Wednesday, July 4, 2018

926. TAFSIR KINI

TAFSIR AL-QURAN SEKARANG
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang cara memahami ayat-ayat Al-Quran pada zaman sekarang? Apakah Al-Quran harus dipahami seperti para sahabat Nabi atau para orang tua kita masa dahulu? Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
      Jika umat Islam tidak boleh membenarkan atau menyalahkan suatu teori ilmiah atau penemuan sains terbaru dengan ayat-ayat Al-Quran, maka muncul pertanyaan, “Apakah Al-Quran harus dipahami sesuai dengan paham para sahabat Nabi Muhammad atau orang tua kita zaman dahulu?”
     Sebagian ulama berpendapat bahwa hukumnya “fardu ain” (kewajiban perseorangan) bagi setiap orang Islam untuk membaca, mempelajari, dan memahami tafsir Al-Quran dan berusaha menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
     Setiap umat Islam wajib mempelajari dan memahami Al-Quran, tetapi bukan berarti harus memahami sesuai dengan pemahaman orang-orang zaman terdahulu, karena umat Islam diperintahkan oleh Al-Quran untuk menggunakan akal pikirannya, serta tidak boleh hanya mengikuti orang tua dan nenek moyang mereka, tanpa memperhatikan dasar dan alasan yang mereka lakukan.
      Hal ini, bukan berarti semua umat Islam boleh berpendapat tentang ayat-ayat  Al-Quran apabila belum memenuhi persyaratan yang dibutuhkan, hanya orang Islam yang memenuhi syarat yang wajib berusaha memahami Al-Quran, karena ayat Al-Quran tidak diturunkan khusus untuk orang Arab pada zaman Nabi saja.
      Al-Quran diturunkan oleh Allah melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad sebagai pedoman manusia sampai akhir zaman, umat Islam diajak berdialog oleh Al-Quran, dan diperintahkan untuk memikirkan isi Al-Quran sesuai dengan akal pikirannya.
      Akal pikiran ialah anugerah dari Allah, tetapi cara penggunaannya setiap orang berbeda-beda yang disebabkan perbedaan latar belakang pendidikan, lingkungan, kebudayaan, dan pengalaman lainnya.
    Para ulama berpendapat bahwa umat Islam berkewajiban memahami Al-Quran pada masa kini sebagaimana wajibnya orang-orang Arab yang hidup pada zaman Nabi Muhammad, sehingga umat Islam harus berpikir kontemporer (berpikir sesuai dengan kondisi zaman sekarang).
     Berpikir secara kontemporer tidak berarti menafsirkan Al-Quran sesuai dengan teori ilmiah atau penemuan mutakhir, tetapi kita dapat menggunakan pendapat para ahli dan ilmuwan untuk membantu memahami ayat-ayat  Al-Quran secara fair, jujur, dan adil.
      Misalnya, pada zaman dahulu dan bahkan hingga kini, para ulama menafsirkan arti kata “al-'alaq” dalam ayat Al-Quran yang menerangkan proses kejadian janin dengan “al-dam al-jamid” (segumpal darah yang beku).
        Penafsiran seperti ini terdapat dalam semua kitab tafsir terdahulu, bahkan terjemahan dalam bahasa Inggrisnya “al-alaq” adalah “the clot” (darah setengah beku) yang merupakan periode kedua dari kejadian janin.
      Al-Quran surah Al-Mukminun (surah ke-23) ayat 12-14 menurut terjemahan Prof. M. Hasby Ashiddieqi dalam tafsirnya An-Nur.

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ ۚ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ

     Dan sesungguhnya telah Kami jadikan manusia dari tanah yang bersih, kemudian Kami jadikannya air mani yang disimpan dalam tempat yang kukuh, kemudian Kami jadikan air mani itu segumpal darah, lalu Kami jadikannya sepotong daging. Dari daging itu Kami jadikan tulang, tulang itu Kami bungkus dengan daging, dan kemudian Kami menjadikannya makhluk yang baru (manusia yang sempurna). Maha berbahagia Allah Tuhan sepandai-pandai yang menjadikan sesuatu.
      Menurut ilmu kedokteran modern sekarang, dapat disimpulkan proses kejadian manusia terdiri atas lima periode, yaitu “al-nuthfah”, “al-alaq”, “al-mudhghah”,  “al-iIdzam”,  dan “al-lahm”.
      Orang-orang yang mempelajari tentang embriologi modern dan meyakini akan kebenaran ayat-ayat Al-Quran, maka dia sulit menafsirkan kalimat “al-'alaq” dengan “segumpal darah yang beku”.
      Menurut ilmu embriologi modern, proses kejadian manusia terbagi tiga periode berikut ini.
      Ke-1, Periode ovum yaitu mulai dari fertilisasi (pembuahan) karena adanya pertemuan antara sel kelamin bapak (sperma) dengan sel ibu (ovum), yang kedua intinya bersatu dan membentuk struktur atau zat baru yang disebut zygote.
     Setelah fertilisasi berlangsung, zygote membelah menjadi dua, empat, delapan, enam belas sel, dan seterusnya yang selama proses pembelahan, zygote bergerak menuju kantong kehamilan, kemudian melekat dan akhirnya masuk ke dinding rahim. Peristiwa ini dikenal dengan nama implantasi.
     Ke-2, Periode embrio yaitu periode pembentukan organ yang kadang kala organ tidak terbentuk dengan sempurna, jika hasil pembelahan zygote tidak bergantung atau berdempet pada dinding Rahim, maka dapat mengakibatkan keguguran atau kelahiran dengan cacat bawaan.
      Ke-3, Periode foetus yaitu periode perkembangan dan penyempurnaan organ dengan perkembangan yang sangat cepat dan berakhir pada waktu kelahiran.
      Kesimpulannya, semua umat Islam yang memenuhi syarat, wajib berusaha memahami Al-Quran sesuai dengan perkembangan zaman, karena ayat Al-Quran tidak diturunkan khusus untuk orang Arab pada zaman Nabi Muhammad saja, tetapi Al-Quran diturunkan Allah melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad sebagai pedoman manusia sampai akhir zaman.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
3. Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
4. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
5. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
6. Al-Kandahlawi, Maulana Muhammad Zakaria. Himpunan Fadhilah Amal. Penebit Ash-Shaff. Jogyakarta. 2000.
7. Hisyam, Ibnu. Sirah Nabawiyah. Sejarah Lengkap Kehidupan Rasulullah.
8. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.
9. Tafsirq.com online

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment