Friday, June 23, 2023

18707. SEJARAH PEMBUKUAN MUSHAF ALQURAN

 

SEJARAH PEMBUKUAN MUSHAF AL-QURAN

Oleh: Drs. HM. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

Zaman Nabi Muhammad.

 

Al-Quran sumber utama agama Islam.

Diwahyukan Allah lewat malaikat Jibril.

Kepada Nabi Muhammad.

 

Secara mutawatir.

Ketika terjadi peristiwa.

 

 Mutawatir.

Sifat hadis punya banyak sanad.

 

Diriwayatkan banyak perawi pada sanadnya.

Mustahil mereka sepakat berdusta.

Atau memalsukan hadis.

 

 Sanad.

Rentetan rawi hadis.

 

Kepada Nabi Muhammad.

Yang dapat dipercaya.


Perawi.

Orang yang meriwayatkan hadis Nabi Muhammad.

 

 Nabi menghafalkan ayat Al-Quran secara pribadi.

Mengajarkan kepada para sahabat.

Untuk dipahami, dihafalkan, dan dilaksanakan.

 

      Ketika wahyu turun.

 Nabi menyuruh Zaid bin Tsabit.

Untuk menulisnya.

Agar mudah dihafal para sahabat.

 

 Zaid bin Tsabit .

Salah seorang sahabat sangat cerdas.

 

      Zaid bin Tsabit diperintah Nabi.

Untuk  belajar bahasa asing.

 

Agar Nabi bisa berkirim surat.

Kepada para pemimpin bangsa lain.

 

Zaid bin Tsabit.

Mampu kuasai bahasa asing.

Dengan amat cepat.

 

 Para sahabat.

Rutin menulis teks Al-Quran.

Untuk dimilikinya sendiri.

 

Para sahabat.

Selalu menyodorkan Al-Quran kepada Nabi.

Dalam bentuk hafalan dan tulisan.

Untuk diperiksa kebenarannya.

 

    Zaman Nabi.

Alat tulis menulis amat terbatas.

 

Para sahabat menuliskan naskah tulisan teks Al-Quran.

Pada pelepah kurma, lempengan batu,  kepingan tulang hewan, dan lainnya.

 

Zaman Nabi.

 Naskah teks Al-Quran sudah tertuliskan.

Tapi masih berserakan.

 

 Tidak terkumpul dalam buku atau mushaf.

 

      Zaman Nabi sengaja dibentuk dengan hafalan  dan penulisan teks Al-Quran para sahabat.

 Karena Nabi masih menunggu wahyu berikutnya.

 

Sebagian ayat Al-Quran ada yang “nasikh” dan “mansukh”.

 

      Ayat “Nasikh” ialah ayat Al-Quran yang dihapuskan, dibatalkan, atau ditiadakan.

 

Ayat “Mansukh” adalah ayat yang menghapuskan, membatalkan, atau meniadakan.

 

Ayat “dimansukh” adalah ayat yang “diganti”.

 

Ayat “dinasikh” ayat yang “mengganti”.

 

       Zaman Nabi Al-Quran belum dibukukan, karena wahyu dari Allah melalui malaikat Jibril masih terus turun kepada Nabi Muhammad untuk menjawab pertanyaan dan menerangkan suatu kejadian atau peristiwa.

 

Zaman Khalifah Abu Bakar.

 

Nabi Muhammad wafat.

Abu Bakar menjadi  Khalifah.

 

Tahun 632 Masehi.

Terjadi Perang Yamamah.

 

Khalifah Abu Bakar.

Mengirim pasukan menumpas pemberontak.

 

Yang dipimpin Musailamah al-Kazzab.

Dia mengaku sebagai nabi. 

 

Khalid bin Walid.

Komandan pasukan Islam.

Berhasil menumpas pemberontak.

 

     Banyak sahabat Nabi.

Penghafal Quran yang gugur.

 

Umar bin Khattab gelisah.

Dia usul agar tulisan Al-Quran.

Dikumpulkan dalam buku.

 

Khalifah Abu Bakar.

Pada awalnya ragu.

Karena Nabi tidak pernah melakukannya.

 

    Umar bin Khattab berhasil meyakinkan Khalifah Abu Bakar.

Untuk membukukan Al-Quran.

 

Dibentuk “Tim Pengumpulan” Al-Quran.

Zaid bin Tsabit.

Salah seorang penulis wahyu.

 

Pada zaman Nabi.

Jadi Ketua Tim.

 

    Zaid bin Tsabit menerima tugas itu.

Meskipun awalnya menolak.

 

Tim Penyusun pembukuan Al-Quran melaksanakan tugasnya.

 

Khalifah Abu Bakar.

Memerintahkan semua sahabat.

Kumpulkan naskah tulisan Al-Quran.

Di Masjid Nabawi.

 

Syarat harus dipenuhi penyetor.

 

1.        Naskah tulisan harus sesuai hafalan para sahabat lain.

 

2.        Naskah tulisan ayat Al-Quran memang diperintah Nabi dan dituliskan di hadapan Nabi. 

 

Beberapa sahabat menulis naskah atas inisiatif sendiri.

 

3.        Naskah tulisan harus dibuktikan dengan 2 saksi.

 

      Tim Penyusun Mushaf Al-Quran berhasil melaksanakan tugasnya.

 

 Zaid bin Tsabit menyerahkan hasilnya kepada Khalifah Abu Bakar.

 

Ketika Abu Bakr wafat.

Buku mushaf Al-Quran.

Disimpan Khalifah Umar Bin Khattab.

 

      Zaman Khalifah Umar Bin Khattab.

 

Tidak terjadi penyusunan dan masalah mushaf Al-Quran.

 

Naskah mushaf Al-Quran sudah selesai.

Semua sahabat sepakat.

T idak terjadi perselisihan.

 

    Khalifah Umar bin Khattab.

Konsentrasi sebar Islam.

Ke seluruh wilayah.

 

Umar bin Khattab wafat.

Buku mushaf Al-Quran.

Disimpan Khalifah Usman bin Affan.

 

      Zaman Khalifah Usman Bin Affan.

 

Wilayah Islam makin luas.

Beragam suku bangsa masuk Islam.

 

 Terjadi beda logat, dialek, aksen, dan cara membaca Al-Quran.  

 

     Khalifah Usman Bin Affan.

Membentuk Tim Lajnah Al-Quran.

Ketua: Zaid bin Tsabit.

Anggota :

1)             Abdullah bin Zubair.

2)             Said ibnu Ash.

3)             Abdurahman bin Harits.

 

      Usman Bin Affan memerintahkan Zaid bin Tsabit.

Ambil mushaf di rumah Hafsah binti Umar.

 

Seragamkan bacaan dengan satu dialek.

 

Menjadi dialek Nabi Muhammad.

Dialek suku Quraisy.  

 

      Usman Bin Affan.

Memperbanyak jadi 6 mushaf.

 

1)                5 mushaf dikirim ke Mekah, Kuffah, Basrah, dan Syria.

 

2)                1 mushaf disimpan sendiri.

 

Mushaf itu disebut “Mushaf Usmani”.

 

 

Daftar Pustaka

1.Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  

2.Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

0 comments:

Post a Comment