Dia  sangat saya cintai.

 

 Pada suatu hari.

 

Saya memberi hadiah menarik untuknya.

 

Agar mau berduaan dengan saya.

 

Dan ternyata dia bersedia.

 

Hampir terjadi zina.

 

Antara saya dengan gadis yang sangat saya cintai.

 

Tetapi segera saya pergi meninggalkannya.

 

Sehingga kami selamat dari perbuatan dosa.

 

Ya Allah, jika yang saya lakukan itu untuk mengharapkan rida-Mu.

 

Maka lepaskan kami dari dalam gua ini”.

 

Maka pintu gua itu pun terbuka sedikit.

 

Tetapi mereka masih belum mampu keluar.

 

 

Orang ke-3 berkata,

 

”Ya Allah, saya mempekerjakan banyak orang.

 

Dan saya menggaji mereka.

 

Tetapi ada pria yang pergi sebelum mengambil gajinya.

 

Maka saya mengembangkan gajinya.

 

Hingga menjadi harta yang banyak.

 

Beberapa tahun kemudian dia datang lagi.

 

Dia  berkata,

 

“Wahai hamba Allah, bayarkan gaji saya”.

 

Saya katakan kepadanya:

 

Semua yang engkau lihat di halaman adalah dari gajimu.

 

 

Yaitu unta, lembu, kambing dan budak .

 

Pekerja itu berkata,

 

Wahai hamba Allah, janganlah engkau mengejekku.

 

 Saya jawab,

 

Saya tidak mengejekmu.

 

Lalu pekerja itu pun mengambil semuanya.

 

Dan tidak meninggalkan sedikit pun.

 

Ya Allah, jika yang saya lakukan adalah untuk mengharapkan rida-Mu.

 

Maka keluarkan kami dari gua ini”.

 

 

Ternyata batu besar itu bergeser dan gua terbuka.

 

Kemudian mereka  pergi keluar melanjutkan perjalanan.”

 

(HR. Bukhari dan Muslim).

 

 

Kaum Yahudi bertawasul dengan Nabi Muhammad sebelum beliau lahir.

 

 

Ibnu ‘Abbas berkata,

 

”Kaum Yahudi Khaibar berperang melawan kaum Ghathafan.

 

Kaum Yahudi kalah.

 

Kaum Yahudi berdoa,

 

“Kami memohon kepada-Mu berkat nabi yang tidak dapat membaca.

 

Yang telah Engkau janjikan kepada kami.

 

Yang Engkau keluarkan  di  akhir zaman.

 

 

Tolonglah  kami  melawan kaum Ghathafan.”

 

Kaum Yahudi akhirnya menang melawan kaum Ghathafan.

 

Tetapi ketika Nabi Muhammad yang tidak pandai membaca.

 

 

Benar-benar datang ke Madinah.

 

Ternyata kaum Yahudi tidak mau mengikuti ajaran Islam.

 

 

Karena Nabi Muhammad bukan bangsa Yahudi.

 

 

Kemudian turun Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 89.

 

 

وَلَمَّا جَاءَهُمْ كِتَابٌ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَهُمْ وَكَانُوا مِنْ قَبْلُ يَسْتَفْتِحُونَ عَلَى الَّذِينَ كَفَرُوا فَلَمَّا جَاءَهُمْ مَا عَرَفُوا كَفَرُوا بِهِ ۚ فَلَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الْكَافِرِينَ

 

 

Dan setelah datang kepada mereka Al-Quran dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapatkan kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allah atas orang-orang yang ingkar itu.

 

 

Bertawasul kepada Nabi Muhammad saat masih hidup

 

 

Abu Umamah bin Sahl berkata,

 

”Rasulullah didatangi pria yang berkata:

 

Wahai Nabi, tidak ada orang yang menuntun saya.

 

Hal ini berat bagi saya, karena saya buta.

 

 

Rasulullah bersabda,

 

Pergilah berwudu dan salatlah 2 rakaat.

 

 

Kemudian berdoalah:

 

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu.

 

Dan menghadap kepada-Mu berkat Nabi-Mu Muhammad yang membawa rahmat.

 

 

Wahai Muhammad aku menghadap denganmu kepada Tuhanmu.

 

Maka tampakkan pandanganku.

 

Ya Allah jadikan ia penolong bagiku.

 

Dan jadikan aku dapat menolong diriku sendiri’.”

 

 

Usman bin Affan berkata,

 

“Demi Allah, belum lama kami berpisah.

 

Belum lama kami bercerita.

 

Kemudian pria itu masuk dalam masjid.

 

Seakan-akan dia tidak pernah buta.”

 

 

 

Daftar Pustaka

1.              Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.

2.              Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.

3.              Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.

4.              Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.              Tafsirq.com online

 

0 comments:

Post a Comment