Saturday, July 10, 2021

10344. RASULULLAH MELARANG PUASA TERUS MENERUS

 





 

RASULULLAH MELARANG PUASA TERUS MENERUS

Oleh:Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

Rasulullah pernah marah kepada sahabat beliau.

 

Nabi Muhammad pernah memarahi perilaku dan perbuatan para sahabat.

 

 

Yang bertentangan dengan sunah.

 

Nabi Muhammad tidak selalu membenarkan ijtihad para sahabat.

 

 

Nabi Muhammad hanya membenarkan perilaku dan perbuatanpara sahabat.

 

Yang sesuai sunah.

 

Ketika perilaku dan perbuatan itu bertentangan dengan sunah.

 

Maka Nabi Muhammad marah dan melarangnya.

 

Anas bin Malik berkata,

 

 “Ada 3 orang datang ke rumah istri Nabi.

 

Mereka bertanya tentang ibadah Nabi.

 

Ketika mereka diberitahutentang ibadah Nabi.

 

Mereka merasa ibadahnya sangat sedikit.

 

 

Mereka berkata.

 

Bagaimana dengan ibadah kita dibandingkan dengan ibadah Nabi.

 

Padahal Rasulullah orang yang telah diampuni semua dosanya.

 

Yang lalu dan yang akan datang.

 

 

Orang ke-1 berkata,

 

“Saya akan terus mengerjakan salat malam  selama hidup saya.”

 

 

Orang ke-2 berkata,

 

“Saya akan berpuasa setiap hari sepanjang tahun.”

 

 Orang ke-3 berkata,

 

“Saya akan menjauhi wanita.

 

Saya tidak menikah untuk selamanya.”

 

Nabi Muhammad mendatangi mereka.

 

 

Rasulullah bersabda,

 

”Kalian yang mengatakan anu dan anu.

 

Demi Allah, sesungguhnya aku orang paling takut.

 

Dan paling bertakwa kepada Allah di antaramu.

 

Tetapi aku tetap berpuasa dan aku tidak berpuasa.

 

Aku salat malam dan aku tetap tidur.

 

Aku menikahi wanita.

 

Siapa yang tidak mengikuti sunahku.

 

 

Mereka bukan  umatku.”

 

(HR. Bukhari dan Muslim).

 

 

Kesimpulannya

 

Yang menjadi ukuran bukan perbuatan itu pernah dilakukan atau tidak dilakukan Nabi.

 

 

Tetapi yang dijadikan dasar adalah perbuatan itu tidak bertentangan dengan prinsip syariat Islam.

 

Artinya jika ada perbuatan bid’ah tidak pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad.

 

Yang bertentangan dengan prinsip dasar syariat Islam.

 

 

Maka disebut bid’ah dalalah (sesat).

 

 

Jika ada perbuatan bid’ah yang sesuai dengan sunah.

 

Maka dapat disebut bid’ah “hasanah” (terpuji).

 

 

 

Daftar Pustaka

 

1.      Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.

2.      Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.

3.      Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.

4.      Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.      Tafsirq.com online

 

0 comments:

Post a Comment