AL-QURAN TANTANG TEMBUS LANGIT
Oleh: Drs. HM. Yusron Hadi, M.M.
A. Umat lslam mendapat tantangan.
1. Sejak pertengahan abad ke-19, umat Islam
menghadapi tantangan hebat.
2. Bukan hanya terbatas bidang politik atau
militer, tetapi meluas hingga meliputi bidang sosial dan budaya.
3. Tantangan ini berpengaruh terhadap pemikiran
sebagian besar umat Islam.
4. Umat Islam melihat kekuatan Barat, kemajuan
sains, dan teknologi.
5. Pihak umat Islam merasa lemah dan mundur
dalam kehidupan dan sains.
6. Hal ini menimbulkan perasaan “rendah diri”
(inferiority complex) pada sebagian besar umat Islam.
7. Sebagian besar umat Islam merasa minder dan
rendah diri menghadapi kemajuan Barat.
8. Para cendekiawan Islam berusaha memberi
reaksi dengan berbagai cara.
9. Sebagian cendekiawan Islam bersikap apatis,
acuh tak acuh terhadap kemajuan itu.
10. Sebagian intelek Islam menyerah kalah dengan
mengikuti segala sesuatu yang bercorak Barat.
11. Termasuk sikap, perilaku, kepribadian,
dan adat kebiasaan.
12. Sebagian cendekiawan mengajak umat Islam
menerima dan mempelajari ilmu pengetahuan dan sistem yang dipakai Barat dalam mencapai kemjuan.
13. Tanpa meninggalkan kepribadian dan prinsip
ajaran agama Islam.
14. Sebagian besar umat Islam sejak
pertengahan abad ke-19 diliputi perasaan rendah diri dan minder.
15. Umat lslam berusaha membuat kompensasi dengan
bermacam cara.
16. Salah satunya dengan cara mengingat
kejayaan Islam dan peninggalan nenek moyang masa lampau.
17. Kemudian melahirkan “sastra kebanggaan
dan kejayaan Islam”.
18. Hal ini, berpengaruh besar terhadap
perkembangan pemikiran umat Islam dalam menafsirkan Al-Quran.
19. Setiap ada penemuan baru, para
cendekiawan Islam berkata,”Al-Quran sejak lama telah menyatakan hal itu. Al-Quran
mendahului ilmu pengetahuan dalam penemuannya”.
20. Semua itu terjadi karena kompensasi perasaan
minder dan rendah diri.
21. Para penemu sains dan teknologi modern tersenyum
sinis mengejek umat Islam.
22. Terkadang disertai dengan “satire”, yang
bersifat memandang bodoh dan rendah umat Islam.
23. Para ahli Barat berkata,“Jika demikian,
mengapa tuan-tuan tidak menyampaikan hal ini sebelum kami menghabiskan waktu dan
biaya sangat besar dalam penelitian dan penyelidikan?”
24. Mengingat kejayaan umat Islam masa silam itu
“obat bius” yang dapat meredakan rasa sakit sementara, tetapi bukan
menyembuhkannya.
25. Hal itu hanya sekadar memberi jawaban
sementara terhadap tantangan Barat.
26. Mengingat kemajuan umat Islam zaman
dahulu terkadang dapat menjadi pendorong untuk maju ke depan.
27. Atau minimal dapat menjaga kepribadian umat
Islam.
28. Tetapi, kita harus waspada terhadap pengaruh
negatifnya.
29. Cara
demikian, jika berlarut-larut dapat membekukan pemikiran.
30. Membanggakan kejayaan lama dapat membangkitkan
emosi dan memberi kepuasan.
31. Tetapi juga dapat menimbulkan sikap jumud
dan mandek.
32. Yang dapat memunculkan sikap dan perilaku
tidak sejalan dengan perkembangan sains yang dinamis dan progresif.
B. Para ulama takut mengulangi sikap gereja terhadap
ilmuwan.
1. Faktor lain menjadikan sebagian cendekiawan
Islam membenarkan teori ilmiah, akibat pertentangan hebat antara gereja dan ilmuwan
sejak abad ke-18 di Eropa.
2. Para ilmuwan membuat penelitian dan penyelidikan
ilmiah.
3. Tetapi hasilnya bertentangan dengan kepercayaan
gereja.
4. Pertentangan memuncak dengan lahirnya
teori Charles Darwin (1859) tentang “The Origin of Man” dan teori-teori lainnya.
5. Yang semuanya dihadapi gereja dengan penindasan
dan kekejaman.
6. Banyak ilmuwan menjadi korban hasil
penemuannya.
7. Seperti Galileo, Arius, Bruno Bauer,
George van Paris, dan lainnya.
8. Hal ini menimbulkan keyakinan sains bertentangan
dengan agama.
9. Pertentangan antara agama dengan sains
zaman itu memberi pengaruh kepada cendekiawan Islam.
10. Mereka khawatir penyakit tersebut menular
dalam dunia Islam.
11. Sehingga mereka berusaha membuktikan
hubungan sangat erat antara sains dengan Al-Quran.
12. Sejarah menjadi saksi para ahli falak, kedokteran, kimia, ilmu pasti,
dan cabang ilmu lainnya mencapai hasil mengagumkan pada zaman kejayaan Islam.
13. Para ilmuwan Islam menjalankan ajaran Islam
dengan baik.
14. Tidak ada pertentangan antara kepercayaan
yang mereka anut dengan hasil penemuan mereka.
15. Para ilmuwan Indonesia sering mengutip
Al-Quran untuk membuktikan Al-Quran bicara masalah angkasa luar sejak 1400 tahun
lalu.
C. Al-Quran menantang manusia untuk menembus
langit.
1. Al-Quran surah Ar-Rahman (surah ke-55) ayat
33.
يَٰمَعْشَرَ ٱلْجِنِّ وَٱلْإِنسِ إِنِ ٱسْتَطَعْتُمْ
أَن تَنفُذُوا۟ مِنْ أَقْطَارِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ فَٱنفُذُوا۟ ۚ لَا تَنفُذُونَ
إِلَّا بِسُلْطَٰنٍ
Wahai jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.
Wahai jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah
dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan
Al-Quran.
0 comments:
Post a Comment