TAKDIR
SESEORANG TERGANTUNG PADA KARAKTERNYA
Oleh: Drs. H. M.
Yusron Hadi, M.M.
Karakter, watak, tabiat, budi pekerti adalah sifat batin manusia yang
memengaruhi segenap pikiran dan tingkah lakunya.
Karakter
adalah sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari
yang lain.
Karakter mencerminkan takdir.
Karakter seseorang adalah takdirnya.
Seperti apa karaktermu, maka takdirmu akan mengikutinya.
Orang yang jahat, curang, pemalas, pemurung, dan mudah putus asa.
Maka takdirnya akan mengikutinya.
Orang yang jujur, baik, ulet, ceria, penuh semangat,
dan tak mudah putus asa.
Maka takdirnya juga akan mengikutinya.
Kesenangan dan kesedihan seseorang tergantung pada
karakternya.
Karakter seseorang akan menentukan nasibnya.
Jika ada orang jahat.
Maka takdirnya tak akan jauh dari lingkungan kejahatannya.
Dan kesengsaraan
dari hasil kejahatan itu.
Jika ada orang baik.
Maka takdirnya tak akan jauh dari lingkungan
kebaikannya.
Dan segala manfaat dari kebaikan itu.
Jika karakter seseorang seperti keledai.
Maka dia akan memilih jerami daripada emas.
Jika karakter seseorang seperti babi.
Maka dia akan memilih air lumpur dibanding air jernih.
Jika karakter seseorang seperti monyet.
Maka dia akan memilih barang tak berharga dibanding yang berharga.
Jika karakter seseorang seperti mayat.
Maka dia ingin dilayani dan tak mau berbuat sesuatu.
Bahkan ke kuburan dia minta diantarkan.
Jika orang bersifat seperti mayat, maka layak
dibuang.
Karena tak ada
manfaatnya.
Mari berusaha untuk punya karakter yang baik.
Tapi karakter yang baik tak bisa dibentuk dalam 1
minggu atau 1 bulan.
Katakter yang baik perlu dibentuk sedikit demi sedikit
dan hari demi hari.
Membentuk karakter yang baik butuh proses panjang dan
sikap sabar.
Jangan menunggu besok, jika ingin punya karakter yang
baik.
Tapi harus diawali sekarang.
Jika sudah tahu karakter yang baik, maka harus
dibentuk mulai sekarang.
Karakter yang baik tak bisa dibentuk secara instan
dan langsung jadi.
Tapi perlu waktu dan kesabaran.
Karakter yang baik perlu dibiasakan pelan-pelan dan
bertahap.
Jika model instan,
maka hangat-hangat tahi ayam
Artinya sekarang semangat.
Tapi besok langsung loyo dan hilang semangatnya.
Karakter yang baik perlu ditanamkan pelan-pelan.
Dan sedikit demi sedikit agar melekat.
Jika sudah menjadi karakter.
Maka secara otomatis akan keluar sendiri.
Tak perlu dipaksa dan tak perlu didorong oleh orang
lain.
Buktinya sudah
menjadi karakter.
Yaitu jika tak begitu, maka tak enak.
Orang yang karakternya jujur.
Jika dia berbohong, maka hatinya tak enak.
Orang yang karakternya amanah, saat curang hatinya terasa
tak enak.
Kebalikannya, orang yang biasanya bohong.
Tapi saat dia berkata jujur, maka orang sekitarnya
kaget.
Kesimpulannya.
Jika ingin takdirnya baik, maka karakternya juga harus
baik.
Tapi karakter baik perlu dibangun pelan, bertahap, dan mulai sekarang.
Juga tak perlu
menunggu datangnya hidayah.
Hidayah itu petunjuk mana yang baik dan mana yang
jelek.
Padahal kita sudah tahu mana yang baik dan mana yang jelek.
Kecuali, jika kita
tak tahu mana baik dan jelek.
Maka perlu menunggu petunjuk.
Karena kita sudah tahu karakter mana yang baik dan
mana yang jelek.
Maka harus mulai sekarang, pelan-pelan, dan sabar.
Untuk membiasakan diri punya karakter yang baik.
Karakter yang baik akan menentukan takdir kita.
(Sumber Ngaji Filsafat Dr. Fahrudin Faiz)



0 comments:
Post a Comment