SARAH 8 TAHUN HAFAL AL-QURAN PINTAR
MATEMATIKA
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Sarah, 8 tahun Hafiz Quran dan Pandai
Matematika
Bocah
usia 8 tahun, Sarah Kayyali tinggal di kota Idlib, Suriah menjuarai kompetisi
Internasional Aritmatika Mental oleh lembaga Cina ACIDA.
Sarah jenius luar
biasa.
Dia meraih juara mengalahkan
6.000 anak dari 20 negara.
Selain jenius matematika, Sarah juga seorang hafidz Al-Quran.
Ayahnya, Abd Aljabbar,
insinyur pertanian, melihat dengan bangga.
“Ketika Sarah berusia 3,5
tahun, kami masukkan prasekolah swasta.
Dengan sangat cepat,
dia bisa melakukan penjumlahan dan pengurangan.
Pada usia 4 tahun, dia
berhasil menghafal tabel perkalian, ”ujarnya seperi dilansir dari Middle East
Eye, Kamis (14/01/2021).
“Sejak saat itu, saya dengan
istri saya, juga insinyur, memahami Sarah punya bakat istimewa,"
ucapnya.
Gadis kelahiran Aleppo
ini anak jenius dari 5 bersaudara.
Mereka sekarang
tinggal di Hazano Provinsi Idleb.
PBB mengatakan ldleb
dihuni lebih dari 3 juta orang, termasuk lebih dari 1 juta mengungsi.
Pada 10 Desember 2020,
gadis Suriah itu terbang ikut kompetisi aritmatika mental global yang
diluncurkan oleh organisasi Tiongkok.
Hari itu, dia menjadi juara
ke-1 di antara 6.111 siswa dari 19 negara.
Pada 21 Desember 2020,
ia dengan mudah meraih juara ke-1 dalam
kompetisi di Taiwan.
Dalam beberapa minggu
terakhir, Sarah Kayali mengejutkan semua orang, termasuk kepala sekolahnya.
"Ketika Sarah
tiba di sekolah pada usia 4 tahun, kami tahu dia memiliki fasilitas,"
Abdel Basit, direktur sekolah swasta di Hazano, dengan bangga mengatakan kepada
MEE.
“Kami melakukan
segalanya untuk membantunya membuat kemajuan dalam aritmatika mental.
Saya yakinkan Anda,
ini benar-benar sesuatu yang tidak Anda lihat setiap hari!,"
tuturnya.
Dan, untuk kali ini,
epidemi virus corona berdampak positif.
“Tahun ini berkat
virus ini, semua lomba diadakan online, bukan di negara penyelenggara,” lanjut
Abdel Basit.
“Ini memungkinkan
Sarah untuk mengikuti kompetisi ini.
Saya tidak bisa
memberinya paspor keluar dari Suriah dan mengajaknya berpartisipasi di
sana," ungkapnya.
Bakat untuk IT
Seperti ribuan anak
Suriah yang lahir di daerah di luar kendali Bashar al-Assad, Sarah Kayali tidak
punya paspor.
Agar dia terdaftar otoritas
Suriah, orang tuanya pergi ke administrasi yang diakui Damaskus dan risiko
ditangkap.
Sarah Kayali perlu
belajar setiap hari.
Gadis itu banyak
diminati, kata direktur sekolahnya, Abdel Basit.
“Kami mulai
memperkenalkan siswa kami pada pelajaran robotika, pemrograman computer.
Dan saya perhatikan dia
juga punya bakat khusus untuk itu," tuturnya.
Gadis itu juga menang
kompetisi lain di Taiwan.
Selalu dengan angka,
operasi kompleks aritmatika mental.
Seluruh Provinsi Idleb
jatuh cinta pada gadis berwajah boneka.
Dia mercusuar harapan
bagi ribuan warga Suriah yang jatuh dalam bencana kemanusiaan yang tak ada
habisnya.
Sebelum berangkat,
ayah Sarah Kayali memberi kami beberapa patah kata lagi.
“Saat dia menang
kompetisi ini, saya sangat bangga.
Tapi apa saat sama
membuatku sedih.
Kami akan selalu
membantunya mengembangkan kemampuannya.
Tetapi apa lagi yang
bisa dilakukan untuknya di sini di Suriah?," katanya.
Setelah menghela napas
panjang, pria itu melanjutkan sistem pendidikan di sana tidak mendukung anak
berbakat.
"Mereka butuh
tindak lanjut khusus, hak mereka atas pendidikan dirampas.
Saya merasa tidak adil
bahwa dia tidak bisa mendapat pendidikan yang dia butuhkan di Suriah,” ujarnya.
(Sumber internet)

0 comments:
Post a Comment