14797. ADA 3 CARA HAMBAT ANIES BASWEDAN CALON PRESIDEN

 

 

 

ADA 3 CARA HAMBAT ANIES BASWEDAN CALON PRESIDEN

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Ada 3 skenario.

Untuk menjegal.

 

 Anies Baswedan.

Agar tak jadi Presiden 2024

 

Pengamat politik Tony Rosyid.

Berpendapat.

 

Bagi oligarki.

Anies Baswedan

 

Tampaknya, satu-satunya kandidat.

Yang dianggap tidak bisa dikendalikan.

 

Maka Anies Baswedan.

Harus dihentikan.

Sebelum dia maju. 

 

Pengamat politik.

Universitas Islam Negeri  (UIN).

Ciputat.

 

Tony Rosyid membenarkan.

 

Tokoh Partai Demokrat Andy Arif.

 

Bahwa ada tindakan sistematis.

Yang dilakukan pihak tertentu.

 

Untuk menjegal dan menghentikan.

 

Upaya Anies Baswedan.

 

Maju sebagai Calon Presiden.

Tahun 2024.

 

 Anies Baswedan.

Tidak boleh jadi capres.

Hal itu harga mati.

 

Ada pihak  yang merasa tidak aman.

Jika Anies Basedan.

Jadi calon presiden.

 

 Apanya yang tidak aman?

Semuanya.

 

Yaitu:

1)        Bisnis.

2)        Kepentingan politik.

3)        Bahkan dirinya juga tidak aman.

 

 Ahad, 4 September 2022.

 

Anies Baswedan.

Tampaknya, satu-satunya kandidat.

Yang dianggap tidak bisa dikendalikan.

 

Maka Anies Baswedan.

Harus dihentikan.

Sebelum dia maju. 

 

“Dikendalikan sebelum dia mengubah segalanya.

Hal itu ketakutan mereka,” kata Tony.

 

Ada 3 cara menghambat Anies Baswedan.

Agar gagal jadi calon presiden.

 

Yaitu:

1)        Dijadikan tersangka.

2)        Jangan dapat tiket 20 persen.

3)        Pemilu curang.

 

Tiga Langkah

Ada 3 langkah yang dilakukan.

Untuk menjegal Anies.

 

Cara Pertama.

Dijadikan tersangka.

 

Dalam kasus dugaan penyelewengan  uang Negara.

 

Sebelum jadi Gubernur.

Atau setelah jadi Gubernur.

 

Tindakan itu selama ini gagal.

Karena belum ditemui.

Penyimpangan

1)                Formula E.

2)                Stadion JIS.

3)                Dan lainnya.

 

Cara Kedua.

Jangan sampai mendapat tiket.

Dari partai atau gabungan partai.

 

Pasal 222 UU no 7 tahun 2017.

Tentang Pemilu.

 

Ada syarat.

Pasangan calon Presdien.

 

Harus didukung partai.

Atau gabungan partai.

 

Minimal 20 persen.

Kursi di DPR RI.

 

“Pembentukan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Dengan anggota 3 partai,  yaitu:

1)                Golkar.

2)                PAN.

3)                PPP.

 

Hal itu tampak upaya penjegalan.

 

Mereka khawatir.

 PAN dan PPP.

Mendukung Anies Baswedan.

 

Karena akar rumput.

Pemilih PAN dan PPP .

 

Banyak yang simpati.

Pada Anies Baswedan.

 

Dalam Golkar.

Ada Jusuf Kalla dan Akbar Tanjung.

Juga dekat dengan Anies Baswedan.

 

KIB akan mendukung Anies Baswedan.

Jika upaya penjegalan.

Tidak menunjukkan hasil.

 

Dinamika politik.

Bergerak cepat.

 

Anies Baswedan.

Cenderung didukung 3 partai tengah.

 

Yaitu:

1)                NasDem.

2)                Demokrat.

3)                PKS.

 

Cukup untuk mengusung.

Anies Baswedan.

Sebagai calon Presiden.

 

Tapi kasak-kusuk.

Penjegalan terus berlangsung.

 

Makin intens dan serius.

Seperti dikatakan Rocky Gerung.

 

Dalam Podcast-nya.

Bersama Hersubeno Arif.

 

Cara ketiga.

Jika pertama dan kedua gagal.

 

Yaitu pakai infrastruktur untuk curang.

 

Hal ini bisa bersifat masif.

Jika kubu Anies Baswedan.

Tidak antisipasi.

 

Kemungkinan  ada operasi gabungan.

Memakai institusi dan lembaga.

 

Untuk bisa mengalahkan.

 Anies Baswdan.

 

Tidak Ada Hubungan

Dia menegaskan.

Hal ini tidak ada hubungannya.

 

Dengan isu:

1)                Kadrun.

2)                Radikal.

3)                Intoleransi.

 

Hal ini semata–mata.

Soal tidak nyaman.

 

Segelintir orang.

Jika Anies Baswedan.

Menjadi Presiden.

 

Isu itu sampah.

Karena mereka merasa terancam.

 

Maka mereka goreng isu itu.

Saat ini mereka.

Sibuk berpikir dan bekerja.

 

Seperti dikatakan Andy Arif dan Rocky Gerung.

 

Apakah mereka berhasil menjegal Anies Baswedan.

 

Atau malah sebaliknya.

 Anies Baswedan.

Jadi presiden.

 

Meskipun dengan susah payah.

 

Mari kita tunggu takdir.

Dan masa depan bangsa ini,” demikian Tony Rosyid.

 

(sumber kba)