AL-QURAN MENJELASKAN KISAH
ORANG DEWASA DENGAN SANTUN
Oleh: Drs. H. M.
Yusron Hadi, M.M
Orang membeli
setumpuk kertas masih kosong mengeluh tentang mahalnya harga kertas.
Pembeli bertanya,
“Mengapa harga kertas
masih kosong ini lebih mahal daripada harga kertas yang telah berisi tulisan.
Bukankah tulisan punya
nilai tambah, semestinya harganya lebih mahal?”
Penjual menjawab,
“Kertas putih
yang masih kosong artinya kertas itu belum dicemari oleh tulisan.
Harganya lebih mahal
daripada karena kertas yang telah berisi tulisan.
Karena kertas yang
berisi tulisan berarti sudah tercemar, sehingga harganya murah.”
Pembeli
bertanya,
“Mengapa kamu
tidak mengibaratkan kertas yang masih kosong seperti gelas yang masih kosong.
Sedangkan kertas yang
telah berisi tulisan tidak diibaratkan gelas yang berisi minuman segar?”
Penjual menjawab,
“Seandainya
diibaratkan gelas berisi minuman, dan gelas itu bukan berisi minuman yang
menyegarkan.
Tetapi gelas berisi
air laut yang mengandung racun yang mematikan.”
Kertas berisi tulisan
punya nilai tambah.
Tetapi nilai tambah
dalam kertas itu bisa positif atau negatif.
Jika kertas berisi
tulisan menyenangkan dan bermanfaat untuk masyarakat, maka nilainya
positif.
Tulisan dalam
media massa dan lainnya juga demikian.
Jika
pertimbangannya kesenangan masyarakat saja.
Apalagi yang berselera
rendah dengan tujuan keuntungan materi saja.
Dan tidak
mempertimbangkan manfaatnya.
Maka tulisan itu dapat
membawa malapetaka.
Agama Islam bukan
tidak setuju dengan bacaan ringan.
Seperti humor yang
mengundang tawa.
Dan tidak melarang
orang-orang bergurau.
Nabi Muhammad pernah
bergurau yang diabadikan dalam sejarah.
Tetapi Nabi Muhammad
berkata benar dan tidak berbohong.
Agama Islam tidak
melarang pendidikan seks.
Asalkan tidak
mengumbar nafsu dan membangkitkan selera rendah.
Al-Quran juga berkisah
tentang rayuan dan kehangatan dalam bercinta.
Al-Quran surah Yusuf
(surah ke-12) ayat 23.
وَرَاوَدَتْهُ الَّتِي
هُوَ فِي بَيْتِهَا عَنْ نَفْسِهِ وَغَلَّقَتِ الْأَبْوَابَ وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ
ۚ قَالَ مَعَاذَ اللَّهِ ۖ إِنَّهُ رَبِّي أَحْسَنَ مَثْوَايَ ۖ إِنَّهُ لَا
يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ
Dan wanita
(Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan
dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: "Marilah
ke sini." Yusuf berkata: "Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku
telah memperlakukan aku dengan baik." Sesungguhnya orang-orang yang zalim
tiada akan beruntung.
Al-Quran surah Yusuf
(surah ke-12) ayat 24.
وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِ ۖ وَهَمَّ بِهَا لَوْلَا أَنْ رَأَىٰ
بُرْهَانَ رَبِّهِ ۚ كَذَٰلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ ۚ
إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ
Sesungguhnya wanita
itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun
bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tiada melihat tanda
(dari) Tuhannya. Demikian, agar Kami memalingkan darinya kemungkaran dan
kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.
Al-Quran juga bicara
puncak hubungan badan suami dan istri.
Tetapi
dimunculkannya dengan bahasa yang sopan dan santun.
Sehingga dapat
disampaikan dengan cara terhormat kepada anak-anak.
Nabi Muhammad
bersabda,
”Masuknya pedang
ke dalam sarungnya”.
Nabi Muhammad
bersabda,
“Ketika suaminya
menutupinya, maka istrinya mengandung dengan kandungan yang ringan”.
Al-Quran surah
Al-A’raf (surah ke-7) ayat 189 menjelaskan secara kiasan tentang pertemuan
sperma suami dengan ovum istri.
۞
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا
لِيَسْكُنَ إِلَيْهَا ۖ فَلَمَّا تَغَشَّاهَا حَمَلَتْ حَمْلًا خَفِيفًا فَمَرَّتْ
بِهِ ۖ فَلَمَّا أَثْقَلَتْ دَعَوَا اللَّهَ رَبَّهُمَا لَئِنْ آتَيْتَنَا
صَالِحًا لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ
Dia Yang menciptakan
kamu dari diri yang satu dan darinya Dia menciptakan istrinya, agar dia merasa senang
kepadanya. Maka setelah dicampurinya, istrinya itu mengandung kandungan yang
ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia
merasa berat, keduanya (suami istri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya
berkata: "Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang sempurna,
tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur".
Al-Quran ketika
menjelaskan sesuatu yang tabu dan khusus untuk orang dewasa.
Memakai redaksi yang
berselera tinggi, santun, dan indah.
Bukan dengan
kalimat yang berselera rendah.
Al-Quran tidak memakai
kalimat jorok.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish.
Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab, M. Quraish
Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit
Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish.
E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital,
Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
0 comments:
Post a Comment