MUHAMMADIYAH KAYA PENGURUSNYA
TAK KAYA
Organisasi Muhammadiyah didirikan K.H. Ahmad
Dahlan.
Di Kampung Kauman Yogyakarta.
Pada 18 November 1912.
Atau 8 Zulhijjah 1330 H.
Muhammadiyah didirikan untuk memurnikan ajaran Islam.
Yang banyak
dipengaruhi mistik.
Nama organisasi diambil dari nama Nabi Muhammad.
Muhammadiyah artinya pengikut Nabi Muhammad.
Tujuan Muhammadiyah mengembalikan penyimpangan yang terjadi.
Yang menyebabkan ajaran Islam bercampur dengan
kebiasaan.
Dengan alasan adaptasi.
Muhammadiyah banyak merefleksikan
perintah Al-Qur'an.
Antara lain surah Ali 'Imran ayat
104.
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat menyeru
kepada kebajikan.
Menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang
mungkar.
Mereka orang beruntung.”
Gus Dur guyon,
"Muhammadiyah itu kaya
raya.
Tapi pengurusnya
miskin-miskin."
Carl Whiterington, peneliti
senior Amerika menulis,
“Muhammadiyah adalah
organisasi yang diberkati.”
Muhammadiyah lahir jauh
sebelum NKRI berdiri.
Membuat rumah sakit sebelum
ada Kementerian Kesehatan.
Membuat sekolah dari PAUD hingga
perguruan tinggi sebelum ada Kemendikbud.
Membuat panti asuhan
sebelum ada Kementerian Sosial.
Mendirikan baitul maal.
Dan lembaga zakat sebelum
ada Kementerian Keuangan.
Jika ada yang bilang.
Bahwa Muhammadiyah kenyang
saat Orde Baru.
Itu tuduhan keji.
Muhammdiyah diajari untuk
memberi.
Bukan diberi.
Para pimpinan dan ulama Muhammdiyah
tak pandai bikin proposal.
Apalagi menjilat ke pejabat
untuk dapat proyek.
Muhammdiyah urunan bikin
masjid, sekolah, universitas dan rumah
sakit.
Setelah besar.
Diberikan untuk
Persyarikatan Muhammadiyah.
Semua amal usaha Muhammdiyah.
Bukan milik para pengurus.
Tapi milik Persyarikatan.
Tidak ada yang milik
pribadi.
Yang bisa diwariskan kepada
anak cucu.
Tiap pemberian dari
pemerintah atau siapapun.
Diterima dengan senang hati.
Sebagai amanah.
Meskipun mengaku organisasi
modern.
Tapi Muhammadiyah tetap
konvensional secara generik.
Tetap bersahaja, sederhana,
dan apa adanya.
Merawat urunan,
silaturahim, dan kajian sederhana.
Itu salah satu rahasia
kenapa
Banyak pengamat kagum.
Dengan gerakan yang digagas
Kiai Dahlan 109 tahun silam.
Mereka mengira.
Banyaknya perguruan tinggi.
Atau rumah sakit taraf
internasional.
Ribuan masjid dan sekolah.
Yang bertebaran di seluruh
nusantara.
Semua hasil minta-minta
atau sokongan rezim.
Itu keliru besar.
Tak ada bantuan asing atau
sokongan rezim.
Taruhlah ada.
Sangat sedikit sekali.
Muhammadiyah tak pernah
mengambil hak orang lain.
Tidak pernah mengambil
masjid, musala.
Atau menyerobot tanah orang
lain.
Muhammadiyah diajarkan
bersahaja dan MEMBERI.
Bukan mengambil paksa.
Muhammadiyah tetap
autentik.
Meskipun prestasi tak lagi
bisa diukur.
Pak AR Fachrudin.
Ketua PP Muhammadiyah.
Masih jualan bensin eceran.
Naik motor Yamaha butut.
Pak Amien Rais muadzin
reformasi.
Masih tetap bersahaja.
Dan istikamah menyuarakan
demokrasi.
Buya Syafi’i Maarif.
Masih biasa jalan kaki ke
masjid depan rumah.
Naik bus.
Dan antre nunggu giliran.
Prof Haedar Nashir naik
kereta api.
Dan duduk di serambi masjid.
Khusyuk mendengar khotbah
Jumat dari jamaah akar rumput.
Tanpa rasa canggung.
Tak ada kisah dramatic.
Yang heroik atau kisah buih
penuh kata dusta.
Ulama Muhammadiyah bersahaja.
Tak ada yang berkaromah.
Hampir semua ulama
Muhammadiyah bersahaja.
Memakai pakaian yang sama.
Makan di meja sama.
Minum pada gelas juga sama.
Tak ada yang istimewa.
Kendaraan yang sama.
Tak butuh pengawalan.
Atau penjagaan.
Dan perlindungan berlapis.
Juga tak butuh pembelaan.
Karena hujatan.
Atau celaan dari yang tak
suka.
Tak butuh buzzer.
Atau influencer agar popular.
Tak butuh follower untuk
menaikkan reputasi.
SELAMAT MILAD MUHAMMADIYAH
KE 109.
BALDATUN TOYYIBATUN WAROBBUN
GHOFUR
(Sumber FB)


0 comments:
Post a Comment