JABATAN UNTUK TEGAKKAN AMAR MAKRUF NAHI MUNGKAR
Oleh: Drs. H. M.
Yusron Hadi, M.M
Pangkat dan jabatan sebagai alat untuk menegakkan amar makruf nahi mungkar
Allah menyukai orang mukmin dalam
barisan yang kokoh.
Agar umat Islam menyiapkan diri
secara matang.
Agar tidak lengah.
Ketika ada kelompok.
Atau apa pun yang ingin menyerang
dan menghancurkan umat Islam.
Maka umat Islam sudah siap tempur.
Kapan pun dan di mana pun berada.
Al-Quran surah As-Saf (surah
ke-61) ayat 4.
اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الَّذِيْنَ يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِهٖ صَفًّا
كَاَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَّرْصُوْصٌ
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di
jalan-Nya dalam barisan teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang
tersusun kokoh.
Al-Quran menegaskan.
Pentingnya umat lslam punya kekuasaan
politik.
Untuk menegakkan amar makruf nahi
mungkar.
Al-Quran surah Ali lmran (surah
ke-3) ayat 110.
كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ
وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ
الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ ۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ
الْفٰسِقُوْنَ
Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat)
yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentu lebih baik bagi mereka. Di
antara mereka ada yang beriman, tapi kebanyakan mereka orang fasik.
Ayat di atas memberi pelajaran bahwa
umat Islam adalah umat terbaik di dunia.
Jika menjalankan amar makruf dan nahi mungkar.
Karena beriman kepada Allah.
Menjalankan amar makruf.
Atau menyuruh umat berbuat baik relatif lebih mudah.
Tapi menegakkan nahi mungkar.
Atau mencegah kemungkaran lebih sulit.
Karena nahi mungkar harus
didukung kekuasaan politik.
Dengan kekuasaan politik.
Maka menegakkan nahi munkar.
Atau mencegah kemungkaran lebih
mudah.
Misalnya.
Jika Presiden adalah orang yang
bertakwa.
Maka mencegah kemungkaran sangat
mudah.
Contohnya, Presiden membuat surat
keputusan.
Misalnya, dalam 1 bulan, tidak
boleh ada pabrik minuman keras di Indonesia.
Tidak ada yang berani
menghalanginya.
Termasuk semua jenis kemungkaran
yang meresahkan masyarakat.
Dengan kekuasaan politik.
Semuanya mudah.
Rasulullah bersabda bahwa orang yang menumpas kemungkaran.
Dengan kekuasaan politik yang ada
padanya.
Maka imannya berada paling atas.
Rasulullah bersabda,
“Barang siapa melihat kemungkaran.
Hendaklah ia mencegah dengan
tangannya.
Jika tak mampu.
Hendaklah mencegah dengan lisan.
Jika tidak mampu juga.
Hendaklah ia mencegah dengan
hatinya.
Hal itu selemah-lemahnya iman.”
Mencegah dengan tangan.
Artinya dengan kekuasaan politik.
Bangsa Indonesia, menganut Trias
Politika.
Yaitu Eksekutif, Legislagis dan
Yudikatif.
Eksekutif adalah jabatan mulai Presiden
sampai Kepala Dusun di desa.
Eksekutif adalah tempat iman paling
atas.
Pertengahannya adalah dengan
lisan.
Yaitu kelompok ulama, dosen, guru,
dan ustaz.
Yang hanya bisa mengatakan.
Tetapi tidak punya kekuasaan.
Tapi tempat iman yang paling
bawah.
Yaitu mereka yang mencegah
kemungkaran dalam hatinya.
Artinya jika ada kemungkaran.
Dia tidak suka dan benci dalam
hatinya.
Tanpa bisa berbuat apa-apa.
Rasulullah bersabda bahwa orang
mukmin kuat itu lebih baik.
Dan lebih dicintai Allah daripada
mukmin lemah.
Hadis di atas menegaskan agar
orang mukmin punya kekuatan dalam kehidupannya.
Yaitu semua hal terkait kehidupan.
Karena orang mukmin yang kuat
lebih dicintai Allah ketimbang mukmin yang lemah.
Jika, dalam politik mukmin lemah,
maka akan dikuasai orang kafir.
Kuat secara politik.
Artinya berkuasa atau menjabat
dalam pemerintahan.
Kuat secara ekonomi.
Artinya tidak miskin, bisa
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sehingga tidak minta-minta kepada
orang lain.
Kuat dalam ilmu.
Artinya pintar dan cerdas.
Menguasai sain dan teknologi.
Tidak bodoh yang mudah ditipu dan
dirayu oleh orang kafir.
Kuat secara kesehatan.
Artinya tidak sakit-sakitan.
Karena makan yang halal dan
bergizi.
Kuat secara sosial budaya.
Artinya tidak “kuper” kurang
pergaulan.
Umat Islam harus silaturrahim
kepada siapa pun agar punya koneksi.
Sehingga memperkuat status
sosialnya.
Demikian pentingnya mukmin yang
kuat.
Mari kita berdoa dan ikhtiar.
Agar umat Islam punya kekuatan
dalam segala bidang.
Agar Umat Islam tampil sebagai
Imam.
Bukan sebagai makmum.
Amar makruf nahi mungkar tidak
berjalan maksimal.
Jika tidak didukung kekuasaan
politik.
Jika umat Islam lemah dalam
kekuasaan politik.
Maka umat Islam tidak bisa maksimal
menegakkan Al-Quran dan sunah.
Termasuk dalam membuat
Undang-Undang di DPR.
Mestinya wakil rakyat diisi oleh
mayoritas umat Islam.
Yang punya komitmen terhadap nilai
Islam.
Umat Islam wajib memilih pemimpin
politik yang beragama Islam yang bertakwa.
Kekuasaan politik itu mulai
Presiden, Menteri, Gubenur, Walikota/Bupati.
Termasuk Legislatif, Eksekutif
dan Judikatif.
Rebutlah kekuatan politik.
Dengan strategi sesuai Al-Quran
dan sunah.
Dengan kekuasaan politik.
Umat Islam bisa meningkatkan
kualitas semua bidang kehidupannya.
Yaitu hubungan kepada Allah.
Dan hubungan kepada sesama
manusia.
Nabi Muhammad adalah Rasulullah.
Juga sebagai kepala Negara.
Rasulullah memimpin 3 komunitas
besar.
Yaitu Muslimin, Yahudi dan
Nasrani di Madinah.
Rasulullah sebagai kepala negara berhasil
memimpin semua golongan yang berbeda.
Sehingga dakwah Islam berkembang
ke seluruh dunia.
Semoga kita peduli dengan politik.
Dengan aktif saat Pilkada dan
Pilpres.
Jangan sampai umat Islam acuh tak
acuh dan tak peduli.
Yang akhirnya.
Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif
dikuasai orang kafir dan munafik.
Jika orang kafir dan munfik
berkuasa.
Maka kepentingan umat Islam tidak
diperhatikan.
(Sumber Dr. Sulidar MA)


0 comments:
Post a Comment