ULAMA TAJAM PENA MUBALIG TAJAM KATA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

A. Ulama Salaf Tajam Pena, Mubaligh Hanya Tajam Bicara
2.
Pengasuh pengajian Komunitas Padhang Makhsyar Kota
Batu.
3.
PWMU.CO-
Peradaban dibangun oleh budaya baca.
4.
Literat.
5.
Bukan
pidato dan ceramah di panggung sambil jari menunjuk berharap aplaus.
6.
Lebih serem lagi, ngaku failasuf produksinya
meme.
7. Peradaban Yunani kuno dibangun oleh
kecerdasan Aristoteles, Socrates, Plato dkk.
8. Buah pikirnya masih terus relevan.
9. Demokrasi, Moobcrasi, Republik,
Monarki, Oligarki, Diktatur, Gladiator, Zoon Politicon, dan lainnya.
10. Ini pikiran bening yang terus diulang
hingga hari ini.’
11. Karena tidak kehilangan relevansi.
12. Mereka para pemikir, failasuf yang
tak lekang karena panas dan tak lapuk karena hujan.
13. Tradisi baca tulis pada masa Yunani
sungguh menakjubkan.
14. Para failasuf itu layaknya nabi atau
suluh yang mencerahkan.
15. Dari para failasuf itulah peradaban
modern berpijak.
16. Berbeda dengan tradisi Yunani Kuno,
peradaban Microsoft sekarang justru sebaliknya.
17. Walter J. Ong, penulis buku, Literaty and
Orality, menyebut, kelisanan primer (primer orality) adalah peradaban
paling bawah.
18. Meski hidup dalam zaman Revolusi
Microsoft.
19. Tapi tetap saja memakai bahasa
cakap.
20. Tradisi share-copas lebih mengemuka
dibanding tradisi baca (iqra)
dan tulis (qalam) seperti
diajarkan Islam.
21. Tradisi baca dan tulis melahirkan
peradaban.
22. Tradisi copas dan share melahirkan
kawanan hoax.
B. Menulis
Kitab
1. Ulama salaf adalah para cendekiawan.
2. Penulis dan pembaca yang baik.
3. Mereka biasa berjam-jam dan
berlama-lama di pespustakaan.
4. Melakukan riset, tahqiq, mensyarah
hingga menterjemah.
5.
Ulama
salaf menghasilkan kitab bukan meme.
6.
Setidaknya
artikel, manuskrip atau suhuf yang dikodifikasi menjadi kitab.
7.
Ada
ratusan kitab dan syarh lahir dari buah pikir ulama terdahulu, ulama mutaqodimin.
8.
Dari
tulisan mereka peradaban Islam dibangun.
9.
Kita
mengenal ulama salaf dari 3 generasi emas pertama karena karyanya.
10. Semisal Abdullah bin Mas’ud, Hudzaifah bin
Yaman, Abdullah bin Umar, Zaid bin Tsabit.
11. Kemudian generasi Imam Malik, Imam
Abu Hanifah, Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Syafi’i, Imam Ghazali, Abu Hasan
al Asyari, al Hasan Bashri, Nafi bin Hurmuz.
12. Mereka disebut karena tulisannya
bukan dari pidatonya.
13. Kita bisa bayangkan, tanpa karya
mereka entah dari mana kita mengenal Islam.
14. Para ulama salaf mewakafkan dirinya jadi
bagian peradaban Islam mulia.
15. Mereka tercerahkan (rausyanfikir) dengan tradisi literasi
yang kokoh sebagai pusat episentrum kemajuan.
16. Para ulama salaf memberi uswah
tentang tradisi membaca dan menulis.
17. Terbuka dan inklusif terhadap
perubahan dan dinamika.
18. Tidak taqlid dan fanatik buta pada
masyayikhnya saja.
19. Tradisi ini menjadikan masa salaf
menjadi generasi emas.
20. Generasi teladan sebagai sumber
moral dan etik.
C.
Sebatas Orator
1. Salaf tidak dibangun sebatas simbol
pakaian atau atribut, hanya agar bisa berlagak salaf.
2. Perilaku salaf atau salafi hanya
simbol bukan substansi.
3. Jargon salaf kembali pada al-Quran
dan as-Sunah adalah kekokohan akademik, kekuatan literasi dan karya nyata
sebagai bukti amal saleh.
4. Puluhan perpustakaan, pusat riset
dan nizamiyah kokoh berdiri bukti kerja keras para ulama salaf yang sungguh-sungguh.
5. Para salaf juga akrab dengan pikiran
dunia luar.
6. Bahkan banyak menerjemahkan karya
failasuf Yunani.
7. Mereka berdiskusi, memberi catatan,
mentahqiq dan memberi syarh.
8.
Tradisi
ini menghilang berubah tradisi lisan dan visual yang rendah oleh para mubaligh.
9.
Hanya
semacam kawanan orator yang lomba pidato tapi miskin literasi.
10. Maka betapapun ribuan atau jutaan
aplaus yang didapat.
11. Hanya riuh seperti buih tanpa bekas.
12. Buya Hamka bertutur indah.
1)
Lapangan siasat bukan medanku
2)
aku dikenal seorang pujangga
3)
yang bersayap terbanglah laju.
4)
Aku kan tetap pahlawan pena.
(Sumber Sugeng
Purwanto)
0 comments:
Post a Comment