Wednesday, September 7, 2022

14813. ANEH DEWASA MANDIRI TAPI CEMAS REZEKI

 

 



 

ANEH DEWASA MANDIRI TAPI CEMAS REZEKI

Oleh Drs. HM Yusron Hadi,MM

 

 

 

 

Nasihat lmam Syafii tentang rezeki.

 

Seperti Tuhanmu mencukupi rezekimu.

Pada hari kemarin.

 

Maka jangan cemas dengan rezekimu.

Untuk hari esok.

 

Rezeki (menurut KBBI V) bisa diartikan:

 

1)        Segala segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan).

 

2)        Makanan (sehari-hari).

3)        Nafkah.

 

4)        Penghidupan.

 

5)        Pendapatan (uang dan sebagainya untuk memelihara kehidupan).

 

6)        Keuntungan.

7)        Kesempatan mendapat makan.

 

 

Manusia sering gelisah memikirkan rezekinya.

 

Termasuk para mahasiswa.

Cemas tentang rezekinya.

 

Sehingga muncul pertanyaan:

 

1)        Besok akan menjadi apa?

2)        Besok bisa makan apa tidak?

 

3)        Besok bisa bayar kuliah apa tidak?

4)        Dan seterusnya.

 

Imam Syafii memberi nasihat.

 

Jika dulu kamu belum jadi mahasiswa.

Rezekimu sudah dijamin oleh Allah.

 

Lewat berbagai cara.

 

Padahal kamu belum mandiri.

 

Tapi rezeki dari Allah tetap ada

Dengan berbagai cara.

 

Bisa lewat orang tua

Atau cara lainnya.

 

Jika sebelumnya Allah mencukupi rezekimu.

 

Yakinlah di masa depan.

Allah juga akan mencukupi rezekimu.

 

Maka jangan cemas dan gelisah dengan rezeki.

 

Sehingga dalam hidup ini.

Tak perlu menerjang aturan.

 

Tak perlu menabrak larangan.

Untuk dapat rezeki.

 

Dalam mencari rezeki.

Harus dengan cara halal.

 

Jangan cari rezeki.

Dengan cara haram.

 

Rezeki sudah ada yang mengatur.

 

Jika kita tak punya pekerjaan.

 

Lalu menjadi gelisah.

Hal itu manusiawi.

 

Karena tugas manusia.

Menurut fitrahnya adalah bekerja.

 

Fitrah manusia.

Punya kegiatan dan penghasilan.

 

Tapi jangan gelisah dengan hasilnya.

Masalah rezeki jangan dicemaskan.

 

Tugas manusia.

Yaitu bekerja dengan baik.

Sesuai bidangnya.

 

Kemudian hasilnya tawakal kepada Allah.

 

Mari kita kerjakan tugas kita.

Dengan sebaik-baiknya.

 

Urusan rezeki kembalikan kepada Allah.

 

Rezeki itu urusan Allah Yang Maha Pemberi rezeki.

 

Allah yang mengatur dan mencukupkan rezeki.

 

Maka jangan dicampur uang yang halal dan yang haram.

 

Agar rezeki kita menjadi berkah.

 

Rezeki yang berkah.

Mendatangkan kebaikan bagi pemiliknya.

 

Rezeki yang tak berkah.

Malah menyusahkan.

Dan membuat celaka pemiliknya.

 

Al-Quran surah Hud (surah ke-11 ) ayat 6.

 

۞ وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

 

Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).

 

 

(Sumber Ngaji Filsafat Dr Fahrudin Faiz)

0 comments:

Post a Comment